LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Berkenalan dengan Bawang Dayak

| 52 Comments

Lalang Ungu. Berkenalan dengan Bawang Dayak baru kulakukan sekitar setahun lalu, tepatnya sejak aku menjadi bagian dari keluarga besar Dinas yang sekarang menjadi tempatku bertugas sehari-hari. Oya, apakah teman-teman juga sudah mengenal tumbuhan yang dikenal sebagai salah satu jenis obat herbal ini? Bila belum, yuk kenalan dulu….

Flashback ke awal tahun lalu, hari-hari pertamaku bertugas di kantor baru, kugunakan untuk mengenal lingkungan kerjaku. Tidak hanya ruangan-ruangan kerja saja tentunya, namun juga lingkungan di luar gedung alias halaman dan juga kebun. Ya, berbeda dengan kantor-kantorku terdahulu, tempat tugasku kali ini mempunyai lahan yang cukup luas di sekitar gedung kantor yang juga digunakan sebagai ‘lahan percobaan’ budidaya beragam tanaman pangan maupun hortikultura.

Nah, suatu pagi saat jalan-jalan di luar ruangan, aku melihat beberapa polibag berisi tanaman hijau yang nampak subur. Waaah..ada Anggrek tanah, pikirku waktu itu. Ya, penampilan tanaman itu sangatlah mirip dengan tanaman Anggrek tanah yang pernah kumiliki dulu : daunnya panjang berbentuk pita dengan tulang daun yang khas memanjang sampai ke ujung. Mirip dengan daun Anggrek tanah atau pohon Salak, bukan?

Tanaman Bawang Dayak dengan daunnya yang khas

Tapi, ternyata perkiraanku itu salah. Tanaman yang kulihat itu sama sekali bukanlah Anggrek tanah. Salah seorang rekan baruku mengatakan bahwa nama tanaman itu adalah Bawang Dayak, bukan termasuk tanaman hias sebagaimana Anggrek tanah, namun termasuk tanaman berkhasiat obat.

Karena penasaran, aku pun mencari tahu tentang tanaman itu dan khasiatnya / manfaatnya sebagai obat, dan inilah rangkuman hasil pencarianku itu :

Tentang Bawang Dayak

Bawang Dayak yang sering disebut juga Bawang Sabrang ini mempunyai nama latin Eleutherine palmifolia L.Mer , banyak dibudidayakan di Kalimantan dan masyarakat suku Dayak telah turun temurun memanfaatkannya sebagai obat alternatif.

Meskipun hampir serupa dengan bawang merah biasa, namun Bawang Dayak ini mempunyai kekhasan yaitu umbinya yang berwarna merah terang ini permukaannya lebih licin dan apabila kita mengirisnya, warna merah ini akan tertinggal di kulit kita. Saat mengiris Bawang ini, mata kita juga tidak akan terasa pedih sebagaimana bila kita mengiris Bawang merah.

Kandungan dan manfaat Bawang Dayak

Salah satu artikel pada mediskus-com menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada tumbuhan ini terkandung fitokimia seperti alkaloid, flavaloid, steroid, glikosida, fenolik maupun zat Tanin, yang kesemuanya itu besar perannya bagi kesehatan tubuh.

Dalam artikel tersebut dituliskan juga beberapa manfaat Bawang Dayak antara lain : obat sakit perut, obat flu, anti inflamasi, anti bakteri, anti kanker serviks, mencegah jantung koroner, mengobati diabetes, dll. Namun meskipun demikian, disarankan tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat alternatif ini agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan. Silakan teman-teman gugling untuk mencari tahu lebih rinci ya… 🙂

Oya sayangnya, dari artikel-artikel yang kubaca aku belum juga mendapatkan penyebutan dosis dalam pengobatan tersebut. Mungkin memang perlu konsultasi lebih lanjut bagi yang ingin mengkonsumsi ya…

Cara Bertanam Bawang Dayak

1. Pembibitan

  • Bibit dapat dipilih dari umbi yang telah tua, besar dan kondisinya bagus (tidak ada cacat).
  • Siapkan gelas plastik, isi air secukupnya
  • Tusukkan lidi pada bagian tengah bibit yang terpilih, lalu letakkan pada bibir gelas dengan bagian bawah mengarah ke bagian gelas berisi air
  • Biarkan hingga akar dan tunas muncul, hingga ketinggian tunas sekitar 10 cm, siap untuk dipindahkan ke media tanam
  • Selain langkah-langkah tersebut di atas, dapat juga dilakukan pembibitan dengan membenamkan langsung umbi terpilih di media tanam, setelah tumbuh tunas setinggi 5-10 cm, bibit siap dipindahkan ke tempat yang lebih besar atau langsung dilakukan perawatan bila bibit telah ditanam di pot / polibag besar. Cara ini lebih praktis.

2. Penanaman & Perawatan

  • Setelah tunas siap, pindahkan ke media tanam yang sudah disiapkan (tanah + pupuk kandang / kompos)
  • Dalam setiap pot tanam 2-3 bibit yang telah bertunas, karena makin sedikit jumlah bibit dalam 1 media akan makin baik pertumbuhannya (tidak harus bersaing mendapatkan zat hara)
  • Tempatkan pot dengan bibit baru tersebut di tempat yang teduh, lakukan penyiraman dan pemupukan sesuai kebutuhan, hingga tanaman siap panen

3. Pemanenan

Bawang Dayak yang baru saja dipanen

  • Pemanenan dapat dilakukan sekitar 5-6 bulan. Salah satu tanda tumbuhan ini siap dipanen bila telah muncul bunga-bunganya, yang berukuran mungil dan berwarna putih.
  • Lakukan pemanenan dengan cara menggali di sekitar pokok tanaman, dan mengambil umbinya.
  • Potong daun yang ada, keringkan sebentar di bawah sinar matahari agar tahan dalam penyimpanan, sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut

4. Pengolahan Umbi

Bawang Dayak siap diolah

Umbi Bawang Dayak ini dapat dijadikan simplisia (irisan kering), bubuk atau juga dibuat manisan.

Untuk pembuatan simplisia, bawang dicuci bersih, lalu diiris-iris tipis, selanjutnya dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Selanjutnya dapat disimpan sebelum digunakan / diproses lebih lanjut.

Bila ingin membuat bubuk, maka simplisia yang telah disiapkan tadi bisa digerus / digiling hingga menjadi bubuk yang halus lalu dikemas untuk disimpan / digunakan.

Tahapan pengolahan Bawang Dayak menjadi Simplisia

Bawang Dayak dapat juga dibuat manisan lho… Tapi terus terang aku belum pernah membuat dan mengkonsumsinya, cara pembuatan berikut ini kudapat dari beberapa artikel ya..

  • Pisahkan umbi bawang dengan daun dan akarnya, cuci bersih lalu kukus selama 5 menit.
  • Buat larutan gula (perbandingan gula dan air = 1:1) masak sambil terus diaduk-aduk sampai mengental.
  • Masukkan bawang yang telah dikukus tadi, aduk hingga rata, angkat dan siap dinikmati.

Nah..itu dia perkenalan kita dengan Bawang Dayak, salah satu tanaman berkhasiat obat. Saat ini telah banyak diperjual-belikan secara online juga lho, baik umbinya sebagai bibit, umbi segar, maupun olahannya berbentuk simplisia ataupun bubuk. Oya, adakah teman-teman yang sudah pernah menanam, mengolah atau mengkonsumsi Bawang Dayak ini? Sila bagi cerita di kolom komen ya… Terima kasih..

52 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.