Hari Ibu memang telah berlalu, tepatnya tanggal 22 Desember 2019, tepat sepekan yang lalu. Apakah kalian memperingatinya secara khusus, Sahabat Lalang Ungu? Ya, memang banyak cara kita untuk memperingati momen itu sebagai penghargaan atas jasa-jasa Ibu ataupun wanita pada umumnya ya.. Nah, demikian pula dengan kami yang ingin merajut kenangan bersama ibu kami tercinta di hari itu, salah satu nya adalah dengan mengajak beliau santai sejenak di Ndoro Glompong Kajen Pekalongan.
Apa itu Ndoro Glompong?
Saat ini sektor pariwisata memang sedang menggeliat, banyak bermunculan tempat wisata baru termasuk cafe & resto sebagai alternatif wisata kuliner, tidak hanya di kota-kota besar, namun termasuk di daerah-daerah, juga Pekalongan.
Ndoro Glompong adalah nama salah satu alternatif wisata baru di Pekalongan yang berkonsep menggabungkan antara wisata kuliner, petualangan dan olah raga sebagaimana tagline-nya ‘culinary, adventure and sport’. Di sini pengunjung dapat menikmati makan-minum di resto, bisa menginap juga indoor (guest house) maupun outdoor ( ngecamp di tenda) juga beberapa keg petualangan. Namun saat berkunjung kemarin, kami baru menikmati maksi di resto dengan konsep yang dekat dengan alam dan mengusung budaya lokal, mudah-mudahan lain kali bisa menikmati kegiatan lainnya di sini.
Berlokasi di daerah Kajen Kab Pekalongan, tepatnya di Ds Sadang, Linggoasri Kajen, sebelum Bumi Perkemahan dan lokasi outbound di tempat wisata Linggoasri yang telah lebih dahulu dikenal di Pekalongan. Dari Kota Pekalongan berjarak sekitar 30 KM dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.
Sebelumnya kami melihat foto-foto cantik lokasi ini lalu-lalang di lini masa dan juga ada beberapa teman yang merekomendasikan tempat ini sehingga akhirnya Minggu 22 Desember 2019 lalu kami mengajak ibu untuk mlipir sejenak dari rumah, bersantai sambil makan siang di tempat ini.
Pengalaman kami di Ndoro Glompong
Suasana mendung syahdu menyambut kedatangan kami ke Ndoro Glompong waktu itu. Berbekal arahan dari google map kami memperlambat laju kendaraan setelah melewati Gerbang Selamat Datang di Wisata Linggoasri, memperhatikan arah kanan jalan dan akhirnya menemukan papan penanda lokasi ini, berbelok kanan agak tajam dan sedikit menanjak menuju tempat parkirnya.
Dari tempat parkir -yang tidak terlalu luas- ada dua arah akses menuju tempat makan yaitu dari arah samping melalui jalan berbatu lurus saja ke sebelah kanan tempat parkir atau dari arah depan yaitu dari tempat parkir turun sedikit ke arah gerbang masuk, lalu menaiki anak-anak tangga yang terletak di samping ornamen box telpon berwarna merah. Menurutku akses dari arah depan ini lebih cantik karena melewati taman-taman yang menggoda untuk berpose-pose ria..hehe.. Sayangnya kedua akses ini kurang ramah Lansia..hehe..
Suasana cukup ramai di Ndoro Glompong waktu itu. Sebagian besar meja yang ada baik di pendopo maupun di taman / area terbuka, rupanya telah dipesan tamu lain, padahal baru jam 11 lewat sedikit belum lagi datang waktu makan siang..hehe.. Akhirnya kami kebagian tempat di salah satu sudut pendopo, set meja-kursi tamu ala jadul yang mengingatkanku akan rumah nenek ☺
Untuk minuman dan camilan kita dapat memilih dari daftar menu yang dibawakan oleh mas / mbak yang melayani tamu, sedangkan untuk menu makan selain dari daftar menu kita dapat memilih dari meja a la prasmanan di pondok yang disebut Pawon Kampung. Siang itu menu prasmanan yang tersedia : nasi putih, mi goreng, megono, rica bebek, ayam goreng, mangut lele, pepes tahu, sayur lodeh, urap, tumis daun pepaya,daun singkong dan pare.
Hm..yummy.. Tumis Pare dan tumis Daun Pepaya adalah kesukaan ibu kami, jadi keduanya bersama Mangut Lele menjadi pilihan beliau siang itu, ditemani Jus Mangga. Sedangkan aku memilih Tumis daun pepaya bersama Pepes tahu dan Es Teh Leci, adik-adikku memilih ayam goreng, megono dan urap sebagai teman nasi dan Teh Poci serta Jeruk hangat untuk minumnya.
Sayangnya, meja kami terlalu kecil untuk pesanan makan siang kami berempat, belum lagi ditambah sepiring Rondo royal dan sepiring Bakwan jagung sebagai camilan. Maka terjadi insiden tumpahnya Poci teh ke lantai karena tersenggol padahal belum sempat dicicip..hiks…
Sambil makan kami ngobrol santai dan menikmati suasana di sekitar. Pepohonan rindang, taman yang tertata rapi dan juga properti-properti unik menyajikan spot-spot pepotoan yang cantik dan instagramable. Juga tampak beberapa hewan peliharaan antara lain kelinci dan sekawanan burung merpati putih yang menggemaskan. Maksud hati setelah makan nanti kami akan berkeliling dan berpose-pose cantik sebagai kenang-kenangan..
Namun rencana tinggallah rencana, karena di tengah waktu makan itu hujan turun begitu deras hingga meja-meja yang ada di pinggir pendopo terkena tampias air hujan. Jadilah setelah makan kami tetap di tempat sambil menikmati Rondo Royal / Tape singkong goreng, dengan isian coklat nan meleleh, menunggu hujan reda.
Oya, untungnya ada cukup banyak payung-payung besar yang bisa digunakan pengunjung saat hujan namun perlu melakukan pergerakan dari tempat makan ke kasir / Pawon kampung / toilet / tempat parkir.
Masukan untuk Ndoro Glompong
Pengalaman kami pada kunjungan pertama ke Ndoro Glompong itu memang cukup menyenangkan. Menyaksikan senyum ibu saat menikmati menu kesukaannya di tengah suasana yang menyegarkan mata adalah hal yang membahagiakan bagi kami. Namun, jika boleh kami ingin menyampaikan beberapa masukan untuk manajemen Ndoro Glompong, sbb :
1. Akses masuk ramah Lansia
Jika bisa dibuatkan akses yang ramah Lansia -terutama yang menggunakan alat bantu jalan atau kursi roda- akan sangat menyenangkan dan menjadi nilai tambah bagi Ndoro Glompong.
2. Persingkat waktu pelayanan
Pengalaman kami kemarin, menunggu proses pembayaran di depan kasir cukup menyita waktu. Sistem bayar lebih dahulu mestinya dibuat lebih cepat karena pesanan baru akan diproses setelah pembayaran, sehingga tamu harus menunggu lebih lama (antri bayar dan proses pengolahan hingga penyajian). Pelayanan yang cepat tentunya akan meningkatkan kepuasan pelanggan, bukan?
3. Ukuran meja hendaknya disesuaikan dengan fungsi
Memang tersedia banyak meja-meja berukuran besar sehingga cukup penyajian bagi rombongan 6 orang / lebih. Namun pemilihan meja bagi rombongan 4 orang perlu diperhatikan.
Misalnya meja kayu berbentuk bundar yang biasanya menjadi setelan kursi tamu jadul (kayu/rotan) ternyata tidak memadai untuk 4 piring makan, 4 gelas dan 2 piring saji lebar. Rentan terjadi kecelakaan macam poci / gelas yang tumpah karena tersenggol tangan ☹️
4. Pintu toilet agar lebih tertutup
Fasilitas toiletnya bersih dan cukup nyaman. Sayangnya, ada hiasan pada daun pintu bilik toilet yang terbuat dari kaca buram memanjang yang justru membuat kurang nyaman bagi pengguna.
Hal itu karena apabila keadaan lampu dalam menyala, maka bayangan seseorang yang beraktifitas di dalam akan terlihat (meski agak samar) oleh orang di luar ruang toilet. Ya meskipun telah dibedakan toilet untuk pria dan wanita, jadi kemungkinan yang melihat adalah sesama wanita,namun rasanya tetap kurang nyaman. Kemarin aku minta adikku untuk berdiri di luar dan membelakangi pintu.
Nah teman, itulah pengalamanku santai sejenak di Ndoro Glompong Kajen Pekalongan. Secara keseluruhan cukup menyenangkan terutama untuk suasana / lingkungannya. Untuk menu beragam antara menu tradisional dan menu internasional dan untuk harga sih relatif lah ya..
Ada yang ingin menikmati liburan ke Ndoro Glompong juga? Capcuslaah.. Bisa juga kepoin dulu sosmednya, a.l IG ndoro_glompong 🙂
71 Comments
Leave a reply →