LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Wisata Bersama Blogger Pekalongan ke Ekowisata Petungkriyono (2)

| 36 Comments

Melanjutkan cerita yang kemarin ya, teman…

Sekitar pukul 9 pagi di Hari Minggu, 18 Desember 2016 lalu, kami memulai Wisata Bersama ke Petungkriyono dari shelter Doro dengan menggunakan ANGGUN PARIS.  Ini memang bukan kali pertama aku berkunjung ke Petungkriyono, sebelumnya aku pernah mengunjungi Curug Muncar bersama keluarga, namun pengalaman jalan-jalan kali ini sangat berbeda.

Anggun Paris membawa kami dengan mantab menuju lokasi-lokasi yang masuk dalam Paket Wisata ini, karena para pengemudi mobil ini adalah warga lokal yang sudah sangat berpengalaman dengan jalan-jalan di sana. Jadi rasanya ya tenang saja kami melalui jalan yang tak terlalu lebar, naik-turun, berkelok-kelok -kadangkala kelokannya tajam- serta kondisi jalan yang belum 100% mulus. Hanya sedikit deg-degan saja ketika harus papasan dengan bis kecil -kata mas Pemandu, itu bis jurusan Banjarnegara- atau mobil lain di tanjakan atau tikungan tajam.

Nah, dari sekian banyak tujuan wisata di Petungkriyono, mana saja yang masuk dalam paket kunjungan ini? Ini dia cerita kami di masing-masing lokasi tersebut :

Curug Sibedug

sibedug

Curug Sibeduk. ( Foto : Mechta )

Curug / air terjun ini berlokasi di Desa Kayupuring Kec Petungkriyono, terletak tepat di pinggir jalan raya sehingga sangat mudah diakses.  Terdapat 2 air terjun ( menjadi 3 bila musim hujan tiba ), dengan ketinggian sekitar 20 meter.  Pengunjung dapat bermain air di kolam bawah air terjun ini, atau sekedar bersantai menikmati gemericik air dan pemandangan nan hijau di sekelilingnya.

Sungai Welo Asri

weloasri

Selamat Datang di Wisata Alam WELO ASRI (Foto : Mechta)

Masih di Desa Kayupuring Kec. Petungkriyono, terdapat lokasi wisata alam WELO ASRI, dengan beberapa spot olahraga air yang cukup menantang, a.l : river tubing, sekedar ciblon atau terjun bebas dari tebing dengan beberapa variasi ketinggian.  Bagi yang tidak ingin terlalu memacu adrenalin dapat bermain air dan selfi-selfian di Taman Sungai atau di gardu pandang / panggung selfi yang dibuat di atas pohon besar bernama BULU KANGKANG.

taman-sungai

Mau foto-foto dulu di atas ‘jembatan panggung’ itu atau langsung ke Taman Sungai? Turun 100 m yaa… (Foto : Mechta)

welo1

100 m ke bawah… hmm… yuuk maree… (Foto : Mechta)

nyebrang

Selfi dulu di jembatan bambu…atau mau langsung nyebrang? Silakan pilih… (Foto : Mechta)

kayu-bulu-kangkang

KAYU BULU NANGKA adalah tulisan yg ada di papan nama di bawah pohon raksasa ini.  (Foto : Mechta)

Pohon raksasa ini menjadi salah satu daya tarik di lokasi Sungai Welo ini.  Terdapat 3 tingkat dek / panggung di pohon ini, yang dapat diakses dengan menaiki tangga kayu sempit yang hampir tegak lurus. Cukup sulit untuk naik / turun apalagi bila kondisi tangga licin setelah hujan. Namun, pemandangan dari atas sana indaaaah… Oya, maksimal 3 orang sekali naik yaa…

rphnwelo

Horee… kami cukup punya nyali untuk naik 🙂 (Foto : M. Irkham)

sungaiwelo

Cakep sungainya yaa… Dua foto di sebelah atas, pemandangan sungai dari atas Pohon Bulu Kangkang

tanggawelo

ehm…naiknya terasa jauuuh… ini bagian terberat bagiku dalam jalan2 kemarin…*curcol (Foto : Mechta)

Wanawisata Curug Lawe

at-curug-lawe

Sambutan Bupati, Penyerahan Bantuan CSR Bank Syariah Mandiri utk musholla  dan hiburan musik. (Foto : Mechta )

Wanawisata Curug Lawe ini terletak di Desa Kasimpar Kec. Petungkriyono, yang merupakan tujuan wisata yang mengasyikkan bagi pecinta hutan dan alam bebas.  Terdapat camping ground dan hamock area di hutan pinus yang langsung menyapa pengunjung setelah memasuki gerbang lokasi ini, dan pecinta swafoto dimanjakan dengan hiasan payung warna-warni di jalan masuknya serta adanya Jembatan Selfi dan Pohon Selfi.

wanawisata

Wanawisata Curug Lawe ( Foto : Mechta )

payung

Payung warna-warni…memancing munculnya aneka ekspresi 🙂 (Foto : Mechta & Ayi)

pohonselfi1

Pohon selfi ( Foto : Mechta )

panggung_selfi

Kalau yg ini dek / panggung selfi (Foto : Salim / Angga)

Oya, kondisi jalan menuju Pohon & Jembatan Selfi serta Curug Lawe berupa batu-batuan dan sebagian jalan tanah. Pilih alas kaki yang nyaman dan selalu perhatikan jalan ya, karena kalau tidak bisa berabe… Bisa juga menggunakan jasa ojek atau menyewa motor (trail) di sana, sekitar Rp. 30.000,- kata si Mas Ojeknya kemarin.  Jangan buang sampah sembarangan ya…sudah disediakan tempat-tempat sampah -meskipun tidak permanen- di tiap beberapa meter, kantongi dulu sampahmu sebelum menemukan tempat sampah yaa…

jalan_t-sampah

Gunakan alas kaki yg nyaman, hati-hati berjalan dan jangan buang sampah sembarangan yaa.. (Foto : Mechta)

Lokasi Curug Lawe sendiri sekitar 30-45 menit dari lokasi selfi-selfian itu, sehingga kemarin kami tidak mengunjunginya karena keterbatasan waktu. Hm, mudah-mudahan bisa ke sini lagi, khusus jalan-jalan sampai ke Curug Lawenya. Bocoran dari Salim yang sudah pernah ke sana, tracking-nya asyik..melewati hutan nan menghijau.  Juga disarankan untuk mengunakan jasa pemandu agar tak nyasar di jalan..hehe…

Curug Bajing

Lokasi terakhir yang kami kunjungi adalah Curug Bajing, yang terletak di Dusun Kambangan Desa Tlogopakis Kec. Petungkriyono.  Akses menuju Curug ini relatif mudah menurutku -bila dibandingkan dengan Curug Muncar, misalnya- tidak terlalu jauh dari area parkir (sekitar 300 meter) dengan jalan yang cukup landai. Yang terasa lebih istimewa lagi adalah dalam perjalanan menuju Curug, meskipun masih jauh sudah terlihat keindahan curug yang mempunyai ketinggian 75 m dengan debit air yang paling besar diantara curug-curug lainnya itu, sehingga kami merasa semangat untuk terus mendekat ke air terjun dan sungai yang indah itu.

klentungan

Klentungan, kesenian tradisional yang menyambut pengunjung di Curug Bajing (Foto : Mechta)

dupanbajing

Ada Gardu Pandang juga di area Curug Bajing ini… (Foto : Mechta)

jalan_c-bajing

Menuju Curug Bajing yang sudah terlihat elok dari jauh (Foto : Mechta)

ayi_c-bajing

Makin dekat makin elok… Makin penasaraaan… (Foto : Mechta)

tie_cbajing

Airnya tampak seputih salju dan selembut sutra..halaah..hehe.. (Foto : Ayi)

Naah… itu dia cerita jalan-jalan kami mengikuti Wisata bersama ke Ekowisata Petungkriyono atas undangan Bupati Pekalongan Bp. H. Asip Kholbihi, SH, MSi,  pada Hari Minggu yang lalu.

Alhamdulillah, cuaca mendukung…Langit cerah sejak berangkat hingga akhir kunjungan di Curug Bajing. Sesaat sebelum iring-iringan mobil meninggalkan lokasi, makbresss… hujan turun dengan deras, namun tidak merata. Selama perjalanan pulang, ada beberapa tempat yang hujan namun beberapa tempat lain kering. Konon, memang begitu cuaca di petungkriyono, tak dapat diprediksi, sehingga sebaiknya siap-siap payung / jas hujan untuk mengantisipasinya 🙂

Oya, ada beberapa catatan yg ingin kusampaikan kepada pengelola wisata ini, a.l :

  1. Perlu ditingkatkan keamanan pengunjung terutama pada spot-spot yang cukup berbahaya, misalnya tali-tali pengaman pada pohon-pohon selfi,ataupun pagar pembatas di pinggir-pinggir tebing. Bagaimanapun, kita tak ingin hal buruk terjadi, bukan?
  2. Perlu ditingkatkan ketersediaan air secara konstan baik di toilet-toilet ataupun mushola, agar kenyamanan pengunjung lebih menarik minat untuk kembali datang di lain waktu.
  3. Perlu ditingkatkan ketersediaan tempat sampah di lokasi-lokasi strategis, agar alam yang indah tak tercemar dengan sampah dari para pengunjung.
  4. Perlu ditingkatkan kualitas jalan akses menuju dan sepanjang lokasi-lokasi wisata Petungkriyono, sehingga meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung.

Namun overall kami sangat mengapresiasi paket wisata yang digagas ini. Semoga dengan berjalannya waktu akan makin meningkat pelayanannya, sehingga makin meningkat pula kesejahteraan masyarakat yang terlibat dan makin tersiar #WonderfulKabPekalongan serta #TheBeautyofPekalonganRegency.

Maturnuwun, Bapak Bupati dan seluruh jajarannya yang telah memfasilitasi kami… Maju terus  Kab Pekalongan!

36 Comments

  1. Pingback: Melepas Rindu ke Petungkriyono |

  2. Pingback: Menyapa Kembali Curung Bajing di Petungkriyono |

Leave a Reply

Required fields are marked *.