
Foto : Pixabay
Ketika kemampuan mengemudi menjadi suatu kebutuhan, maka aku pun harus berjuang keras menghapuskan trauma-trauma yang selama ini membelenggu dan kembali menguatkan hati untuk belajar mengemudi.
Ada beberapa momen yang membuat kebutuhan itu muncul. Ketika harus menjalankan tugas malam hari (saat lebih aman dan nyaman mengendarai mobil daripada bermotor-ria) atau ketika tiba-tiba hujan deras dan harus segera pergi ke suatu tempat, ataupun ketika ingin mengajak ibu pergi berdua ke suatu tempat. Itulah beberapa saat di mana saat ini aku masih harus tergantung pada pihak lain dalam hal ini keluargaku, dan tak bisa sat-set pergi sendiri.
“Mbok belajar nyetir lagi to mbak, biar nggak bingung kalau ada keadaan darurat begini..” begitu seringnya adikku mengingatkan, karena memang sudah pernah beberapa kali belajar nyetir, tapi lalu terhenti setelah ada kejadian-kejadian yang membikinku gamang.
Ya, seperti telah kusampaikan di awal tulisan ini, ada trauma yang harus kuhilangkan. Mungkin dengan membahas beberapa kejadian itu bisa membuatku lebih mudah melepaskan rasa takut itu. Setidaknya ada tiga kejadian yang membebani pikiranku.
Yang pertama kecelakaan ‘kecil’ dalam perjalanan pulang dari Semarang, kalau tidak salah di daerah Mangkang. Kami baru saja terlepas dari sebuah antrean panjang kemacetan, mobil sedang berjalan perlahan ketika tiba-tiba terdorong keras ke samping disertai suara benturan. Masih dalam kondisi kaget kami kemudian berhenti di bahu jalan, menyaksikan truk besar yang menyenggol kami melenggang pergi, meninggalkan lekukan tajam di bagian kanan-belakang body mobil dan perasaan campur-aduk pada aku, ibu dan adikku yang mengemudi. Di jalan raya, mobil-mobil kecil seperti mobil kami memang seringkali harus ‘tahu diri’ melawan bus-bus raja jalanan ataupun truk tronton yang bagai raksasa itu.
Kejadian berikutnya yang membekas di hati tepat terjadi di suatu siang, sepulang kami belajar mengemudi. Di kompleks perumahan, beberapa ratus meter dari rumah, seorang pengendara motor menyalip kami dari kiri dan terjatuh tepat di depan mobil kami. Jika dirunut kembali memang murni bukan karena kesalahan kami, namun seringnya pada kejadian seperti itu, pengguna kendaraan yang lebih besar tetap dituntut untuk bertanggung jawab. Membawa korban ke RS terdekat, menunggunya hingga selesai operasi jempol kakinya yang patah, dan menanggung biayanya cukup membuat perasaanku -dan juga dompet- amburadul.
Kejadian berikutnya tidak kualami sendiri, seorang teman mengalami kecelakaan saat belajar mengemudi dan menyebabkan mobilnya rusak meskipun -alhamdulillah- tidak ada korban jiwa. Nah, itu beberapa kejadian yang membuatku berhenti belajar mengemudi. Entah kenapa, susah sekali membesarkan nyali yang sudah kadung menciut karenanya.
Alasan-alasan tak logis yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh adikku yang sebelumnya juga menjadi mentorku dalam latihan mengemudi. “Kejadian-kejadian itu memang harus membuat kita waspada, tapi tidak lantas membuat kita berhenti untuk maju,” ujarnya selalu, setiap kali membujukku. Bahkan ia mengingatkan juga bukankah kami telah berupaya melindungi diri juga melalui asuransi-asuransi?
Ah ya, jadi ingat bahwa setelah kejadian itu kami menyadari pentingnya asuransi, tidak hanya bagi jiwa kami namun juga bagi mobil kesayangan. Beruntung mendapat info tentang Futuready yang memberi banyak kemudahan dalam berasuransi. Oya, teman-teman sudah kenal kan dengan Futuready?
Awalnya dulu kukira itu adalah salah satu perusahaan asuransi, namun ternyata bukan. Futuready adalah broker asuransi, sebuah supermarket asuransi online berlisensi OJK. Sebagaimana halnya konsep supermarket di mana kita bisa memilih beragam jenis produk di suatu tempat, begitu pula halnya dengan Futuready yang bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan asuransi terpercaya dan menawarkan produk-produknya untuk dapat kita pilih sendiri sesuai kebutuhan.
Untuk mencari asuransi mobil yang bagus misalnya, kini tak sulit lagi. Ada beberapa asuransi mobil yang dapat kita pilih, antara lain produk asuransi AXA, ACA, SImas Net, Adira, Avrist dan Malacca. Tidak hanya asuransi mobil saja, ada pula jenis-jenis asuransi kecelakaan, asuransi perjalanan dan asuransi kesehatan yang dapat kita pilih.

Futuready, supermarket asuransi online
Kita tinggal memilih sesuai kebutuhan kita, setidaknya dengan 4 keuntungan yaitu : (1) Mudah, baik dalam penjelasannya, perbandingannya maupun klaimnya. (2) Praktis. Terjangkau di manapun kita berada dan kapanpun kita mau. (3) Sesuai, dengan kebutuhan dan kemampuan kita. (4) Aman. Terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ah iya…iya.. Adikku benar. Memang sudah saatnya aku move on dari kejadian-kejadian di masa lalu itu dan kembali bersemangat untuk belajar mengemudi lagi.

Bisa mengemudi sendiri ke mana-mana..salah satu harapanku ☺
Apakah teman-teman bisa membantuku membangkitkan semangat? Mungkin dengan berbagi pengalaman mengemudi yang menyenangkan? Yuuk..bagi kisahnya di kolom komentar ya.. Terimakasih..
December 1, 2018 at 07:35
Mantep futuready ini ya Mba Tant, ak pengen ajaran mengemudi samas masju ga boleh. Jare kudu megang mobil terus, nek ga ya lupa lagi dan kagok gitu.
December 1, 2018 at 07:39
Sebenarnya ini ketrampilan penting ya Nyi..apalagi kalau kondisi darurat..itu mangkanya aku pengen belajar lagi..
December 23, 2018 at 14:45
Ayok mba Tan belajar lagi sepulang dari umroh
January 5, 2019 at 21:42
Yuuk..
December 1, 2018 at 08:09
Memang kalau sudah sering melihat kejadian yang tidak mengenakkan saat belajar mengemudi baik mobil maupun motor, jadi ada semacam ketakutan tersendiri yang bikin ciut nyali..tapi dengan tekad yang kuat pasti semua bisa diatasi..tetep semangat mba…mudah mudahan bisa
December 1, 2018 at 08:56
Semoga ya mba… Ni masih terus nguat2in ati nih…
December 1, 2018 at 13:36
Duh, ini aku butuh banget deh. Enak liat rang orang bisa wara wiri ke sana ke mari naik kendaraan sendiri. Masalahnya saya gak mau, takut. Pernah nyoba bawa sekali, abis tu gak mau lagi *malu ih
December 1, 2018 at 18:02
Nah..saya juga sedang menguatkan hati untuk belajar mba..agar bisa lebih mandiri kelak..hehe..
December 1, 2018 at 14:16
Apalah dayaku yang nggak bisa nyetir. Naik motor aja aku masih takut dan trauma. Daerah Mangkang kok sering banget ya ada kecelakaan kayaknya. Harus super hati-hati memang kalau di jalan raya itu.
December 1, 2018 at 18:03
Nah..rasa trauma itu yg harus kita kalahkan, Farid.. *sambil ngomong ke diri sendiri..hehe..
December 1, 2018 at 15:20
Aku juga pakai asuransi mba.. pengemudi kita di sini kurang disiplin dan suka menyalahkan pengemudi lainnya. Padahal mereka yang salah!
December 1, 2018 at 18:04
Dengan asuransi, minimal kita punya perlindungan awal..seperti halnya payung saat hujan ya mba ..
December 1, 2018 at 21:14
Saya belum bisa mengemudi mba jangankan mengemudi mobil mengendarai motor belum bisa
Butuh keberanian besar untuk belajar kembali, semangat mba
December 2, 2018 at 17:25
Terimakasih Ainhy.. semangat juga utkmu ya…
December 1, 2018 at 22:34
Asuransinya sangat lengkap ya, mbak.
Sampai ada asuransi perjalanan
December 2, 2018 at 17:24
Iya mba..kumplit dan banyak pilihan ya..
December 2, 2018 at 06:17
Nah kalau aku malah jangan disuruh bawa mobil, karena kalau aku yang bawa ada aja, enggak ditabrak cuman seringnya nabrak, nabrak tiang, keserempet tembok dan lain-lain.
Intinya sih mbak jangan takut dan tetep semangat!
December 2, 2018 at 17:24
Ok mbaa…insya Allah semangaaaat…
December 2, 2018 at 07:01
Ibuku selalu bilang “Saat membawa kendaraan, pikiran jangan santai ke mana-mana…fokus memohon pada Allah, bahwa di jalan itu…bukan cuma yang terlihat saja penghuninya, tapi juga yang kasat mata.”
Jadi berbekal “Bismillahi tawakkaltu” ….in syaa Allah bisa mengatasi segala rintangan.
Apalagi setau saya, Semarang jalannya semua datar kan yaa…?
Ga ada yang naik-turun.
((kecuali kalau mau parkir di mall))
December 2, 2018 at 17:23
Naah…trims tips nya ya mba.. betul sekali bahwa kita harus senantiasa berdoa & mohon perlindungan-Nya..
December 2, 2018 at 07:27
Aku bisanya naik motor kak ga bisa nyetir mobil soale belum punya mobil hehe. Pengen sih bisa nyetir tapi ya nanti aja lah ya kalau udah ada mobilnya hehe.
December 2, 2018 at 17:21
Nah..aku dulu bisa naik motor juga karena terpaksa..harus bisa agar mandiri dalam bekerja.. hehe..
December 2, 2018 at 09:55
Betul banget, mbak. Dan ini PR besarku, belajar nyetir. Ah, naik motor aja aku belum bisa, kemana-mana diantar. Duuh
December 2, 2018 at 17:20
Gak apa mba..satu2 dulu belajarnya ya..hehe..
December 2, 2018 at 13:29
Aku belum bisa nyetir karena belum punya mobil hehe. Tapi jaman sekarang memang harus serba bisa biar ga tergantung oranglain
December 2, 2018 at 17:19
Nah..duluu..sebelum ada mobil aku malah lumayan rajin latihan lho.., tapi setelah beberapa kejadian itu kok malah ‘mbleret’ hehe..
December 2, 2018 at 16:26
Saya lebih bisa mengemudi mobil daripafda motor, Mbak. Tetapi, memang mengemudi juga harus terus dilakukan. Kalau enggak, bisa kagok lagi saat di jalan
December 2, 2018 at 17:18
Nah iya…semakin banyak ‘jam nyetir’ semakin terampil atau kalo istilah Bhs Jawa : lanyah…
December 2, 2018 at 18:24
Walaupun traumatis harus diatasi dan hadapi semua tantangan ya Mbak
December 2, 2018 at 21:04
Siap..insya Allah mba.. Trims supportnya ya..
December 2, 2018 at 19:15
Aku pun masih mau belajar nyetir, tapi kalo lihat jalanan rame bin macet gitu langsung deh nyerah dulu
December 2, 2018 at 21:03
Hihi…nyali langsung ciut dulu ya mbak..
December 2, 2018 at 21:03
Insya Allah, mbak Lia.. Trims supportnya ya..
December 2, 2018 at 21:49
Aku sampai sekarang kemana-mana selalu naik ojek online. Belum berani berkendara sendiri. Mental kudu siap mba kalau ingin berkendara apalagi di kota besar seperti Jakarta. Semangat terus mba.
December 3, 2018 at 02:30
saya suka takutan jd sampai sekarang naik motor atau mobil gak bisa, apalagi setelah suami kecelakaan, tambah2
December 3, 2018 at 03:19
Aku sampe skrg cuma bisa naik motor, mobil blm bisa karena blm berani juga. Emang harus ngumpulin tekad kuat ya biar berani 🙁
December 3, 2018 at 04:54
Ayo Mbak, bismillah.. Aku juga pengen bisa nyetir sendiri ke mana-mana, Mbak.. Tapi nunggu punya mobil dulu. 😀
December 3, 2018 at 05:35
Aku pernah belajar nyetir waktu kuliah. Udah bisa bawa mobil ke kampus lewat jalan tol. Lha kok habis nikah ketemu suami yang ga bolehin nyetir karena takut aku kenapa napa, haha.
December 3, 2018 at 06:29
bener banget mba. sayangnya sampai sekarang aku belum bisa nyetir moil sendiri. mau belajar kok masih takut
December 3, 2018 at 06:45
Emang ya, namanya di jalanan mah, apapun bisa terjadi, wajar sih klo kecelakaan gitu bikin trauma, tapi kita jg bisa selalu memilih untuk mengatasinya kan yaa
December 3, 2018 at 06:45
Jangankan nyetir mobil, bawa motor saja saya tidak tahu, beuh
Sebenarnya pernah juga bawa motor, tapi sejak kecelakaan dan motor saya meluncur ke bawah jembatan jadi trauma de.
December 3, 2018 at 06:46
Kalo aku pengalaman buruk jaman masih sering traveling, bbrp kali kecopetan. Sejak saat itu jd lbh aware dan beli asuransi perjalanan.
December 3, 2018 at 07:02
Alhamdulillah aku dah bisa mengemudi mbak, tapi pas pindah jkt simku hangus krn waktu itu mau ngurus kok ribet ma bayi, hiks.
Pengen banget punay sim lagi, tapi aku semenjak di jkt cemen gak berani nyetir2 lg, apalagi blm ada mobil sendiri, trus jd nyaman banget kemana2 naik krl atau kendaraan onlen haha
December 3, 2018 at 07:11
Aku lagi mau ambil kursus nyetir. Ga mau belajar sama suami pasti grogi huehehehe
December 3, 2018 at 07:21
Ibuku juga dulu pernah mengalami trauma nyetir gara2 ga sengaja nabrak orang
December 3, 2018 at 07:22
Kalo aku ga bisa nyetir krn akunya emang disorientasi arah terus
December 3, 2018 at 07:23
Aku udah 2 tahun punya SIM mobil, tapi bisa dihitung pakai jari di satu tangan berapa kali aku bawa mobil Soalnya di Jakarta itu nggak nyaman banget bawa mobil, seringnya bikin emosi.
December 3, 2018 at 07:47
Aku bisa setir mobil tapi ga pernah nyetir ya tetep kagok & ga berani. Jadi kemana2 mengandalkan motor atau disupirin suami aja 🙂
December 3, 2018 at 08:03
Ya ampun mba smoga suatu saat kemampuan menyetirnya terasah kembali ya. Aku pun meraakan bahwa sebaiknya menyetir ini wajib kita miliki tapi ya apa daya kadang masih trauma, Hehhee
December 3, 2018 at 08:22
Kemampuan mengemudi ini jadi paling utama banget. Kadang kita hati-hati dan resikonya ada orang yang ga hati-hati, banyak yang nyetir serampangan.
Aku ngga suka nyetir di yang crwoded, milih pake ojol, apalagi klo di jakarta. Hehehe
December 3, 2018 at 09:33
Kok mirip dengan kisah traumaku naik mobil, Mba. Dulu aku udah sampai punya sim A loh. Suatu hari pas lagi nyetir srempetan dengan truk, body mobil sampe tergores parah, pintu depan pas pengemudi sampai dekok. Habis itu trauma kalau mau nyetir lagi, Mba. Setiap kali duduk di belakang setir, telapak tanganku langsung keringatan.
December 4, 2018 at 07:02
Pengen belajar nyetir biar bisa punya mobil walau cara kredit asal sesuai dengan prosedur
December 4, 2018 at 20:18
Yuk yuuuk..semangat belajar setir ..
December 5, 2018 at 13:40
Dulu berani, sekarang belum punya nyali mbak. Entahlah setelah punya anak kok jadi agak takut gitu ya, hehehe
December 6, 2018 at 18:55
Hehe ..ya ada juga yg begini mba..
December 6, 2018 at 22:13
Asuransi mobil dan kecelakaan buat yang baru belajar nyetir itu wajib kayaknya. Aku dulu pas baru belajar, dalam 3 tahun masuk bengkel 10x, 9 tabrakan/keserempet 1 kemalingan. Hahaha. Alhamdulillah ga pernah sampai luka. Membantu banget sih asuransi itu
May 12, 2019 at 18:24
Entah kapan saya bisa berani nyetir, bahkan naik motor saja saya jerit2 sendiri apalagi mobil yang ga keliatan ban nya dari dalam mobil hahaha