Menanti matangnya Si Mungil Sawo Kecik. Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar… Semoga senantiasa sehat dan bahagia ya.. Kali ini, aku ingin mengajak kalian menanti matangnya Si Mungil Sawo Kecik bersamaku.. ☺
Tentang Sawo Kecik
Pertama kali membaca tentang tanaman ini di Blog Alamendah, sekitar 10 tahun lalu, saat itu langsung teringat masa kanak-kanak dulu kami cukup akrab dengan Sawo mungil yang berwarna merah gelap saat matang dan rasanya manis meski agak sepat.
Nama Latin & Lokal Sawo Kecik
Manilkara kauki adalah nama latin dari Sawo Kecik yang rupanya memiliki cukup banyak sebutan di masing-masing daerah/negara, a.l : Sawo Jawa, Caqui/Manilkara (Inggris), Khirni (India), Lamut Sida/Lamut Thai (Thailand), dll.
Sawo Kecik ini adalah anggota keluarga Sapotaceae (sawo-sawoan), sebagaimana ‘saudara’nya Sawo Manila (Manilkara zapota) yang berukuran lebih besar dengan warna kulit coklat. Kalau Sawo Manila seukuran telur Bebek dengan kulit bertekstur kasar dan berwarna coklat saat matang, maka Sawo Kecik ini seukuran Telur Puyuh dengan kulit halus mengkilap dan saat matang berwarna merah gelap.
Ciri Pohon Sawo Kecik
Pohon Sawo Kecik ini bisa mencapai tinggi sekitar 25 meter dengan diameter batang bisa mencapai 100 cm, dengan ciri khas daun tumbuh bergerombol di ujung dahan, berwarna hijau muda dan agak mengkilap pada bagian atas sedangkan bagian bawah daun agak berbulu halus dan warnanya keabu-abuan.
Seperti telah kutuliskan sebelumnya, buah Sawo Kecik ini cukup mungil (panjang 3,7 cm, menurut Blog Alamendah) dengan bentuk bulat telur / lonjong. Terdapat kulit tipis pembungkus daging buah, yang mudah untuk dikelupas. Buah muda berwarna hijau lalu menua kekuningan, orange dan merah tua / gelap saat matang. Daging buahnya berwarna coklat muda, dengan rasa cukup manis saat matang, namun juga ada rasa sepat yang khas.
Manfaat Sawo Kecik
Selain dikonsumsi buahnya sebagai buah segar atau bahan olahan pangan, batang pohon Sawo Kecik ini merupakan bahan bagus untuk bangunan ataupun bahan perabot rumah tangga bahkan karya seni.
Disebutkan pula bahwa pohon ini sering dimanfaatkan sebagai ‘pohon perintis’ / tanaman pemulih lahan yamg kurang subur / kritis, karena kemampuannya tumbuh di lahan yang kurang subur. Umumnya ditanam sebagai pohon pelindung / penghias pekarangan. Bahkan di Jogjakarta merupakan pohon yang ‘terhormat’ karena ditanam di halaman Keraton dan rumah-rumah abdi dalem Keraton.
Pohon Sawo Kecik di kantor kami
Sejak pindah tugas ke kantor sekarang di awal tahun 2017, baru beberapa bulan lalu (Juni 2020) aku mengetahui bahwa di salah satu sudut kebun tumbuh Pohon Sawo Kecik.
Pohonnya memang masih muda, dan rupanya ini adalah kali pertama pohon itu berbuah karena teman-teman yang sudah lebih dahulu di kantor ini pun baru tahu juga tentang pohon ini. Mungkin pohon ini ditanam oleh pendahulu kami yang sudah pensiun sehingga para ‘penghuni baru’ belum faham sejarahnya..hehe..
Munculnya buah-buah mungil berwarna hijau kekuningan adalah hal yang pertama menarik perhatianku ketika beberapa waktu lalu lewat di jalan sebelah pohon ini. Kudekati lalu kuamati, tak yakin buah apa itu. Lalu kupotret buah muda itu dan mencari di internet melalui ‘google lens‘ dan ternyata hasil pencarian menyebutkan Sawo Kecik sebagai nama buah itu.
Oh, baru kali itu aku melihat buah mudanya Sawo Kecik..waktu kecil dulu tahunya setelah merah tua..haha.. Hari demi hari berlalu, dan buah-buah mungil itu berubah warna menjadi orange. Terlihat cantik dari kejauhan, buah-buah orange di antara dedaunan hijau 😍
Kok lama yaa…nggak mateng-mateng?
Haha..iya lho.. Sudah hampir 2 bulan sejak kulihat buah-buah muda Sawo Kecik ini, namun belum kunjung matang. Warnanya masih orange segar dan saat kutekan buahnya masih keras. Memang sih saat kubaca-baca ada yang menyebutkan bahwa musim panen buah ini di bulan September..wah, masih 2 mingguan lagi..hehe..
Kebetulan kemarin ada 1 yang jatuh, karena penasaran kuambil dan kubuka. Dan inilah penampakan buah Sawo Kecik yang masih mengkal itu 😀
Ok lah, kami harus sabar menunggu hingga September menjelang dan buah-buah mungil ini matang, lalu kami akan bisa menikmati buah pertama dari Pohon Sawo Kecik kami. Insya Allah, dua Minggu tak akan lama ya..hehe..
Nah Sahabat Lalang Ungu, itulah ceritaku menanti matangnya Si Mungil Sawo Kecik, buah yang sepertinya mulai langka di sekitar kita. Atau adakah teman-teman masih banyak menemukan buah ini di sekitar tempat tinggal kalian? Atau ada yang punya nostalgia dengan sawo-sawo mungil ini? Yuk, bagi kisahnya di kolom komen yaa… Terima kasih…
***
update 29/8/2020
Beberapa hari lalu, tiba-tiba teringat pengalaman masa kecil kami ketika dolan ke rumah Bude di Sedayu Karanganyar, dan disuguhi Sawo Manila yang sudah matang siap santap. Waktu itu kami ingin naik ke pohon Sawo besar di halaman belakang untuk memetik Sawo matang langsung dari pohonnya. Bude melarang dan mengatakan bahwa Sawo tidak bisa dipetik matang di pohon, karena sangaat lama. Jadi biasanya buah yang sudah tua dipetik lalu diperam beberapa hari baru matang dan siap santap.
Teringat kenangan itu, aku lalu berpikir. Jangan-jangan begitu pula adanya dengan Sawo Kecik ini. Sudah 3 bulan di pohon dengan warna orens tapi tak kunjung matang juga. Akhirnya aku pun bereksperimen memetik beberapa Sawo Kecik yang sudah berwarna orens tua itu dan memeramnya.
Setelah 5 hari, kulihat penampilan Sawo-sawo itu sudah berubah : kulitnya berwarna merah tua dan ketika kutekan buahnya terasa lunak. Wah..sudah matang niih.. Lalu kubuka satu dan kucoba cicip : lembut dan maniis 😋😍
Jadi aku berkesimpulan bahwa daripada menanti Sawo Kecik matang di pohon, lebih baik Sawo Kecik yang sudah tua kita petik dan peram beberapa hari. Sawo Kecik matang siap kita nikmati!
81 Comments
Leave a reply →