Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu.. Sudah tahu kan ya, tentang GWK Cultural Park yang menjadi salah satu ikon wisata Pulau Dewata alias Pulau Bali? Nah, kali ini aku akan ceritakan pengalamanku saat lakukan kunjungan singkat ke GWK Cultural Park Bali.
Ketika banyak teman-teman menuliskan tentang serunya kunjungan mereka ke GWK yang kini semakin cantik, dalam hati aku berharap untuk bisa mengunjunginya kembali. Alhamdulillah, menjelang akhir pekan kemarin ndilalah aku mendapat tugas 2 hari dinas ke Bali. Tak pelak, kusisipkan rencana kunjungan ke GWK ini pada kedatanganku ke Bali kali ini, meski pada saat-saat akhir yaitu sebelum ke Bandara untuk pulang..
Garuda Wisnu Kencana memang bukan tempat yang sama sekali asing buatku, aku pernah dua kali ke lokawisata ini sebelumnya. Namun kedua kunjungan itu sebelum tahun 2018 saat patung besar Garuda Wisnu Kencana selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden RI. Jadi aku penasaran dengan kondisi GWK setelah peresmian. Patung Dewa Wisnu dan Patung Garuda yang keduanya berukuran raksasa..bagaimana bila disatukan menjadi sebuah patung raksasa lain bernama Garuda Wisnu Kencana?? Begitulah rasa penasaranku selama ini.. Adakah di antara kalian yang berpikiran serupa??
Karena ternyataaaa..itu salah,teman-teman.. Patung Garuda Wisnu Kencana, patung Wisnu dan patung Garuda, ketiganya adalah patung berbeda!! 🤣
Lokasi GWK Cultural Park
Ohya, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau GWK Cultural Park yang luasnya sekitar 60 Ha ini berlokasi di Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Jam operasional tempat wisata ini adalah jam 08.00 – 20.00 WITA.
Kemarin, dari daerah Legian -tempat menginap- kami menggunakan mobil online menuju lokasi ini, dengan lama perjalanan sekitar 1 jam karena lalu lintas yang relatif padat di Jumat sore itu. Sekitar jam 3 sore WITA kami sampai di lokasi parkir GWK dan harus sudah menuju Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 4 sore. Duuh hanya punya waktu 1 jam di GWK? Ya..syukuri saja..hehe..
Shuttle bus menuju Plaza Bhagawan
Kalau pada kunjungan-kunjunganku terdahulu di GWK, bis yang kami tumpangi bisa parkir di dekat lokasi, maka ternyata saat ini aturannya berubah. Setelah membayar parkir mobil Rp10.000,- kami harus turun di tempat parkir ini dan selanjutnya pengunjung menggunakan shuttle bus untuk menuju Plaza Bhagawan.
Plaza Bhagawan di GWK Cultural Park
Plaza Bhagawan adalah tempat pertama kedatangan pengunjung di GWK Cultural Park Bali. Sebuah ruang terbuka yang cukup luas dengan 3 buah patung putih besar yang akan menyita pandangan kita.
Itu adalah patung dari Bhagawan Kashyapa bersama kedua isterinya yaitu Winata dan Kadru. Menurut legenda, Bhagawan Kashyapa yang merupakan salah satu dari 7 Resi yang sering disebut dalam teks Agama Hindu ini adalah ayah dari Garuda sedangkan Winata adalah ibu dari Garuda. Adapun Kadru adalah istri lain Bhagawan Kashyapa, yang mempunyai anak 1000 naga.
Harga tiket GWK Cultural Park Bali
Di Plaza Bhagawan ini pengunjung membeli tiket masuk. Pada 8 Nopember 2019 lalu, tiket masuk untuk orang dewasa Rp.125.000,- sedangkan untuk anak dan Lansia Rp.100.000,- . Tiket ini merupakan tiket untuk pengunjung yang akan masuk ke area GWK dengan berjalan kaki. Apabila ingin menggunakan shuttle car, maka harus membeli tiket lain seharga Rp.30.000,-
Kendaraan shuttle bekapasitas 6 pengunjung ini akan membawa pengunjung dari Plaza Bhagawan langsung ke lokasi GWK Statue. Berhubung saat kami datang kemarin matahari masih terik dan waktu kami pun terbatas, maka kami memutuskan menggunakan layanan ini.
Pengunjung mendapatkan senteng / selendang yang harus dipakai selama di GWK ini (aku dapat warna unguuu..horee). Oh ya, pengunjung harus berpakaian sopan dan bagi pengunjung yang mengenakan celana pendek, diminta menggunakan kain sarung yang disediakan di sana.
Untuk pengunjung yang memilih berjalan kaki, masuk melalui pintu masuk yang berada di Plaza Kencana.
GWK Statue
Tak sampai 10 menit berkendara dari shelter di Plaza Bhagawan, sampailah kami di area Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK Statue). Sebuah gedung besar dengan patung besar di atapnya menyambut kami.
Ah, ternyata aku salah!!
Itu bukan gedung beratapkan patung, namun patung yang sangaaaat besar dengan pondasi yang merupakan jalan masuk ke dalam badan patung. Pengunjung dapat naik sampai ke lantai 23, dari 30 lantai yang ada.
Wow..besar sekaliii..
Iya, patung Garuda Wisnu Kencana yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 September 2018 ini memiliki tinggi 120 meter (ketinggian patung sekitar 75 meter dan penyangga sekitar 45 meter) dengan lebar bentang sayap garudanya sekitar 64 meter.
Terbuat dari material campuran tembaga dan Kuningan, patung hasil karya I Nyoman Nuarta ini masuk kategori 4 patung tertinggi di dunia setelah The Statue of Unity (India-182 m), Spring Temple Budha (China-153 m) dan The Laykun Sekkya Budha (Myanmar-129,2 m).
Kemarin kami sempat masuk ke bagian dasar yang merupakan galeri dengan foto-foto dan lukisan-lukisan besar di dinding kanan-kiri yang menunjukkan progres pembuatan GWK Statue ini. Di sini juga terdapat foodcourt.
Pada kesempatan kemarin, kami tidak naik ke dalam patung GWK, karena keterbatasan waktu namun sempat bertanya pak Satpam, tiket untuk naik Rp.150.000,- per orang . Ahaay…
Plaza Garuda dan Plaza Wisnu di GWK Cultural Park
Keluar dari GWK Statue kami menuju shelter untuk antri naik shuttle. Namun, shuttle itu tidak membawa pengunjung kembali ke Plaza Bhagawan, melainkan hanya sampai Festival Park.
Dari sana kami harus berjalan kaki untuk mengeksplor bagian-bagian lain GWK Cultural Park ini, sebelum kembali ke Plaza Bhagawan. Sebenarnya di dekat Festival Park ini ada Segway & Skutis; Lotus Pond dan Peace of Memorial Statue, namun sekali lagi karena keterbatasan waktu aku dan kedua rekanku langsung menuju Plaza Garuda dan Plaza Wisnu.
Plaza Garuda ini merupakan sebuah area terbuka di mana ada sebuah patung besar kepala Garuda dan sarang telur raksasa yang merupakan salah satu spot pepotoan yang banyak menarik perhatian pengunjung.
Dari area Segway & Skutis kita harus menaiki anak-anak tangga putih sebelum sampai di area Plaza Garuda ini.
Dalam agama Hindu, Garuda merupakan tunggangan dari Dewa Wisnu dan Garuda melambangkan loyalitas, kepercayaan dan pengorbanan.
Dari Plaza Garuda terdapat anak-anak tangga menuju Plaza Wisnu yaitu tempat patung besar Dewa Wisnu berada. Dalam kepercayaan Hindu, Wisnu adalah Dewa pemelihara alam semesta dan seisinya.
Plaza Wisnu ini adalah dataran tertinggi di Bukit Ungasan ini, sehingga dari sini pengunjung dapat menikmati keindahan landscape Pulau Dewata.
Selain patung besar Dewa Wisnu yang berdiri di tengah kolam kecil, di Plaza Wisnu ini juga terdapat sumber mata air suci.
Parahyangan Soka Giri adalah sumber mata air suci yang terletak di sebelah patung besar Dewa Wisnu. Di puncak bukit kapur, keberadaan mata air ini adalah suatu hal yang sangat istimewa. Air dari mata air suci ini dipercaya dapat memberi keselamatan dan kesembuhan.
Saat di sana kemarin aku melihat seorang ibu berpakaian putih -mungkin pemangku agama Hindu- sedang memercikkan air suci ke serombongan turis dari India. Sebenarnya aku sangat ingin bisa berbincang dengan ibu itu untuk tahu lebih banyak tentang mata air suci ini, sayangnya rekanku memberi tahukan bahwa waktu telah mendekati pukul 4 sore.
Demikianlah, kami pun bergegas mengayunkan kaki kembali ke shelter shuttle bus yang akan membawa kami ke tempat parkir GWK. Perjalanan keluar melewati area belanja tempat pengunjung bisa berbelanja pernak-pernik cinderamata.
Hanya sekitar 1 jam kami berada di GWK Cultural Park ini, tentu saja terasa sangat kurang. Masih ada beberapa lokasi yang tak sempat kami eksplor seperti Plaza Kura-kura, Taman Indraloka, Amphitheater, juga beberapa foodcourt maupun resto-resto (saat membeli tiket tertulis bahwa welcome drink dapat diambil di Jendela Bali Resto dan ada voucher 10K untuk pembelian souvenir).
Merujuk ke leaflet yang kudapatkan dari konter tiket, ada juga beberapa jadwal pertunjukan seni di beberapa lokasi kawasan GWK Cultural Park ini.. Duuh, andai saja bisa lebih lama lagi kami di sini..
Tak apalah…yang penting sudah terkabul menikmati sebagian keindahan GWK, mudah-mudahan segera bisa kembali lagi untuk menikmati GWK dengan waktu yang lebih longgar.. Aamiin..
Nah Sahabat Lalang Ungu, demikianlah ceritaku saat berkunjung singkat ke GWK Cultural Park Bali pada Jumat 8 Nopember 2019 kemarin. Bagaimana dengan kalian teman, adakah yang punya cerita indah di sini? Silakan bagi ceritanya di kolom komen ya.. Terima kasih…
95 Comments
Leave a reply →