Hanya sehari di Cirebon, bisa ke mana saja? Itulah pertanyaan di hatiku saat ada kesempatan ke Cirebon beberapa waktu lalu, namun hanya 1 hari. Sampai di Cirebon malam, dan harus sudah pulang kembali ke kota kami pada malam berikutnya. Nah, daripada hanya bertanya-tanya dalam hati, maka aku pun ‘melempar’ pertanyaan itu di salah satu WAG yang kuikuti.
Gayung bersambut, tanya berjawab. Ada banyak masukan dari teman-teman di grup itu dan sebagian besar menyarankan untuk mengunjungi istana-istana di Cirebon juga beberapa wisata alam. OK deh, setelah mendapat informasi tersebut aku pun kian mantab untuk mengunjungi Cirebon, meski hanya sehari saja. Nah, Sahabat Lalang Ungu, tulisan pertama ‘oleh-oleh’ dari perjalanan singkat kemarin ini adalah tempat-tempat yang berhasil kudatangi di Cirebon dalam waktu 1 hari saja.
Pekalongan-Cirebon dengan KA Jayabaya
Kereta Api Jayabaya yang membawaku ke Cirebon pada tanggal 26 Desember 2019 lalu, berangkat tepat waktu dari Stasiun Pekalongan, pada pukul 20.28, Alhamdulillah perjalanan malam itu lancar dan sampai di Stasiun Cirebon pada pukul 22.20, disambut gerimis yang agak deras.
Suasana malam yang kurang bersahabat itu membuatku membatalkan salah satu rencana untuk malam itu yaitu mencicip Docang -salah satu kuliner khas Cirebon- di depan Stasiun Jl Kejaksan itu. Dengan harapan semoga besok malam sebelum pulang bisa mencicip Docang itu, aku pun memutuskan untuk langsung saja menuju hotel.
Oh ya, aku sempat was-was sebelum memesan mobil online untuk ke hotel, takutnya harus jalan jauh dulu dari stasiun, seperti kondisi di beberapa kota di mana titik penjemputan motor/mobil online tidak boleh di area stasiun itu. Nah, padahal kan hujan..duh, harus hujan-hujanan dong..pikirku waktu itu. Tapi ya gimana lagi, mau nggak mau harus memesan itu, dan Alhamdulillah..ternyata kekhawatiran ku itu tak terjadi. Mobil yang kupesan bisa menjemput di luar gerbang stasiun, jadi nggak harus jalan jauh deh.. ☺
Sesampainya di salah satu hotel di Jl Tuparev Cirebon itu, aku pun segera beristirahat agar keesokan harinya siap jalan-jalan di Cirebon dengan semangat..hehe.. Alhamdulillah tidur cukup lelap, meski saat bangun pagi agak malas segera meninggalkan kasur nyaman..walhasil masih asyik golar-goler hingga pukul 7 lebih! Haha..
Setelah sarapan akhirnya aku berhasil membuang sisa-sisa rasa malas dan inilah tempat-tempat wisata yang berhasil kukunjungi di Jumat, 27 Desember 2019 lalu :
1. Keraton Kacirebonan
Ini adalah salah satu dari tiga keraton yang ada di Cirebon. Lho, di Cirebon ada 3 keraton ya? Nah…aku juga tadinya hanya tahu ada 2 keraton di Cirebon, ternyata ada 3 yaitu Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.
Kacirebonan ini lokasinya adalah di Pulosaren, Kec. Pekalipan, Kota Cirebon. Area keraton seluas sekitar 2,5 Ha ini dibangun pada Tahun 1808 dan saat ini dipimpin oleh turunan ke-9 dari Sultan Kacirebonan yang pertama.
Untuk masuk ke Keraton Kacirebonan ini karcisnya seharga Rp.10.000,- sudah termasuk layanan guide lho.. Asyik deh..
2. Keraton Kasepuhan
Nah kalau ini sih sudah banyak yang tahu ya.. Selain merupakan keraton yang tertua, keraton yang terletak di Jl Kasepuhan Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon ini juga merupakan keraton terluas, yaitu sekitar 25 Ha. Hm, sepuluh kali lipat dari Keraton Kacirebonan ya..
Oh ya, meskipun aku sudah pernah berkunjung ke keraton ini beberapa tahun lalu, namun aku sangat menikmati kunjungan kedua ini. Ditemani guide yang cukup fasih menjelaskan detil-detil keraton dan juga adanya Museum Pusaka Keraton Kasepuhan yang baru diresmikan Tahun 2017 lalu membuat kunjungan kali ini lebih ‘berisi’ bagiku.
Sayangnya untuk dapat menikmati area Keraton Kasepuhan secara keseluruhan, pengunjung harus membeli 3 karcis yang berbeda. HTM Rp.15.000,- untuk masuk area Keraton Kasepuhan, beli lagi tiket masuk Rp. 25.000,- bila ingin masuk ke Museum dan tambah lagi tiket Rp.10.000,- bila ingin masuk ke area keraton lama (Dalem Agung Pakungwati). Untuk jasa guide tidak ada tarif khusus.
Baca juga : Mampir sejenak di Keraton Kasepuhan Cirebon
3. Keraton Kanoman
Nah, tidak jauh dari Keraton Kasepuhan, kita dapat berkunjung ke Keraton Kanoman yang masih di wilayah Kec. Lemahwungkuk, tepatnya di Jl. Kanoman No 40 Cirebon.
Komplek Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 Ha ini didirikan oleh Pangeran Muhamad Badridin ( Sultan Anom 1 ) pada Tahun 1678 M. Meskipun relatif lebih kecil dari Keraton Kasepuhan, namun di Keraton Kanoman ini juga terdapat Pendopo / bangsal pertemuan dan juga di depannya ada semacam alun-alun dan juga pasar. Sayangnya -menurutku- keberadaan pasar di depan Keraton Kanoman saat ini justru membuat situs Keraton ini jadi agak kurang ‘bersinar’..
Tidak seperti kedua keraton yang kukunjungi sebelumnya, pengelolaan Keraton Kanoman ini terasa agak kurang, setidaknya kesan itu yang kutangkap saat kunjunganku kemarin. Tidak ada tiket khusus untuk masuk ke Keraton ini. Menurut salah seorang kerabat keraton yang kemarin menemaniku berkeliling, tarif masuk (dan juga jasa guide) terserah kepada pengunjung saja. Hm, jadi agak bingung deh..hehe..
4. Tamansari Gua Sunyaragi Cirebon
Tempat wisata Cirebon berikutnya yang kukunjungi adalah Tamansari Gua Sunyaragi Cirebon, yang terletak di daerah Sunyaragi Kec. Kesambi Kota Cirebon.
Di area ini pengunjung dapat menikmati pemandangan berupa bangunan-bangunan semacam candi yang merupakan gua-gua, konon merupakan salah satu peninggalan Keraton Agung Pakungwati yang didirikan oleh cicit Sunan Gunung Jati yaitu sekitar tahun 1703.
Dengan membayar HTM Rp.10.000,- pengunjung telah dapat menyusuri area bersejarah yang terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian Pesanggrahan dan bagian gua.
5. Mencicipi Kuliner Khas Cirebon
Nah, mumpung di Cirebon, tentunya kita harus menyempatkan diri mencicipi kuliner khas Kota Udang ini ya..
Beberapa kuliner yang kemarin sempat kucicipi, a.l :
Nasi Lengko
Rencana awal, aku sengaja memesan hotel tanpa sarapan karena ingin jalan-jalan pagi lalu merasakan sarapan dengan masakan khas Cirebon. Ternyata eh ternyata, rencana itu gagal karena masih ngantuk berat setelah subuhan..haha..
Terus gagal sarapan dengan menu khas Cirebon?
Alhamdulillah tidak. Berkat adanya aplikasi pesan makanan secara online akhirnya aku berhasil juga mencicipi Nasi Lengko, tanpa harus ke luar hotel. Nah, ini penampakan sebungkus Nasi Lengko yang kupesan waktu itu.
Beralaskan daun pisang, Nasi Lengko Ceplok Bang Kaji Pekalipan yang kupesan ini terdiri dari Nasi putih, lauknya adalah Telur ceplok, Tahu goreng dan Kering Tempe, sedangkan sayurannya Tauge dan Mentimun. Selain Telur, sayuran dan lauk itu dicampur dan disiram kuah manis. Oya, sebungkus Nasi Lengko Ceplok dan Es Teh itu dihargai Rp.22.250,- 😁
Rasanya? Lumayan enak, meskipun untuk seleraku agak kemanisan sih..hehe.. Mungkin campuran kecap/gula merah dan cabai yang ketiganya merupakan unsur dari kuah itu yang menyebabkan rasanya manis pedas.
Mudah-mudahan lain kali bisa kucicipi Nasi Lengko langsung di tempat penjualnya. Mungkin rasanya berbeda..hehe..
Empal Gentong
Konon, belum sah ke Cirebon kalau belum mencicip Empal Gentong. Haha… OK deh, agar kunjungan ke Cirebon kali ini sah, aku pun menyengaja mampir ke RM H. Apud, salah satu penjual Empal Gentong yang sudah terkenal itu.
Waktu makan siang sudah agak lewat, namun rumah makan itu masih ramai, untunglah masih ada meja kosong di salah satu sudut. Tak lama setelah memesan, semangkuk Empal Gentong pesananku sudah siap.
Nah, itulah penampakan semangkuk Empal Gentong H. Apud. Saat itu aku memesan daging sapi. Selain daging sapi, isian yang dapat dipilih adalah, babat, kikil atau usus.
Bagaimana rasa Empal Gentong-nya?
Enaak… Dagingnya empuk dengan potongan-potongan yang pas dan kuah santannya yang berwarna kuning terasa gurih. Semangkuk Empal Gentong ini harganya Rp.23.000,-
Empal Asem
Masih di RM.H.Apud ini, aku ‘berkenalan’ juga dengan Empal Asem. Saat si mbak menawarkan pilihan Empal Gentong atau Empal Asem, aku bingung. Dua-duanya belum pernah dan ingin kucicip. Akhirnya, aku pesan keduanya! *gembuuuuul 😁
Kurasa, Empal Asem ini adalah alternatif tepat bagi pengunjung yang ingin mencicip Empal Gentong, tapi berpantang santan. Ya, Empal Asem ini adalah ‘Empal Gentong TANPA SANTAN’. Kuahnya bening dan potongan-potongan tomatnya membuat masakan ini bercita-rasa asam nan segar. Setelah mencicip keduanya, apabila harus memilih diantara keduanya, aku mantab memilih Empal Asem deh.. Segeeeer… 😋 Oya alternatif isiannya sama dengan Empal Gentong dan harganya pun sama.
Cirebon-Pekalongan dengan KA Ciremai
Jumat malam, 27 Desember 2019 lalu aku meninggalkan Cirebon melalui Stasiun Kejaksan Cirebon lagi. Kereta Api Ciremai meninggalkan stasiun hampir jam 10 malam itu, dan setelah melalui perjalanan 2 jam maka sekitar tengah malam ku kembali sampai di Kota Batik.
Alhamdulillah, sebuah perjalanan singkat yang cukup berkesan bagiku. Itulah keempat tempat wisata yang berhasil kukunjungi selama 1 hari di Cirebon. Pantai Kejawanan dan wisata kuliner malam gagal kukunjungi karena hujan lebat sejak sore (saat di Sunyaragi) hingga malamnya.
Mudah-mudahan lain kali bisa berkunjung ke tempat-tempat wisata lain di Cirebon. Oya, pengalamanku berkunjung ke tempat-tempat wisata itu akan kuceritakan tersendiri, insya Allah. Nah bagaimana dengan Sahabat Lalang Ungu, punya pengalaman / kenangan dengan Cirebon? Yuk, bagi kisahnya di kolom komen ya.. Terima kasih..
Pingback: Berkunjung ke Keraton Termuda di Cirebon : Keraton Kacirebonan |
Pingback: Berkunjung ke Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon |
Pingback: Menjelang Petang di Goa Sunyaragi |