LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Kala Corona melanda
Kala Corona melanda

Kala Corona Melanda

| 144 Comments

Lalang Ungu. Kala Corona melanda, apa yang terjadi dalam hidup kita? Corona Virus Disease 2019 ( Covid19 ) merupakan jenis virus baru dari keluarga besar Coronavirus yang saat ini sedang melanda dunia kita dan WHO telah menetapkan saat ini terjadi Pandemi Covid19. Hm…virus -sesuatu yang tak kasat mata itu- ternyata benar-benar besar dampaknya dalam hidup keseharian kita ya.

Kala Corona melanda

Awalnya ketika membaca berita tentang adanya virus baru yang menyebar dan banyak makan korban nun jauh di Kota Wuhan Prov Hubei China pada Desember 2019 lalu, aku sama sekali tak menyangka akan demikian besar dampaknya.

Jarak yang terentang begitu jauhnya juga karakteristik virus yang -kabarnya saat itu- tak tahan panas ini membuat sebagian besar kita mengira wabah itu kecil kemungkinannya sampai di negara kita.

Tapi apa yang terjadi, di luar perkiraan kita. Pebruari 2020 diumumkan ada WNI terjangkit Covid19 ini, di sini, di Indonesia! Lalu perlahan namun pasti angka itu bertambah dan bertambah, hingga menyebabkan kengerian di hati kita semua.

Saat aku tulis ini, di seluruh dunia tercatat 2.240.191 orang terkonfirmasi Covid19, 568.343 di antaranya berhasil sembuh dan 153.822 meninggal dunia 😢(sumber : Wikipedia, 18 April 2020)

Data Covid19, per 18 April 2020 (Sumber Wikipedia)

Di Indonesia, yang terkonfirmasi sampai dengan 17 April 2020 jam 15.50 adalah 5923 orang, sembuh 607 dan meninggal 520 orang. Data tersebut tidak hanya dari Jakarta, konfirmasi orang yang positif terkena Covid19 juga ada di daerah-daerah, mungkin bahkan di sekitar kita. Ya Allah, mudah-mudahan bukan di keluarga kita. Aamiin.

Dampak Covid19 di hidupku

Timbulnya rasa khawatir dan gelisah

Itulah yang paling utama kita rasakan, bukan? Makin meluasnya persebaran virus itu menimbulkan rasa khawatir bahwa kita ataupun keluarga kita bisa tertular juga.

Rasa gelisah tiap kali harus keluar rumah atau bertemu orang lain, karena kita tak dapat melihat langsung keberadaan virus ini jadi tak mudah untuk menghindarinya. Jangan-jangan di sekitar kita, jangan-jangan orang-orang yang kita jumpai adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang berpotensi membawa virus itu.

Yang terlihat sehat pun bisa jadi sebenarnya OTG (Orang Tanpa Gejala) yang tetap ada kemungkinan menularkan virus itu. Gejalanya pun sekarang bervariasi, tidak hanya demam, batuk dan sesak nafas. Jangan-jangan, kita sudah jadi OTG tanpa kita ketahui. Jangan-jangan…aduuuuh, makin besar rasa khawatir itu, makin gelisah dan parnoan kita dibuatnya. Astaghfirullah… 

Doa adalah salah satu upaya kita menghilangkan rasa khawatir dan gelisah ini, setelah kita berikhtiar melakukan upaya-upaya pencegahan yang telah dianjurkan.

Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Salah satu upaya agar kita tetap sehat, adalah penerapan pola hidup bersih dan sehat di setiap keluarga, setiap individu.

Sejak kecil kita telah diajarkan untuk itu, namun rupanya memang belum semua mampu menerapkan dalam keseharian kita, dan Si Corona ini membuat kita meninjau ulang hidup kita, antara lain dengan memaksakan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yaitu :

  • mencuci tangan dengan benar minimal 20 detik, menggunakan air mengalir dan sabun. Apabila dalam kondisi tidak ada air mengalir maka menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 70%

    Tempat cuci tangan di sudut halaman

    Mari cuci tangan dengan sabun

  • melakukan desinfeksi pada peralatan / benda-benda yang kita gunakan yang kemungkinan berinteraksi dengan lingkungan yang tercemar virus ini
  • segera mandi dan mencuci pakaian setelah keluar rumah
  • mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan mendorong peningkatan imun tubuh.
  • menggunakan masker penutup hidung dan mulut setiap kali keluar rumah, berhati-hati dengan tidak menyentuh area wajah ( mata, hidung, mulut ) dengan tangan yang belum dicuci.

    Memakai masker kain

    Jangan lupa pakai masker kain saat terpaksa beraktivitas di luar rumah

  • melakukan cara batuk dan bersin yang benar yaitu dengan menggunakan bagian dalam siku untuk menutup mulut saat batuk atau bersin, atau menggunakan tisu yang kemudian segera di buang ke tempat sampah tertutup.

Social / Physical Distancing

Ketika angka-angka menunjukkan penyebaran Covid19 yang makin meluas, pemerintah pun mulai menerapkan aturan social distancing di masyarakat, yang kemudian berkembang menjadi physical distancing.

#dirumahaja

Jika tak ada keperluan yg penting banget… #dirumahaja ya

Pemberlakuan jarak aman antar orang 1-2 meter, karena salah satu cara penularan virus adalah melalui percikan saat bersin / batuk, yang ‘lompatan’nya bisa mencapai sekitar 1-2 m.

Aktifitas sosial yang menyebabkan kerumunan lebih dari 5 orang tidak diperkenankan. Penggunaan angkutan dibatasi. Kampanye #DiRumahAja digalakkan. Murid-murid melakukan school from home dan sebagian besar pekerja melakukan work from home. Semua dilakukan dari rumah. Bahkan di beberapa daerah telah dilakukan lockdown lokal dan pemberlakuan jam malam ☹️

Demikian pula dalam kehidupanku. Kami sekeluarga berusaha keras melakukan apa yang dianjurkan oleh pemerintah. Menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di luar rumah, menyediakan dan menggunakan masker bila bepergian.

Lho..kok masih bepergian?

Iya, setiap hari kerja aku masih harus menjalankan tugas di kantor karena demikianlah kebijakan pemerintah kota kami, tidak semua ASN melakukan WFH secara bergiliran agar kegiatan pelayanan masyarakat tidak terganggu. Telah diatur protokol pelaksanaan tugas-tugas di kantor ini sesuai dengan arahan physical distancing ini tentu saja, antara lain dengan meminimalkan pertemuan langsung sebaliknya menggunakan virtual meeting sebagai alternatifnya.

Virtual meeting

Rapatnya secara Daring (online / virtual meeting)

Oya, keharusan memakai masker penutup hidung dan mulut ini awalnya menjadi persoalan tersendiri bagiku. Sebagai orang berkacamata, suka kesel sendiri karena tiap kali pakai masker maka kaca mata sering berembun dan mengganggu pandangan. Mungkin karena tak terbiasa ya, meskipun sehari-hari aku menggunakan motor saat beraktivitas namun aku sebelumnya tak pernah tahan menggunakan masker karena rasanya plepeg (eh..apa ya istilah Bahasa Indonesianya..hihi.. susah nafas gitu lho..) dan kaca mata berembun itu.  Tapi rupanya itu memang factor kebiasaan, setelah sekitar sebulan ini rasa susah nafas saat memakai masker tak lagi sering mengganggu dan kacamata yang berembun tersiasati dengan mengatur nafas dengan lebih baik. Alhamdulillah…

Beraktivitas #DiRumahAja

Sekitar sebulan lalu, tepatnya pertengahan Maret 2020 dimulai anjuran dari pemerintah agar masyarakat di rumah saja, tidak bepergian keluar rumah jika tidak penting sekali, apalagi keluar kota bahkan mudik pun untuk tidak dilakukan.

Sebulan ini banyak sekali curhatan dari teman dan kerabat atas kondisi ini. Tingkat stres meningkat, termasuk para orang tua yang menjadi guru dadakan bagi putra-putrinya yang harus belajar di rumah. Belum lagi kebiasaan piknik atau wisata sebagai pelepas stres yang tentu saja saat ini tak bisa dilakukan, semakin menambah tekanan jiwa, hehe..

Kita memang harus pandai-pandai mensiasati kegiatan yang dapat dilakukan di rumah agar kebosanan tak melanda setiap anggota keluarga. Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan di rumah, a.l :

  • Menekuni hobi. Terutama hobi yang dapat dilakukan di lingkungan rumah : membaca, menulis, berkebun, hasta karya, bermain game, dll.
  • Melibatkan anggota keluarga dalam kegiatan bersama, a.l : membersihkan rumah / menata halaman, mencoba resep masakan kesukaan keluarga, bermain game, main musik, olahraga, dll.
  • Sebagai sarana belajar di rumah bagi siswa pemerintah telah mengupayakan juga materi pelajaran melalui TVRI
  • Melakukan pertemuan virtual dengan anggota keluarga lain sehingga komunikasi tetap berjalan meski secara daring / online

After Covid19what next?

Ya Allah..semoga Covid19 ini musibah terakhir bagi kita dan akan segera berakhir. Semoga pandemi ini segera berlalu, sehingga kita semua kembali bisa bebas beraktivitas dengan rasa aman.

Menurutku, hal-hal baik yang kita temui / lakukan di masa pandemi ini, hendaklah tetap kita lakukan kelak bila Covid19 ini telah berlalu. Menjaga dan menerapkan PHBS, lebih dekat dan intensif dalam interaksi dengan keluarga dan orang-orang terdekat, menjaga kedekatan kita dengan Sang Pencipta, berbagi dan saling membantu sesama, itu semua tentunya harus terus kita lakukan.

Kalau ditanya apa yang ingin dilakukan setelah pandemi ini berlalu, mungkin sebagian besar jawaban kita sama. Hehe.. Bebas bertemu dengan siapapun dan berkegiatan dengan rasa aman di mana pun, tentunya itulah harapan kita semua.

Terus terang, ada beberapa kegiatan yang ingin segea kulakukan setelah Covid19 ini berlalu, antara lain : bertemu keluarga besar dan melakukan silaturahmi yang selama ini tertunda; silaturahmi rutin setiap usai Lebaran bersama Keluarga Besar Bani Kasijo ( keluarga dari sisi Ibu ) maupun silaturahmi Paguyuban Trah Pontjowigati ( keluarga dari sisi Bapak ); nyekar / ziarah makam yang biasanya kami lakukan sebelum Ramadhan dan sesudah Lebaran; memenuhi janji ke Ibu untuk staycation di Guci dalam rangka ultah beliau (yang rencananya kami lakukan di akhir Maret lalu); silaturahmi dengan teman dan sahabat yang telah tertunda sejak bulan lalu, ah…masih banyaaak lagi hal yang ingin kulakukan. Semoga semua segera terwujud. Aamiin..

Sahabat Lalang Ungu, Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Bagi umat muslim, tentu ini adalah waktu yang paling tepat bagi kita untuk semakin intens melakukan ibadah dan mendoakan kesehatan keselamatan kita semua. Semoga Allah SWT berkenan mengabulkan doa kita, Covid19 segera berlalu dan Idul Fitri kita jelang dengan suasana baru : aman dan sehat. Aamiin.. Aamiin Ya Rabbal Alamin..

Nah, Sahabat… Bagaimana dengan kegiatan kalian selama Corona melanda ini dan apakah ada rencana khusus yang akan kalian lakukan setelah pandemic usai kelak? Yuuk, bagi cerita di kolom komen yaa…

144 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.