Lalang Ungu. Berkenalan dengan Bawang Dayak baru kulakukan sekitar setahun lalu, tepatnya sejak aku menjadi bagian dari keluarga besar Dinas yang sekarang menjadi tempatku bertugas sehari-hari. Oya, apakah teman-teman juga sudah mengenal tumbuhan yang dikenal sebagai salah satu jenis obat herbal ini? Bila belum, yuk kenalan dulu….
Flashback ke awal tahun lalu, hari-hari pertamaku bertugas di kantor baru, kugunakan untuk mengenal lingkungan kerjaku. Tidak hanya ruangan-ruangan kerja saja tentunya, namun juga lingkungan di luar gedung alias halaman dan juga kebun. Ya, berbeda dengan kantor-kantorku terdahulu, tempat tugasku kali ini mempunyai lahan yang cukup luas di sekitar gedung kantor yang juga digunakan sebagai ‘lahan percobaan’ budidaya beragam tanaman pangan maupun hortikultura.
Nah, suatu pagi saat jalan-jalan di luar ruangan, aku melihat beberapa polibag berisi tanaman hijau yang nampak subur. Waaah..ada Anggrek tanah, pikirku waktu itu. Ya, penampilan tanaman itu sangatlah mirip dengan tanaman Anggrek tanah yang pernah kumiliki dulu : daunnya panjang berbentuk pita dengan tulang daun yang khas memanjang sampai ke ujung. Mirip dengan daun Anggrek tanah atau pohon Salak, bukan?

Tanaman Bawang Dayak dengan daunnya yang khas
Tapi, ternyata perkiraanku itu salah. Tanaman yang kulihat itu sama sekali bukanlah Anggrek tanah. Salah seorang rekan baruku mengatakan bahwa nama tanaman itu adalah Bawang Dayak, bukan termasuk tanaman hias sebagaimana Anggrek tanah, namun termasuk tanaman berkhasiat obat.
Karena penasaran, aku pun mencari tahu tentang tanaman itu dan khasiatnya / manfaatnya sebagai obat, dan inilah rangkuman hasil pencarianku itu :
Tentang Bawang Dayak
Bawang Dayak yang sering disebut juga Bawang Sabrang ini mempunyai nama latin Eleutherine palmifolia L.Mer , banyak dibudidayakan di Kalimantan dan masyarakat suku Dayak telah turun temurun memanfaatkannya sebagai obat alternatif.
Meskipun hampir serupa dengan bawang merah biasa, namun Bawang Dayak ini mempunyai kekhasan yaitu umbinya yang berwarna merah terang ini permukaannya lebih licin dan apabila kita mengirisnya, warna merah ini akan tertinggal di kulit kita. Saat mengiris Bawang ini, mata kita juga tidak akan terasa pedih sebagaimana bila kita mengiris Bawang merah.
Kandungan dan manfaat Bawang Dayak
Salah satu artikel pada mediskus-com menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada tumbuhan ini terkandung fitokimia seperti alkaloid, flavaloid, steroid, glikosida, fenolik maupun zat Tanin, yang kesemuanya itu besar perannya bagi kesehatan tubuh.
Dalam artikel tersebut dituliskan juga beberapa manfaat Bawang Dayak antara lain : obat sakit perut, obat flu, anti inflamasi, anti bakteri, anti kanker serviks, mencegah jantung koroner, mengobati diabetes, dll. Namun meskipun demikian, disarankan tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat alternatif ini agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan. Silakan teman-teman gugling untuk mencari tahu lebih rinci ya… 🙂
Oya sayangnya, dari artikel-artikel yang kubaca aku belum juga mendapatkan penyebutan dosis dalam pengobatan tersebut. Mungkin memang perlu konsultasi lebih lanjut bagi yang ingin mengkonsumsi ya…
Bertanam Bawang Dayak
1. Pembibitan
- Bibit dapat dipilih dari umbi yang telah tua, besar dan kondisinya bagus (tidak ada cacat).
- Siapkan gelas plastik, isi air secukupnya
- Tusukkan lidi pada bagian tengah bibit yang terpilih, lalu letakkan pada bibir gelas dengan bagian bawah mengarah ke bagian gelas berisi air
- Biarkan hingga akar dan tunas muncul, hingga ketinggian tunas sekitar 10 cm, siap untuk dipindahkan ke media tanam
- Selain langkah-langkah tersebut di atas, dapat juga dilakukan pembibitan dengan membenamkan langsung umbi terpilih di media tanam, setelah tumbuh tunas setinggi 5-10 cm, bibit siap dipindahkan ke tempat yang lebih besar atau langsung dilakukan perawatan bila bibit telah ditanam di pot / polibag besar. Cara ini lebih praktis.
2. Penanaman & Perawatan
- Setelah tunas siap, pindahkan ke media tanam yang sudah disiapkan (tanah + pupuk kandang / kompos)
- Dalam setiap pot tanam 2-3 bibit yang telah bertunas, karena makin sedikit jumlah bibit dalam 1 media akan makin baik pertumbuhannya (tidak harus bersaing mendapatkan zat hara)
- Tempatkan pot dengan bibit baru tersebut di tempat yang teduh, lakukan penyiraman dan pemupukan sesuai kebutuhan, hingga tanaman siap panen
3. Pemanenan

Bawang Dayak yang baru saja dipanen
- Pemanenan dapat dilakukan sekitar 5-6 bulan. Salah satu tanda tumbuhan ini siap dipanen bila telah muncul bunga-bunganya, yang berukuran mungil dan berwarna putih.
- Lakukan pemanenan dengan cara menggali di sekitar pokok tanaman, dan mengambil umbinya.
- Potong daun yang ada, keringkan sebentar di bawah sinar matahari agar tahan dalam penyimpanan, sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut
4. Pengolahan Umbi

Bawang Dayak siap diolah
Umbi Bawang Dayak ini dapat dijadikan simplisia (irisan kering), bubuk atau juga dibuat manisan.
Untuk pembuatan simplisia, bawang dicuci bersih, lalu diiris-iris tipis, selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Selanjutnya dapat disimpan sebelum digunakan / diproses lebih lanjut.
Bila ingin membuat bubuk, maka simplisia yang telah disiapkan tadi bisa digerus / digiling hingga menjadi bubuk yang halus lalu dikemas untuk disimpan / digunakan.

Tahapan pengolahan Bawang Dayak menjadi Simplisia
Bawang Dayak dapat juga dibuat manisan lho… Tapi terus terang aku belum pernah membuat dan mengkonsumsinya, cara pembuatan berikut ini kudapat dari beberapa artikel ya..
- Pisahkan umbi bawang dengan daun dan akarnya, cuci bersih lalu kukus selama 5 menit.
- Buat larutan gula (perbandingan gula dan air = 1:1) masak sambil terus diaduk-aduk sampai mengental.
- Masukkan bawang yang telah dikukus tadi, aduk hingga rata, angkat dan siap dinikmati.
Nah..itu dia perkenalan kita dengan Bawang Dayak, salah satu tanaman berkhasiat obat. Saat ini telah banyak diperjual-belikan secara online juga lho, baik umbinya sebagai bibit, umbi segar, maupun olahannya berbentuk simplisia ataupun bubuk. Oya, adakah teman-teman yang sudah pernah menanam, mengolah atau mengkonsumsi Bawang Dayak ini? Sila bagi cerita di kolom komen ya… Terima kasih..
October 12, 2018 at 08:04
Aku baru tau soal bawang dayak ini. Sama seperti bawang merah nggak ya ? Etapi itu manfaatnya juga banyak ya mbk. Aku penasaran sm bawang ini yang manisannya.
October 12, 2018 at 12:31
Nah..aku juga penasaran dgn manisannya tp blom berani nyoba ..karena pernah nyoba yg diseduh…dan pahit! Haha…
October 12, 2018 at 09:01
Jadi penasaran dengan bawang dayak, oh iya bawang dayak ini apa sama dengan bawang biasa bisa dipakai sebagai bumbu masakan? Terus rasanya gimana?
October 12, 2018 at 12:31
Beda mba…yg ini utk obat herbal. Rasanya? Pahit! Haha…
October 12, 2018 at 14:19
Baru tau saya tentang Bawang Dayak ini. Bentuknya beda dengan bawang yanh kita kenal ya?
October 12, 2018 at 21:17
Iya mba..lebih besar bentuknya
October 12, 2018 at 14:44
Aku juga baru pertama kali ini tahu tentang Bawang Dayak.
Yang aku tahu cuma Bawang Batak atau lokio, yang biasa dipakai untuk makanan khas Tapanuli Utara, “arsik”. Ada juga yang memakainya sebagai campuran masakan “Goreng Balado”.
Dan hari ini aku pas BW, di sebuah artikel blogger tentang lumpia Semarang, lokio mentah juga disantap bareng lumpia Semarang.
October 12, 2018 at 21:18
Oh..lokio itu Bawang yg kecil2 utk dimakan bersama Lumpia itu to?
October 12, 2018 at 16:13
Pernah dikasih oleh-oleh sama teman kalo aku bilang rasanya lebih manis dibanding bawang lainya dan baunya lebih menyengat
October 12, 2018 at 21:19
Lho…kmrn aku nyicip ini rasanya pahit tuh mba? Apa rasanya beda2 di lidah masing2 orang ?
October 12, 2018 at 21:59
Sekilas sama aja dengan bawang merah biasa tapi lebih lonjong dan merah. Pernah lihat ada yang jualan ini tapi waktu itu ga sempat nanya apa ya khasiatnya sampe dijual khusus gitu.
October 13, 2018 at 04:18
Ya mba..lebih besar & lonjong / memanjang ..
October 13, 2018 at 02:56
saya baru tahu ada jenis bawang yang bernama bawang dayak, selama ini tahunya hanya bawang merah, bawang putih sama bawang bombay doang, hehehe 🙂
tapi kalo dilihat-lihat, bawang dayak ini mirip banget dengan bawang merah yaa, Mba
October 13, 2018 at 04:19
Apalagi kalo sdh diiris-iris…makin mirip mba hehe…
October 13, 2018 at 05:10
Aku baru tahu bawang dayak ini, mana bisa buat manisan lagi. Kalau dicampur oseng2 kayanya enak. Warna merahnya bikin mata cerah
October 13, 2018 at 12:15
Hihi..blom pernah nyobain nih aku..
October 13, 2018 at 10:00
Berarti rasanya tidak sepedas bawang merah mungkin ya mbak? Enak dibuat fried onion kaya bawang bombay kali yaa :))
October 13, 2018 at 12:16
Aku pernah nyobain seduhannya..rasanya pahit mba.. blm tahu kalo digoreng gmn rasanya hehe..
October 13, 2018 at 10:50
Ini bawangnya lebih besar ya dari bawang biasa, tapi langsing. Enak ngeliatnya. Jadi pengen masak.
October 13, 2018 at 12:17
Nah ..saya paling suka warnanya..merah cerah hehe…
October 13, 2018 at 11:52
Pertama lihat foto di atas kupikir ya mirip banget sama bawang merah. Ternyata punya perbedaan. Terutama soal warna dan efek tidak pedasnya. Ini bisa jadi lahan usaha nih, Mbak.
October 13, 2018 at 12:18
Memang sdh ada yg menjadikannya ladang usaha, Ika.. banyak yg cari untuk obat herbal
October 13, 2018 at 13:29
Warna merah dari bawang dayak bisa tertinggal di tangan, ya? Bagaimana kalau dijadikan pewarna makanan ya? Bisa, kan?
October 13, 2018 at 22:11
Inovasi baru nih…mungkin mau coba mba?
October 13, 2018 at 15:11
Keliatan ya mbak bedanya sama bawang yg biasa dijual di pasaran. Lebih nendang warnanya.
October 13, 2018 at 22:12
Iya mba..lebih cemerlang ya mba…
October 13, 2018 at 15:58
Aku pernah nemu bawang Dayak ini pas di Care Free day mba. Katanya memang banyak sekali khasiatnya. Aku belum pernah nyoba dan penasaran juga sama rasanya 🙂
October 13, 2018 at 22:14
Kapan2 kalo Nemu lagi dicoba ya mba.. saya penasaran karena yg pernah saya rasakan (pahit) kok berbeda dgn yg dirasakan teman lain..
October 13, 2018 at 16:44
Bisa dijadikan manisan ya mba, jadi penasaran gimana rasanya. Bawang-bawangan kayaknya nyaris serupa manfaatnya. Salah satunya adalah anti inflamasi, ya mba
October 13, 2018 at 22:15
Iya mba… Sebenarnya setiap ciptaan NYA pasti ada manfaatnya ya..mgkn kita saja yg blm tahu semua..
October 13, 2018 at 20:05
Sepertinya beberapa waktu silam sempat booming yaa…
Karena banyaknya manfaat, maka orang-orang pada beralih pengobatannya menggunakan bawang dayak ini.
Tapi aku lupa…khasiatnya apa..
Hanya saat itu, Ibu dan Babe rahimahullah rajin sekali mencari dan mengkonsumsi bawang.
October 13, 2018 at 22:16
Ya mba.. dari hasil gugling saja kita tahu aneka manfaatnya.. Sayang tidak banyak (saya blm Nemu) yg nyebut dosisnya..
October 13, 2018 at 23:16
Bawang dayak ini populer ya sekarang. Keren Indonesia punya banyak plasma nutfah banyak banget
October 14, 2018 at 06:50
Iya mba..secara online pun bisa membelinya..
October 13, 2018 at 23:27
Aku dulu pas lihat, ga percaya kalau ini bawang. Aku pikir ada nama lain.
Bawang Dayak di lidahku ga begitu amis sih…
October 14, 2018 at 06:50
Pahit gak mbak? Aku ngerasain pahit, tp temanku merasakan kok ga pahit katanya..
October 13, 2018 at 23:33
Aku baru denger kai ini deh mba. Tapi mungkin udah pernah liat sebelumnya 🙂
October 14, 2018 at 06:49
Ya mba..mgkn sdh pernah lihat..di pasaran (online juga) banyak juga mba..
October 13, 2018 at 23:57
Baru tahu ini Mbak, bagus dong ya klo diiris gak pedis gitu.
Rasanya gimana ni Mbak klo dijadikan bawang goreng? Mirip bawang merahkah? *penasaran. Belum pernah lihat sih disini.
October 14, 2018 at 06:47
Blm pernah mencoba digoreng mba.. waktu itu mencoba diseduh..agak pahit di lidahku .
October 14, 2018 at 01:08
Aku sering menemukan bawang dayak ini Mbak. Gampang juga mengembangbiakkannya lho.. Tapi jujur, baru tau manfaat dan cara mengolahnya. Aku kira ini cuma tanaman bawang-bawangan buat pemanis taman aja.
October 14, 2018 at 06:47
Iya mba..dia tidak menuntut perawatan yg rumit..jadi enteng yg nanam hehe..
October 14, 2018 at 02:20
aku pernah lihat ada yang jual bawang dayak ini di seputaran masjid raya bandung.. waktu itu belum tau khasiatnya.. trus gak lama, baca majalah trubus.. baru tau dahsyatt.. tau gitu kemarin kemarin belii.. hihihi
October 14, 2018 at 02:21
aku pernah lihat ada yang jual bawang dayak ini di seputaran masjid raya bandung.. waktu itu belum tau khasiatnya.. trus gak lama, baca majalah trubus.. baru tau dahsyatt.. tau gitu kemarin kemarin belii.. hihi
October 14, 2018 at 06:46
Nah..besok2 kalau Nemu yg jual beli ya mba..hehe..
October 14, 2018 at 03:36
tanaman tanaman kayak begini harus dilestarikan banget ya mbak
harus di sosialisasikn juga ke para masyarakat siapa tau ada juga yang mau tanam di rumah nya
October 14, 2018 at 06:45
Nah iya..seperti salah satu teman yg punya tanaman obat tp tak terawat karena blm tahu manfaatnya..
October 14, 2018 at 04:10
Wah baru tahu saya ini, Mbak. Belum ada saya lihat di kota saya. semoga ada yang budi dayakan juga di Makassar
October 14, 2018 at 06:44
Insya Allah ada mba..karena sdh banyak pula yg mencari..
October 14, 2018 at 06:48
Sebenarnya sdh banyak juga di pasaran mba..mungkin karena blm pernah butuh jadi kita kurang perhatikan ya..hehe..
October 14, 2018 at 15:34
Panjang ya bawangnya. Bisa nih dijadikan penelitian untuk herbal
October 16, 2018 at 03:52
Wah bru tahu nih bawang dayak…pingin nanem