Hai Sahabat Lalang Ungu..apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu ya.. Dalam tulisanku kali ini aku ingin bercerita pengalamanku saat mengikuti Festival Tanah Tua Semedo, antara lain berkesempatan mengenal Rumah Vernakular di Desa Semedo.
Lokasi Desa Semedo
Desa Semedo adalah salah satu desa yang terletak di Kec. Kedungbanteng Kab. Tegal Jawa Tengah. Dari Kota Tegal jaraknya sekitar 30 km dengan perkiraan waktu tempuh 56 menit menggunakan mobil dan rute terbaik adalah lewat depan pasar Surodadi terus ke arah Selatan, lalu setelah melewati bawah jalan tol Pemalang ambil arah ke kiri yaitu ke Jl Raya Sigentong terus lurus hingga ada papan penunjuk jalan arah Desa Semedo yaitu ke kanan lewat jembatan selanjutnya satu jalur itu akan mengarah ke Desa Semedo.
Kalau dari Slawi melalui jalur menuju Pangkah laluĀ Jl. Raya Timur Balamoa, Jl Herjasari Selatan, Jl Raya Sigentong lalu Jl Semedo. Meski dalam Google map jarak lebih dekat (26 km) namun waktu tempuh ternyata lebih lama (1,5-2 jam), hal ini karena ruas jalan relatif sempit dan kondisi jalan kurang bagus sehingga tidak bisa memacu kendaraan.
Apa itu Rumah Vernakular?
Itulah tanya yang langsung muncul di benakku ketika mendapat peta Desa Semedo dan ada tanda-tanda segitiga yang tertera di peta itu, dengan keterangan ‘rumah vernakular’ .
Ketika kutanya pada panitia Festival Tanah Tua Semedo, kutemukan beberapa jawaban berbeda. Ada yang mengatakan rumah-rumah tua, ada yang bilang rumah tradisionil. Hm, oke lah..mari kita tanya Mbah Google saja..hehe..
Akhirnya kutemukan jawaban itu di wikipedia, tentang pengertian Rumah Vernakular atau tepatnya Arsitektur Vernakular :
Arsitektur Vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan dan kebudayaan di tempat asalnya
Nah..dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa Rumah Vernakular adalah rumah yang menggunakan arsitektur vernakular, yaitu dipengaruhi oleh perilaku, kebiasaan dan kebudayaan setempat.
Ciri-ciri Vernakular
Masih dari Wikipedia, kuketahui bahwa ciri-ciri Rumah Vernakular a.l : (1) menggunakan bahan lokal. (2) menggunakan pengetahuan lokal. (3) menggunakan teknik sederhana. (4) merupakan produk masyarakat lokal. (5) berkaitan dengan budaya.
Nah..setelah tahu ciri-cirinya itu maka kami pun akan mudah menemukannya saat mengeksplor Desa Semedo.
Eh, kenapa pula harus mencari Rumah Vernakular itu di Semedo?
Hehe..itu karena salah satu acara dalam Festival Tanah Tua Semedo yang kami ikuti ini adalah lomba foto dengan smartphone, dan obyek foto antara lain Rumah Vernakular di Semedo ☺
Dan inilah beberapa Rumah Vernakular di Semedo hasilĀ hunting kami kemarin :
Dari beberapa gambar di atas terlihat beberapa kesamaan, a.l : dinding papan kayu dan atau anyaman bambu; bentuk khas segi empat sederhana dengan tiang-tiang kayu penyangga atap pada teras; ventilasi rumah hanya melalui jendela-jendela yang bentuknya mirip dengan daun pintu hanya berbeda ukuran. Atap dari genteng tanah liat dan lantai tanah atau tanah yang sudah diplester.
Bahan-bahan ini digunakan mungkin karena banyak ditemukan di Desa ini dan kurangnya ventilasi mungkin agar rumah hangat karena desa ini letaknya di lereng bukit. Eh paragraf ini sih hasil analisa ngawurku saja ya, karena kemarin memang belum sempat bahas hal ini dengan rekan-rekan dari Semedo, hehe..
Nah itulah cerita perkenalanku dengan Rumah Vernakular yang ada di Desa Semedo tempat berlangsungnya Festival Tanah Tua Semedo. Kalau di daerah teman-teman, bagaimana bentuk khas Rumah Vernakular-nya dan bahan apa yang dominan digunakan untuk membangunnya? Yuk bagi ceritanya di kolom komen ya..
Ohya, tentang Festival Tanah Tua Semedo itu sendiri, insya Allah akan kutuliskan pada post-post berikutnya ya..
Pingback: Pengalamanku Mengikuti Festival Tanah Tua Semedo 2019 |
Pingback: Sejenak Menikmati (Calon) Museum Situs Semedo |