Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu. Bagaimana, masih tetap sehat dan bahagia, bukan? Semoga saja ya.. Sahabat, kali ini aku ingin mengajak kalian mengenal Pasung, makanan tradisional penuh kenangan.
Kue Pasung bagian dari Hantaran Ruwahan.
Pasung adalah nama dari salah satu jenis makanan tradisional yang erat berkaitan dengan Tradisi Ruwahan di beberapa daerah di Jawa Tengah (antara lain Blora, Salatiga). Berbahan dasar sama dengan Kue Apem yaitu tepung beras, dikemas dalam daun yang berbentuk kerucut (contong- Jw) dan dimasak dengan cara dikukus.
Ruwahan (atau disebut pula megengan) itu sendiri adalah salah satu tradisi menyambut Ramadhan, di mana keluarga-keluarga membuat dan saling mengirimkan makanan. Isi dari hantaran itu biasanya terdiri dari Nasi Ketan, Apem, Pasung dan Pisang Raja. Tradisi ini biasanya dilakukan sekitar sepekan menjelang awal Bulan Ramadhan.
Baca juga : Pembuatan Kue Apem dan Pasung untuk Ruwahan
Keluarga kami memang masih melestarikan tradisi yang diajarkan oleh nenek, sejak kami masih tinggal di Salatiga hingga kini sudah berpindah-pindah kota. Namun di lingkungan tinggal kami saat ini tidak banyak yang masih menyelenggarakannya. Kalaupun ada yang membuat hantaran Ruwahan ini, jarang sekali yang masih menyertakan Pasung di dalamnya.
Kusebut di awal tulisan ini bahwa Pasung merupakan jajanan yang penuh kenangan, karena memang demikianlah adanya buat kami. Kue kukus satu ini selalu mengingatkan kami akan kenangan masa kecil menjelang Ramadan. Membantu nenek membuat Apem dan Pasung setiap akan Ruwahan sekarang menjadi kenangan indah.
Panci besar yang jarang muncul di dapur pada kesempatan itu akan tampil mewadahi adonan bahan pembuat Apem dan Pasung. Begitu pula dandang dan kukusan besar untuk mengukus Pasung dan juga anglo dan wajan-wajan gerabah mungil bertutup untuk mencetak Apem.
Wangi adonan sudah tercium memenuhi dapur sejak malam sebelum pemasakan dimulai, sementara kami melakukan persiapan : anak-anak membersihkan dan membentuk daun Pisang serta mencuci dan menyiapkan Pisang Raja, sementara nenek dan ibu memasak Nasi Ketan.
Eh, ayah pun ikut berperan lho.. Tugas ayah kami memarut Kelapa sebagai bahan taburan di atas Nasi Ketan nantinya. Sambil berkerja bersama kami saling bercerita dan bergurauan. Ah, sungguh kenangan indah! ☺
Kenangan indah kebersamaan di masa kecil kami itu juga salah satu yang membuat kami terus melestarikan kumpul keluarga di saat Ruwahan. Hingga tahun lalu, kebersamaan masak bersama mempersiapkan hantaran Ruwahan masih kami lakukan di rumah keluarga di Semarang. Meski 4 tahun terakhir memang terasa kurang lengkap karena kakak sulung sudah tiada, tapi setidaknya kami yang tertinggal masih bisa bersama ngrumpi sambil masak Apem dan Pasung.
Berbeda dengan tahun ini. Si C yang belum juga pergi memaksa kami mengubah kebiasaan. Tidak bisa pulang ke Semarang untuk Ruwahan dan nyekar leluhur, tapi ibu tetap ingin kami membagikan hantaran Ruwahan seperti biasa. Maka inilah tahun pertama kami membuat adonan Apem dan Pasung sendiri, di Pekalongan. Eh bukan aku yang masak, melainkan adik laki-lakiku hehe.. Aku bagian bantu-bantu saja sih hehe..
Oya, bahan pembuat Apem dan Pasung memang sama persis, sehingga kami hanya perlu membuat 1 jenis adonan untuk kedua jenis jajanan ini. Bedanya kalau Apem dipanggang, sedangkan Pasung dikukus. Oya, mungkin itu sebabnya ada juga yang menyebut Pasung ini sebagai Apem Kukus ☺ Nah, rupanya perbedaan cara pengolahan dua bahan yang sama menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda.
Pilih mana?
Ah itu soal selera ya. Kalau aku sih lebih memilih Pasung. Menurutku, proses pengukusan membuat Pasung lebih harum dan lembut daripada Apem 😋 Karena bentuknya yang seperti cone es krim itulah mungkin yang membuat anak-anak cenderung lebih memilih Pasung daripada Apem..hehe..
Nah, untuk Sahabat Lalang Ungu yang ingin membuat Pasung, akan kutuliskan resepnya di bawah ini ya.. Oya, resep ini sedikit berbeda dengan resep yang telah kutuliskan di post lain beberapa waktu lalu (resep Kakak) karena yang ini hasil modifikasi dengan resep apem di internet yang hanya perlu didiamkan 1 jam saja, tidak perlu semalaman. Kasihan juga kalau didiamkan semalaman ntar dia ngambek..hehe..
Membuat Pasung
Bahan-bahan Pasung (utk +/- 40 bh)
- 300 gr Tepung Beras
- 200 gr Tepung Terigu
- 250 gr Gula Pasir
- 250 gr Tape Singkong
- 1 sdm pengembang
- 600 cc Santan
- Garam secukupnya
Cara Pembuatan Pasung
- Buang serat pada Tape Singkong lalu lumat hingga halus
- Masukkan sedikit demi sedikit bahan-bahan lain yaitu tepung, gula dan garam, aduk hingga rata
- Masukkan air santan sedikit demi sedikit sambil adonan terus diaduk
- Tambahkan pengembang, aduk rata
- Tutup adonan dengan kain bersih, diamkan selama 1 jam
- Sambil menunggu, siapkan daun, bentuk kerucut (contong), bisa menggunakan Daun Pisang atau Daun Nangka (pilih yang cukup lebar)
- Atur contong-contong yang telah siap pada tempat yang akan digunakan untuk mengukus, usahakan masing-masing dapat berdiri tegak sejak diisi adonan hingga dikukus
- Setelah adonan siap, masukkan ke masing-masing contong hingga hampir penuh
- Kukus hingga matang
- Kematangan Pasung ditandai dengan adonan yang mengembang dan permukaan berpori / sedikit merekah. Bila ditusuk dengan lidi / ujung garpu tidak ada adonan yang menempel di alat tusuk
Nah, itulah langkah-langkah pembuatan Pasung sebagai pelengkap hantaran Ruwahan yang kemarin kami siapkan. Setelah Pasung, Apem dan Ketan siap maka segera ditata dalam kotak atau piring bersama Pisang Raja, siap untuk dikirim ke tetangga dan kerabat ☺
Oya untuk bungkusnya, membandingkan antara Daun Pisang dan Daun Nangka, kami lebih suka menggunakan Daun Nangka sebenarnya, karena lebih kokoh. Namun dari segi tampilan akhir, Pasung dengan bungkus Daun Pisang lebih cantik. Kami pernah juga mencoba menggunakan Daun Jambu Air, namun aromanya terlalu kuat, mempengaruhi aroma Pasung sehingga tidak menjadi pilihan kami.
Semoga Kue Pasung ini masih tetap dikenal oleh masyarakat luas, meskipun hanya muncul pada acara-acata tertentu saja. Sahabat, kuliner Indonesia apa yang menjadi kesukaan kalian? Yuk cerita di kolom komen ya…
Pingback: Dolan Lombok : Berkunjung ke Desa Wisata Sukarara |