LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Ketika Melon dan Maaf dipertukarkan …

| 51 Comments

Lalang Ungu. Ketika Melon dan Maaf dipertukarkan, sepadankah? Mentari di siang itu sedang senang-senangnya membagikan sinar teriknya, sementara aku dan rekan-rekan sedang rehat sejenak di antara kesibukan kami mempersiapkan acara esok harinya.

Bu, ada yang ingin ketemu…” suara salah seorang rekan dari ambang pintu. Kulihat ada dua orang remaja berseragam SMP berdiri  bersamanya, maka aku pun mempersilakan mereka berdua masuk. Kebetulan tak ada kursi lain di ruangan itu, sehingga mereka berdua berdiri di depan meja yang sedang kutempati.

Ada yang bisa saya bantu, dik?” tanyaku kepada mereka. Sempat terlintas di benakku, mungkin mereka ingin mencari info tentang sesuatu dari kantor kami.

Kami ingin minta maaf, Bu..” jawaban salah seorang dari mereka mengejutkanku.

Lho..kenapa? Kesalahan apa yang sudah kalian perbuat?

Penuturan mereka kemudian membuatku teringat pada kekecewaan besar yang kami rasakan beberapa hari sebelumnya.

Ya.. Pada suatu pagi beberapa hari sebelumnya, rekan yang bertugas merawat kebun memberi laporan yang mengejutkan buatku.

Bu, rencana kita panen Melon bersama Pak Wali di peringatan HPS nanti tampaknya gagal, Bu..” lapor mereka dengan sedih.

Kenapa, pak? Perkiraan kita melon-melon itu siap petik pada Jumat nanti, bukan?

Ya Bu…tapi yang bagus-bagus hilang..tinggal beberapa namun kurang baik

Dan begitulah, ketika kami ke kebun di belakang, memang tak banyak lagi buah berwarna keemasan yang sudah siap petik. Menurut penjaga, buah-buah itu tidak hilang bersamaan, tapi beberapa kali. Masih ada beberapa, dan kuminta untuk dipetik dan diperam saja, lumayan masih bisa dipotong-potong dan disajikan nantinya. Kami pun merencanakan acara lain pengganti panen Melon. Hm, panen kangkung & bayam menjadi salah satu alternatifnya.

Kekecewaan terbesar yang kami rasakan adalah karena tidak berhasil menampilkan hasil kerja keras teman-teman pada kegiatan HPS yang akan dihadiri oleh Walikota. Alhamdulillah masih ada tanaman sayuran yang bisa dipanen bersama, namun kehilangan ‘primadona’ yang digadang-gadang selama ini -hanya beberapa hari sebelum Hari H- memang cukup mengesalkan. Siapa yang sudah duluan memanen hasil kerja kami??

Buah Melon BPP Kertoharjo

Melon-melon dalam kenangan…

Bu..kami sungguh minta maaf Bu.. ” suara pelan dua remaja itu membawaku kembali dari ingatan tentang kehilangan itu. Jadi, rupanya benar dugaan beberapa rekan sebelumnya bahwa sebagian tersangkanya adalah murid dari sekolah sebelah kantor kami. 😔

Kutatap mereka berdua. Ada setumpuk kesal di hatiku, tapi juga ada secuil rasa kagum karena mereka berani mengakui kesalahan mereka : makan hasil curian! Ya, menurut mereka, bukan mereka berdua yang melakukan pencurian. Mereka hanya ikut makan buah Melon yang sudah dipotong-potong di kelas. Lalu ketika kemudian mereka tahu asal dari buah itu, mereka menyesal dan takut. Setelah menimbang-nimbang, mereka memberanikan diri datang untuk minta maaf dan minta diikhlaskan bagian Melon yang sudah mereka makan.

Aku menghela nafas. Aku kesal sekali…tapi entah kenapa aku tak sanggup menghukum mereka.  Kurasa, keberanian mereka perlu dihargai. Seingatku, aku hanya ‘menguliahi’ mereka tentang adab yang mestinya juga telah mereka dapatkan dari guru / pembimbing mereka. Pada akhirnya menyatakan bahwa kami memaafkan mereka setelah mereka berjanji tak akan mengulangi perbuatannya,  namun juga menyatakan bahwa dosa atas perbuatan mereka adalah urusan mereka dengan Tuhan. Aku menghargai keberanian mereka meminta maaf namun juga meminta bantuan mereka untuk menyadarkan teman-teman mereka yang telah berbuat salah.

Mungkin ada rekan-rekanku yang merasa tak puas karena aku merasa cukup sampai di situ saja penyelesaiannya, tidak mau melaporkannya ke sekolah mereka. Ya, mungkin memang aku terlalu lemah. Kepada rekan-rekanku aku berjanji, bila setelah ini ada lagi masalah kehilangan yang mengindikasikan keterlibatan anak-anak sekolah sebelah, maka kupastikan pihak sekolah akan menerima laporannya.

Peringatan HPS ke-38 tk Kota Pekalongan

Sebagian kemeriahan acara Peringatan HPS ke-38 Tk Kota Pekalongan

Itu terjadi beberapa hari lalu. Alhamdulillah, acara peringatan Hari Pangan Sedunia ke-38 yang diselenggarakan kantor kami telah berjalan lancar. Insiden kecil itu tidak berpengaruh besar. Dan hari ini, ketika menengok kebun Melon itu…aku teringat akan kejadian itu.

Menurut teman-teman, salahkah keputusanku memaafkan mereka dan tidak memperpanjang masalah itu? Atau, kalau itu terjadi pada kalian..langkah apa yang akan kalian ambil terhadap kedua remaja itu? Silakan share pendapat kalian di kolom komen ya… Terima kasih…

51 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.