“Assalamualaikum, Jeng Tuti. Boleh minta cabai?”
“Waalaikumsalam, Mbakyu Ani. Silakan Mbakyu, mau yang rawit, teropong atau keriting nih?”
“Rawit saja, Jeng. Ini lho, tadi ke warung beli cabai dapatnya kok ya sejumput thok. Mana cukup nyambel buat orang serumah yang doyan pedes semua..Hehe.. Eh Jeng, mbok aku ini diajari bikin seperti ini. Pengen juga punya … eh … apa namanya kebun ini?”
“Warung Hidup, Mbakyu. Yuk, kapan mau mulai, saya siap bantu-bantu.”
***
Sahabat Lalang Ungu, petikan obrolan di atas memang hanya ilustrasi, tetapi mungkin juga terjadi di kehidupan nyata, bukan? Para ibu tangguh pengelola rumah tangga sering cukup puyeng memikirkan menu untuk konsumsi keluarganya, sementara harga kebutuhan sehari-hari melambung tinggi, termasuk harga bahan pangan. Nah, di saat demikianlah dirasakan perlunya pemanfaatan pekarangan.
Apa sih Manfaat Pekarangan?
Kita mengenal pekarangan sebagai sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan mempunyai batas -batas yang jelas. Meski bagi kita yang tinggal di perkotaan, seringkali pekarangannya sangat sempit, bahkan tidak sedikit yang hanya mempunyai teras rumah saja.
Selain memiliki fungsi estetika/memberikan keindahan pada lingkungan rumah kita, pekarangan yang dikelola dengan baik juga bisa memberikan banyak manfaat. Sebagai Warung Hidup, pekarangan dapat ditanami aneka tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari kita, seperti sayur-mayur, buah-buahan, rempah dan herba keperluan dapur, dll. Dengan demikian, kita dapat menghemat pengeluaran karena tidak harus membeli berbagai kebutuhan pangan tersebut. Baca juga : Yuk, hijaukan lingkungan kita dengan KRPL.

Suasana di KRPL Anggrek Asri Kulon Progo
Budidaya Sayuran Sistem Hidroponik di Pekarangan
Pekarangan di daerah perkotaan biasanya sempit (antara 20-50 m2) atau bahkan sangat sempit ( < 20 m2 ). Untuk pemanfaatan pekarangan yang demikian ini, direkomendasikan pemanfaatan lahan secara maksimal antara lain dengan pola tanam vertikal/verticulture dan penerapan teknologi hidroponik dalam bercocok-tanam.
Hidroponik merupakan metode budidaya tanaman dengan menggunakan media selain tanah dan mendapatkan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman melalui air. Ada beragam media tanam yang digunakan sebagai pengganti tanah, antara lain: kerikil, potongan batu bata, arang, serabut kelapa (cocopiet), rockwoll, skerwool, perlit, dll.
Kelebihan Budidaya Tanaman Sistem Hidroponik
Dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa budidaya tanaman dengan cara hidroponik ini layak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain :
- Tingkat Pertumbuhan Lebih Baik.
Pada sistem hidroponik ini akar tanaman berkontak langsung dengan air untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya sehingga energi untuk mencari makanan bisa dialihkan/difokuskan pada upaya menghasilkan buah dan bunga. Hasilnya, tanaman dengan sistem hidroponik mempunyai tingkat pertumbuhan 20-30% lebih tinggi dibanding budidaya dengan menggunakan media tanah.
- Menghemat Air.
Penggunaan sistem resirkulasi air yang efisien dalam sistem hidroponik ini menyebabkan penghematan penggunaan air, hanya 10% dibanding penggunaan air pada sistem budidaya dengan tanah.
- Tidak Membutuhkan Tanah dan Penggunaan Nutrisi Efektif.
Tanpa menggunakan tanah, budidaya sistem hidroponik ini dapat dilakukan di lebih banyak alternatif tempat, bahkan dengan luasan yang terbatas. Adapun zat hara yang berasal dari tanah digantikan dengan nutrisi cair yang menyebabkan penggunaannya lebih efektif.
Pengalaman Berkebun Hidroponik di Pekarangan Sempit
Sebagai keluarga yang bermukim di daerah perkotaan, khususnya di perumahan tipe sedang, kami juga tidak mempunyai pekarangan yang luas. Alhamdulillah masih ada teras dan bidang datar yang tersisa di bagian depan rumah, sekitar 2,5 x 8 m saja. Nah di lahan pekarangan yang masuk kategori sempit inilah kami tetap semangat melakukan pemanfaatan pekarangan sebagai Warung Hidup keluarga kami, salah satunya adalah bertanam sayur dengan sistem hidroponik.
Sistem dan Peralatan Hidroponik yang Digunakan
Ada beragam model hidroponik dan dari beragam model yang ada, kami memulainya dengan Sistem Wick. Sistem ini selain paling tepat bagi pemula, juga mempunyai banyak kelebihan, antara lain: (1) Tidak memerlukan peralatan mahal; (2) Bentuk sederhana dan cara pembuatan relatif mudah; (3) Media sumbu yang digunakan menyebabkan penambahan nutrisi bisa jarang dilakukan; (4) Tidak perlu listrik sehingga biaya operasional lebih murah; (5) Mudah dipindah sesuai kebutuhan.

Ilustrasi Hidroponik Sistem Wick ( Sumber Gbr : Bibitonline.com)
Adapun Peralatan yang digunakan untuk hidroponik Sistem Wick ini antara lain :
- Wadah penampung air. Kami menggunakan botol bekas air kemasan / styrofoam bekas buah / kaleng bekas cat / jerigen bekas oli;
- Sumbu. Kami menggunakan kain flanel / kain bekas baju kaus;
- Netpot. Selain netpot hasil beli, kami menggunakan juga gelas plastik bekas AMDK;
- Rockwool sebagai media tanam (bisa juga diganti sabut kelapa –cocopiet– potongan arang, atau hidroton).

Kangkung, bayam dan Pakchoy hidroponik di wadah sederhana buatan sendiri
Setelah mulai mapan, kami juga belajar budidaya hidroponik dengan model lainnya, antara lain Sistem DFT, yang kami terapkan menggunakan rak pralon bertingkat, pipa pralon tempel pagar, dan pipa pralon tempel dinding. Untuk sistem DFT ini pengaturan sirkulasi air menggunakan pompa listrik 30 Watt.
Pada lahan sekitar 10 m2 kami bertanam sayur hidroponik menggunakan rak bertingkat dari bahan pipa pralon (4 x 1 m), pralon tempel ke pagar (4m), rak dinding yang juga berbahan pralon (1 x 1 m) dan selebihnya menggunakan aneka wadah daur ulang sebagai pot hidroponik antara lain gelas/botol bekas kemasan air minum, styrofoam bekas kemasan buah, jerigen bekas kemasan oli dan kaleng-kaleng bekas cat.
Pemilihan Jenis Tanaman untuk Budidaya Hidroponik di Pekarangan
Karena tujuan utama pemanfaatan pekarangan adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga, maka dipilih jenis yang disukai keluarga. Selain itu, merawat tanaman yang kita sukai tentunya bisa lebih intens dalam merawatnya, bukan?

Sistem DFT dengan rak susun
Beragam tanaman yang sudah kami budidayakan dengan hidroponik sampai dengan saat ini adalah : selada, sawi, pakchoy, kangkung, bayam merah, bayam hijau, bayam Brazil, tomat, terong, kemangi, daun mint, bawang daun, seledri, telang, cabai.
Pemanfaatan Hasil Budidaya Hidroponik di Pekarangan
Sayur daun rata-rata dipanen pada umur 30-40 Hari Setelah Tanam (HST) dengan 1x panen, sedangkan untuk sayur buah rata-rata mulai panen 60 HST (rata-rata 3x panen). Selain dikonsumsi keluarga sehari-hari, alhamdulillah hasil panen bisa juga memberi tambahan penghasilan keluarga, antara lain untuk selada, pakchoy dan seledri. Pembelinya masih terbatas dari lingkungan sekitar juga ada teman yang menjadi pemasok sayuran segar beberapa cafe dan hotel.

Terong umur 71 HST, menjelang panen kedua
Nah Sahabat, itulah cerita pengalaman kami melakukan budidaya sayuran sistem hidroponik di pekarangan. Bagaimana, apakah tertarik untuk mencoba budidaya hidroponik sebagai pemanfaatan pekarangan kalian? Tunggu apa lagi, yuk, bertanam sayur hidroponik di pekarangan sebagai Warung Hidup keluarga kita.
***
Referensi :
- “5 Cara Membuat Warung Hidup”. Kompas, 12 Juli 2018
- “Cara Menanam Hidroponik” . budidaya.id / hidroponik.
- “Tips Budidaya Tanaman Hidroponik di Rumah, Cocok Untuk Pemula”. Merdeka.com (1 Juli 2020)
- Mulyaningsih, dkk. (2019). “Hidroponik Skerwoll dan Faedah Pekarangan Rumah Untuk Pertanian Dengan Menerapkan Konsep Hidroponik nyaman di Hati dan di Kantong”. Jurnal Qardhul Hasan; Media Pengabdian kepada Masyarakat, 5(2), 107-114.
- “Para Ibu Diajarkan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Melalui Hidroponik”. Warta Bahari (September 2019).
March 11, 2021 at 19:03
hihihi syukurlah minta diajarin bertanam sayuran, biar bisa metik di rumahnya sendiri ya 😀
Saya suka bertanam-tanaman gini Mba, sayangnya butuh niat banget ya, hihihi.
Padahal bikin rumah asri, lebih suka tanam-tanaman sayur dan sesuatu yang bisa di makan ketimbang bunga 😀
Apalagi kalau ditanam secara hidroponik 🙂
March 11, 2021 at 20:32
Hehe..iya mba..meski baru panen sedikit tapi rasa puasnya bedaaa..
March 12, 2021 at 05:08
Seru emang ya mom bisa panen dari hasil tanam sendiri. Sejauh ini yg bisa dipetik dari pekaranganku itu daun pandan, katuk, & cabe
March 12, 2021 at 06:35
alhamdulillah ya mom, bisa mudah memanfaatkannya saat butuh masak ketiganya
March 12, 2021 at 14:13
aku sering banget mba nyoba nanem, tapi selalu ga hidup, hiks, entah aku kalo nanem sayur gagal mulu, tapi kalau tanaman hias alhamdulillah beranak pinak
March 12, 2021 at 19:57
ayo pecahkan mitos itu mba..hehe..
March 12, 2021 at 16:52
Alhamdulillah ya bisa panen sendiri jadinya. Saya sering nanam tapi hasilnya gak pernah maksimal. Kurang perhatian dan kasih sayang nih sepertinya. Hehehe
March 12, 2021 at 19:57
hayuuk..lebih disatabg-satang tanamannya, hehe..
March 12, 2021 at 19:38
Saya nanam dengan sistem hidroponik ini belum nyoba. Ingin juga metik sayuran segar dari halaman sendiri. Selain kepuasannya beda, kualitasnya jg terjamin ya, tanpa bahan2 kimia.
March 12, 2021 at 19:56
yuk mba dicoba..bisa pakai wadah sederhana kok..
March 12, 2021 at 21:11
Mbaaaa aku mupeeenggg
Ya ampun, sepertinya menanam sayur mayur jauuuhh lebih berfaedah ya mba
Bismillah, semogaaa aku bisa realisasikan tanam sayur hidroponik kayak dirimuuuu
March 13, 2021 at 05:42
Semoga sukses, mbaaa…
March 13, 2021 at 10:41
Aku langsung googling cabe teropong nih mbak hehehe ternyata yang besar gitu ya. Pas banget nih bertanam sayur hidroponik buat di teras aku yang sempit ya
March 13, 2021 at 15:21
Iya mba.. Cabe teropong yg merah gede tapi tak terlalu pedes, kalau Cabe kriting yg kurus tapi puedeees,hehe..
March 13, 2021 at 12:34
Ya Allah…
Cantiknya kak Tanti…itu terong segaaarr~
Sepertinya panen dari kebun sendiri ini terasa lebih yummii… ((aku pernah dikasih temen yang budidaya hidroponik juga… enyaak banget sayurannya, mashaAllah))
March 13, 2021 at 15:22
Ayok bikin juga Teh..pakai jaleng bekas cat juga bisa kok..
March 13, 2021 at 13:07
aku baru coba sekali dan gagaaal mba hahahaha. kayaknya musti lebih banyak berguru lagi deh baca tulisan teman – teman niiih
March 13, 2021 at 15:22
Ayok ckba lagiiii, mba Indah..
March 13, 2021 at 20:55
Super banget mba. Ini cita-cita aku juga hihi. Tapi mesti pindah lokasi dulu soalnya rumah sekarang di tepi jalan dan terlalu banyak partikel debu yang membahayakan:’
March 13, 2021 at 21:35
Siip..
March 14, 2021 at 08:31
Wes sui gak dolan omahmu mba Tan, aku kud dolan mrene maneh iki hahaha
pekaranganmu wes ranum tinggal petik
March 14, 2021 at 08:46
sini Say..
March 18, 2021 at 15:50
Tulisan mbak Mechta selalu inspiratif nih. Oh ya, kapan hari cerita aku nanam serai ya. Entah kenapa sekarang sudah tidak ada hahaha. Memang nanam ke kebun milik kompleks sih, siapa saja boleh ambil
March 18, 2021 at 17:11
Aih, terima kasih Wuri.. Wah, ada yg sudah memanen serehnya? Semoga berkah untuk semuanya ya..
March 18, 2021 at 19:38
Memaksimalkan lahan pekarangan, memang bener-bener membantu para ibu, Mbak. Contohnya di saat Lombok mahal seperti sekarang ini, saya bersyukur punya pohon cabe walau cuma dua. Tiap hari gak perlu beli cabe.
March 18, 2021 at 20:34
setuju mbaa..nah, salah satu tujuan pemanfaatan pekarangan sudah terwujud ya mba : pemenuhan kebutuhan dapur keluarga
March 20, 2021 at 08:03
Seru mba punya kebun sendiri. Lebih aman juga karena tahu ya proses tanem smpe panen seperti apa. Yg pasti sih ads rasa puas tiap merasakan sendiri hasil panen. Hehee
March 22, 2021 at 06:28
betuuul..ras bahagianya berlipat karena ada rasa puas menikmati hasil sendiri..
March 20, 2021 at 14:12
Pengen banget aku punya rumah dengan halaman yang cukup luas buat ditanami sayur, bunga dan buah-buahan
Baca tulisan Mbak Tanti jadi pengen nyoba hidroponik wick, lebih simpel dan bisa memanfaatkan barang2 bekas, ya
March 22, 2021 at 06:28
iya Rin, piluh yg sederhana dg alat bagan kita punya dulu..tempatnya pun ringkas kok..
March 20, 2021 at 16:08
Aku tuh masih maju mundur buat nanam hidroponik bisa ngga ya mengurusnya…pengen punya warung hidup di halaman rumah..
March 22, 2021 at 06:27
bikin dg yg sistem wick dan alat / wadah sederhana mba.. insya Allah msnyenangkan deh..
March 20, 2021 at 16:31
Suburnya.
Saking hijaunya, terasa adem dilihat, walau lewat foto saja.
Manalagi kalau lihat langsung ya.
Uadem, ijo royo-royo ^^
March 22, 2021 at 06:26
manalagi klibikin sendiri..dobeel happynya lho..
March 20, 2021 at 20:28
Ibu tuh udah nyobain mba bertanam hidroponik gini. Tapi kayaknya kok beliau lebih senang yang menggunakan media tanah gitu yaaa.. padahal kayaknya lebih enak yang hidroponik gini kan yaaa..
March 22, 2021 at 06:26
hehe..iya dik, seperti hobi lainnta, bertanam juga melibatkan selera juga..
July 27, 2021 at 04:12
Asslkm mbak Mechta tumah bunda kecil mungil tak ada lagi halaman. Bunda penyuka tanaman hias di pot. Kurang manfaat. zBaca tulisan ini jd pengen banget memanam di pot2 jenis tananam yg manfaat buat rumah tangga. Itu terong ungu juga hasil tanam hidrofonikkah. wow! Puas ya liat buahnya segar dan sehat. Apa bunda bisa beralih dari tanaman hias ke tanaman yg lbh manfaat buat rmh tangga? Mksh ya Allah sdh sampai di postingan ini. Mbak Mechta super dupper keren lho. Hidrofonik bunda rada harus berguru kl mau memulainya.
July 27, 2021 at 05:32
Terima kasih sudah mampir, Bunda.. Bisa banget mulai menanam tanaman sayur di pot, Bunda. Pilih saha jenus yg disuka keluarga jadi lebih semangat merawatnya..
Pingback: Dengan Yummy App Olahan Hasil Pemanfaatan Pekarangan Kami Makin Sedap
August 15, 2021 at 05:00
Saya senang melihat teman bertanam hidroponik. Kadang suka takjub dengan sistem penanaman dan medianya.
Beberapa teman saya malah menjadikannya sebagai bisnis keluarga. Karena kalau serius dijalani ternyata bertanam hidroponik juga menghasilkan lho, Kak.
August 15, 2021 at 06:02
betul sekali..sudah banyak yg akhirnya menjadikannya usaha utama
August 16, 2021 at 13:34
Menari sekali Bu pengalamannya. Bertanam hidroponik dengan memanfaatkan pekarangan yang ada. Hasilnya juga bisa dikonsumsi sendiri atau menjadi tambahan pemasukan seperti yang ibu lakukan.
Saya sempat tertarik juga bertanam hidroponik seperti ini karena dulu pernah mengerjakan proyek hidroponik dari salah satu perusahaan pipa. Tapi sayangnya pekarangan rumah sekarang dibikin kayak cafe tempat jualan. Dan cuma ditanami tanaman sedikit saja dari pot-pot bekas air minum dalam kemasan.
August 17, 2021 at 06:17
hidroponik utk mempercantik cafe bisa banget lho..hehe..
August 16, 2021 at 16:31
Cakep banget itu lhaa.. pengen punya alat atau pipa-pipa gitu buat bertanam dengan sistem hidroponik. Aku udah pernah beberapa kali ikut kelas yang diadakan di desa untuk menanam dengan hidroponik, tapi sampai sekarang saya belum mempraktekkannya. Butuh waktu yang penuh konsen untuk mengurusnya nih. Biar bisa nanam sayuran sendiri begitu.
August 17, 2021 at 06:16
bisa praktek dg alatw sederhana dark daur ulang mba.
August 16, 2021 at 17:41
Wah mupeng banget lihat tanaman hidroponik mba Tanti.. Hebat lho mba, pasti butuh ketelatenan…
Dulu saya pernah disuguhin sayur pokcoy hasil kebun hidroppnik temen, segar dan besar. Sayang sekali di rumah yang sekarang ini nggak ada lahan tanah,
August 17, 2021 at 06:16
alhamdulillah ini adikku yg paling telaten merawatnga mba
August 16, 2021 at 20:07
Walau lahan terbatas tapi masih bertanam ya, mbak. Suka deh liat tanamannya apalagi yang terong ungu itu..duh disambel balado enak banget itu.
August 17, 2021 at 06:15
iya mba..rasa sebangnya beda saat metik hasil sendiri..
August 17, 2021 at 04:45
MasyaAllah, Mbak Tanti apik pisan pekarangannya. Aku juga punya lahan sempit, baru bisa menanam tanaman hias aja. Lidah mertua, sirih gading dan beberapa bunga. Ingin rasanya menanam sayur, lihat terongnya seger banget deh bisa langsung di balado nih.
August 17, 2021 at 06:15
bunga2 juga bagus mba..kalau mau tanam sayur di pot/polibag juga bisa lho..
August 17, 2021 at 05:25
Pengen juga sebenarnya bertanam hidroponik begini tapi kata suami biayanya mahal. Dia lebih memilih nanam secara tradisional di tanah tapi malah nggak ada yang berhasil tanamannya. Jadi sebel
August 17, 2021 at 06:14
pakai wadah2 daur ulang juga bisa..hehe..
August 17, 2021 at 05:57
Saya selalu menghayal punya rumah yang ada kebun sayurnya di pekarangan. Semoga saat rumahku jadi, saya bisa mewujudkan ini, amiiin
August 17, 2021 at 08:13
Aamiin…turut mendoakan ya mba…
August 17, 2021 at 06:01
Aku juga nanan hidroponik mba di halaman depan sih karena halaman belakang ga kena sinar matahari..alhamdulilah uda bisa panen pakcoy sama kangkung
August 17, 2021 at 06:13
alhamdulillah..senang ya mbaa..