LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Vertilon : Sistem Pertanian Vertikultur dengan Paralon

| 61 Comments

Vertilon : Sistem pertanian vertikultur dengan paralon. Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu… Bagaimana, tetap sehat dan bahagia, bukan? Semoga begitu adanya ya.. Sahabat, dalam tulisanku kali ini, aku akan mengajak sahabat semua untuk mengenal Sistem Pertanian Vertikultur. Oya, tulisan ini merupakan catatan ‘oleh-oleh’ dari kegiatan “Kelas Berkebun #03” yang diselenggarakan oleh ‘Teman Berkebun’ yang kuikuti beberapa waktu lalu. Oya ‘Teman Berkebun’ ini adalah sebuah platform digital yang bergerak untuk mendukung Pertanian Perkotaan.

Berawal dari sebuah post di IG yang mengabarkan akan diselenggarakannya Kelas Berkebun #03 dengan tema mengenal dan membuat Vertilon, aku langsung tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain memang tertarik untuk bisa belajar dan kelak mempraktekkannya di rumah, dari awal sudah kuniatkan untuk mendulang konten blog melalui kegiatan ini! Hihi…makluuum..blogger ala-ala yang sering kehabisan ide / bahan tulisan 😊

Nah, Minggu 24 Pebruari 2019 yang lalu, pagi-pagi aku sudah bersiap berangkat dari rumah kakak di Tegalsari menuju lokasi ‘Kelas Berkebun’ di Kebun Pojok Space. Hayooo..di mana tepatnya lokasi Kebun Pojok Space yang menjadi tujuanku di Minggu pagi itu?

Kebun Pojok Space Semarang

Kebun Pojok Space Semarang

Yap..yang menjawab di Jl. Menteri Supeno Semarang, anda betuuuul… 👍👍 Lokasi Kebun Pojok Space ini benar-benar di pojokan Jl Menteri Supeno, sebelah kiri persis SMA 1 Semarang (yang kebetulan almamaterku ..waaah..nostalgiaaaa..haha…) berseberangan dengan Taman Indonesia Kaya yang duluuuu…kukenal sebagai Taman KB! 🙂 Hihi..baru kutahu kalau di pojokan situ ada space yang sangat mendukung kegiatan pertanian perkotaan ini! Rumah dan kebun di pojokan yang diberi nama Kebun Pojok Space ini adalah sekretariat komunitas “Teman Berkebun” ini.

Ok, cukup prolog nya yaa…mari kembali ke laptop eh ke bahasan awal kita ya.. Mari kita mengenal Vertilon : vertikultur dengan paralon yang menjadi salah satu alternatif pemanfaatan pekarangan.

Pelatihan pembuatan vertilon

Suasana Pelatihan Pembuatan Vertilon oleh Teman Berkebun di Kebun Pojok Space Semarang, dipandu mas Edy dari Bhumi Horta

Tentang pemanfaatan pekarangan.

Sebagaimana kita ketahui, pekarangan merupakan taman rumah tradisional yang bersifat pribadi, sebuah sistem dengan hubungan integrasi yang erat antara manusia, tanaman dan hewan. Dengan pengelolaan pekarangan yang baik dapat diperoleh manfaat antara lain : pemenuhan kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, penghematan pengeluaran, serta dapat mendatangkan tambahan pendapatan keluarga.

Secara ringkas, pemanfaatan pekarangan antara lain : (1) mendukung kemandirian pangan rumah tangga di suatu kawasan; (2) mendukung diversifikasi pangan yang berbasis sumberdaya lokal; (3) upaya konservasi tanaman-tanaman pangan maupun pakan.

Baca juga : Yuuk, hijaukan lingkungan kita dengan KRPL

Sayangnya, di perkotaan pekarangan menjadi suatu hal yang ‘mahal’. Keterbatasan lahan merupakan suatu hal yang lumrah di daerah perkotaan apalagi di permukiman padat. Untuk mengatasi hal itu, diupayakan sebuah inovasi pertanian yaitu dengan memanfaatkan media tanam yang tidak memakan tempat / memerlukan lahan luas. VERTIKULTUR adalah nama dari inovasi tersebut.

Contoh rak tanaman model vertikultur (sebagian gbr dari Balitbang Pertanian)

Apa itu Vertikultur?

Secara umum, vertikultur dapat diartikan sebagai teknik bercocok tanam secara vertikal, dengan menyusun wadah tanaman secara bertingkat (dari bawah ke atas) atau menggunakan wadah yang memungkinkan penyusunan tanaman secara bertingkat.

Apakah hanya Paralon yang dapat digunakan untuk vertikultur?

Tidak…tentu saja tidak! Ada berbagai macam sarana yang dapat kita gunakan, a.l : rak bertingkat (dari berbagai jenis bahan) sebagai tempat bagi polibag-polibag ataupun pot-pot wadah tanaman, botol-botol bekas, kaleng bekas, dll.

Apa syarat pembuatan vertikultur?

Syarat utama dalam membuat vertikultur adalah kuat (agar tidak mudah roboh) dan mudah dipindahkan.

Ukuran wadah  yang digunakan dalam vertikultur harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya, botol bekas air mineral / pipa paralon diameter 3 inci dapat digunakan untuk menanam aneka sayuran daun : sawi, bayam, kangkung, caisim, dll. Sedangkan untuk menanam tanaman sayuran buah seperti tomat, cabai, terong, dapat dipilih wadah yang lebih besar agar mempunyai daya tampung media tanam yg lebih banyak, misalnya polibag, pot, panci bekas, atau paralon diameter lebih besar (minimal 4 inci).

Media tanam yang digunakan harus memenuhi syarat yaitu : gembur / porous, serta memiliki kandungan hara yang cukup untuk tanaman. Media tanam yang baik terdiri dari campuran tanah gembur, kompos dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Usahakan ketiga unsur media ini tercampur secara merata ya..

Jangan lupa, sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman agar tumbuh maksimal. Letakkan tanaman verikultur ini di tempat yang terkena sinar matahari minimal 6 jam sehari.

Bagaimana cara membuat vertilon (vertikultur dengan paralon)?

Bahan & alat yang diperlukan :

  1. Pipa paralon min 4″ sepanjang 130 cm
  2. Gergaji besi
  3. Penggaris / meteran
  4. Spidol
  5. Pemanas (gas torch, lilin, kompor, dll)
  6. Kayu / benda berbentuk silinder (mis : gelas, botol kaca bekas sirup)
  7. Pupuk kompos / kandang
  8. Sekam
  9. Tanah gembur
  10. Benih tanaman
Sarana pembuatan vertilon

Beberapa sarana pembuatan Vertilon

Cara membuat :

  1. Ukur 30 cm dari tepi paralon, tandai dengan spidol dan buat berulang dalam 1 baris ke bawah. Buat tanda pada sisi lainnya dengan ditambahkan jarak 10 cm dari lubang awal, dengan jarak tanda tiap baris tetap 30 cm
  2. Gergaji tanda tersebut dengan lebar yang sama, lalu panasi bagian yang telah digergaji itu dengan pemanas (misal : gas torch).
  3. Setelah tepian lubang lembek, masukkan perlahan botol / kayu berbentuk silinder itu secara perlahan, lalu ditarik keluar sehingga terjadi lekukan pada lubang tersebut. Lakukan berulang pada tiap lubang yang sudah digergaji.

    Lubang tanam pada vertilon

    Lubang tanam yg berhasil dibuat pada paralon

  4. Buat lubang tanam sedalam 30 cm pada pot yang sudah terisi media, masukkan pipa paralon yang telah siap lubang-lubang tanamnya tadi, timbun kembali dengan tanah dan padatkan.
  5. Masukkan media tanam yang sudah disiapkan (campuran tanah gembur, kompos dan sekam) ke dalam pipa hingga batas atas pipa.
  6. Tanam bibit sayuran ke dalam lubang tanam paralon tersebut.

    Vertilon dengan bibit Selada

    Vertilon yang sudah ditanami bibit Selada

  7. Lakukan perawatan tanaman (penyiraman & pemupukan) hingga masa panen sayuran (sekitar 30 hari setelah tanam).

Tanaman sayuran apa yang cocok ditanam dengan vertilon ini?

Beraneka macam sayuran daun bisa kita tanam dengan cara vertilon ini, a.l : bayam, selada, sawi, kangkung, dll. Untuk bayam dan kangkung dapat langsung ditanam benihnya pada lubang tanam itu (untuk bayam benih ditebarkan, sedangkan untuk kangkung benih / biji ditanamkan sekitar 1 cm) adapun untuk sawi dan selada benih harus disemaikan terlebih dahulu di tempat lain dan setelah bibitnya berdaun beberapa baru dipindahkan ke lobang tanam vertilon.

Praktek pembuatan vertilon

Praktek pembuatan Vertilon

Nah, sahabat…demikianlah cara membuat vertilon yaitu bertanam cara vertikultur dengan paralon, yang cocok diterapkan pada budidaya sayuran daun di lahan sempit misalnya di perkotaan / pemukiman padat. Oya untuk sahabat di Semarang & sekitarnya, yang ingin belajar berkebun datang saja ke Kebun Pojok Space setiap Sabtu sore ada kegiatan diskusi di sana. Atau pantengin IG @temanberkebun untuk tahu kegiatan-kegiatan serunya.  

Tidak ada alasan untuk tidak menanam, bukan? Yuuk..mari kita menanam…

***

Sumber tulisan : Booklet “Vertikultur Paralon (Vertilon)” – CV Bhumi Horta, 2019.

61 Comments

  1. Ponaanku yang kelas 2 SMP sangat suka dengan tanam menanam ini Mbak. Dia juga bikin vertikultur. Bikin dewe, aku we takjub. Dan kayaknya jadi ingin ikutan bikin juga setelah baca postingan njenengan kih Mbak 🙂

    • Wih mantaaab.. salut untuk ponakane mba.. Yuk, kita juga belajar bikin di rumah ..aku juga lagi mau belajar nih mba..hehe..

  2. Walahhh keren banget mbak.
    Ini bisa menjadi solusi saya yang pengen tanam menanam tapi ngga punya lahan luas Next time mau dong mba tutorial videonya. hihihi

  3. Wah, teknik ini lebih praktis daripada yang teknik nanam pakai Pralon juga tuh mba, apa ya namanya, hidroponik..bisa ditiru nih..makasih mbak..

    • Utk hidroponik pakai air dan Rockwool sebagai medianya mba..kalau yg ini tetap pakai campuran tanah+kompos+sekam. Sami2 mba..

  4. Mantap sekali ulasannya. Jadi kangen berkebun

  5. Kalau di Jakarta di gang sempit Mpo suka lihat ini tapi belum pada besar pohonnya.

    Memanfaatkan pekarangan jadi lebih hijau

  6. Aku pernah lihat budidaya tanaman seperti ini.. tapi memang belum detai tanya2 dengan jelas.. pas baca tulisan ini jadi semakin paham deh dan termotivasi juga untuk berkebun.. Alhamdulillah belakang rumah masih ada space untuk berkebun.. bismillah semoga ngga males ya aku untuk memulai berkebun

  7. Hidroponik menghasilakan sayuran organik kan ya mbak? Cara buatnya juga sepertinya enggak susah. Mau minta tolong suami buatin tempatnya nanti aku yang nanam. Thanks info nya mbak.

    • Kalau hidroponik menggunakan media air mba..kalau yg ini dg tanah campur kompos & sekam. Utk menghasilkan organik gunakan pupuk2 organik / non kimia mba..

  8. aku sudah lama banget mengidamkan ini haha. Vertikal garden terserah mau sayur atau bunga pokoknya ada hijaunya. Tapi belum kesampaian. Semoga setelah baca ini semangat lagi mau mulai. hehe

  9. pingin juga bikin tapi belum tahu siapa ayng bisa bikin di dekat tempatku. menghemat ruang ya

    • Kalau agak susah bikin dengan paralon..bisa buat dengan pot/kaleng bekas, lalu disusun dengan rak yg lebih mudah ditemukan mba..

  10. Saya senang kalau lihat rumah dibagian halaman yang kosong dimanfaatkan untuk berkebun. Apalagi yang ditanam sayuran, pastinya bisa mengurangi pengeluaran membeli bahan2 masakan ya mbak. Dan skrg memang tidak ada alasan untuk tidak berkebun karena tidak punya lahan pekarangan di rumah. Lahan sempit pun bisa diberdayakan untuk bercocok tanam menggunakan teknik vertilon. Inspiratif mbak.

  11. Di kantor adikku, saya lihat sayur sawi ditanam di pipa paralon ini. LIhat itu saya jadi pengen buat juga saat rumah kami sudah jadi nanti agar gak perlu beli sayur-sayuran di pasar lagi 🙂

  12. Dengan melakukan cara ini, kita bisa menghemat pengeluaran untuk membeli sayuran yaa, Mba. Mau banget deh menanam gini 🙂

  13. Wah mbak Mechta, taman di depan rumahku kecil banget dan emang gak cukup buat ditanamin macem2.

    Selama ini cuma punya pohon mangga doang dan pot2 kecil gitu. Lucu juga yah kalo nyoba bikin vertilon seperti itu, jadi gak terlalu banyak makan tempat.

    Nanti suruh abah coba bikin deh! *lho, malah nyuruh2 abah hahaha*

  14. Cocok buat orang2 yang ga punya lahan luas d rumahnya seperti saya

  15. Ya Allah dari lama pingin banget berkebun dan tanam menanam. Apa daya belum sempat. Niatnya belum kuat sepertinya hehe. Btw, makasih sharingnya, Mbak. Nambah info nih

  16. Baru tahu namanya vertilon, padahal sebelumnya sudah sering lihat.

    Ada juga yang sering aku lihat itu pakai pipa paralon tapi mendatar dan pakai air.
    Hidroponik ya namanya…?
    Sering ditanami sawi dan salada kalau di sekitar daerah perumahanku.

  17. Iparku sempat mengembangkan pertanian hidroponik seperti ini mba. Tapi sekarang sudah nggak. Aku sendiri nggak begitu telaten seperti ini dan salut banget ama orang yang telaten membuat seperti ini

    • Yg ini bukan hidroponik mba..krn yg ini menggunakan tanah sebagai medianya..sedangkan hidroponik tidak pakai tanah tapi pakai air sbg medianya

  18. This is what I’ve been looking for, a great way of agriculture in a very limited space. Kayaknya pengeeen coba deh

  19. duh, jadi pengen ikut namen, ternyata lahan sedikit bisa berkebun juga ya. cara bikinnya kayanya gampang ya.

  20. Wah ini metode bagus utk berkebun di lahan yang sempit ya mbak 😀
    Syukur2 kalau bisa nanam banyakragam sayuran, bisa tiap saat panen tu. Kebayang nikmatnya makan sayuran yang dipetik dari “kebun” sendiri 😀

  21. Yang pakaibotol bekas sama kemasan deterjen saja belum kurealisasikan lho, Mbak. Ini sudah ada cara lain. Tapi, yang ini lebih hemat tempat ya.

  22. Suamiku tertarik banget nih mbak dengan teknik vertikultur ini, hemat lahan ya. Trus bisa bikin banyak juga ya, mbak Tanti

    • Ya mba.. 1 paralon ini sekitar 16 lubang mba, nah kalau bikin beberapa paralon dijejerkan seperti foto itu, semakin sedap dipandang mba Ika..

  23. sebenarnya cocok juga buat yang punay rumah kecil ya. Kayak rumahku minim tanaman hiks

  24. Aku udah lama pengen bikin kayal gini di halaman rumah. Duuh mupeng banget soalnya

  25. wiih senangnya kalau bisa bertanam gini. Aku dulu juga suka menanam tomat, cabai. Lumayan kalau mau nyambel ngga usah beli. Sekarang udah gak pernah lagi, karena sejak pindah rumah, ga punya lagi lahan kosong. Sekarang jadi kepikiran untuk menanam dengan cara vertilon… duh semoga bisa..

  26. Waah lucu ya. Saya tertarik nih mbak, selama ini saya bercocok tanam organik di lahan biasa, sambil memanfaatkan kompos dari lubang biopori. Kalau ada versi vertikalnya pas banget deh, bisa lebih banyak karena nggak makan ruang. Kereen

  27. Tertarik juga nih menghiasi pekarangan rumah dengan teknik vertikultur ini. Bisa sekaligus berkebun dan menikmati hasilnya ya mbak.

    Langsung tertarik juga nih kepoin IG @temanberkebun

  28. Senang dan kagum lihat kreatifitas tanaman paralon ini, saya kira susah tapi ternyata segampang itu yah mba, cuman mungkin gak berani mencoba karena kami hidupnya nomaden yang pastinya kontrakan hehehe jadi mikir kalau berkebun dirumah orang hehe

    • Kalo sayuran kan hanya 30-45 hari sdh bisa panen.. pindahnya gak tiap bln kan? Hehe.. paralon ini bisa ‘ditanam’ di pot jadi mudah utk dipindah-pindahkan mba..

  29. Sudah lama saya ingin menanam tanaman supaya rumah terlihat hijau. Apa daya ternyata terhambat lahan yang bukan hanya minim, tapi ndak ada. Kalau dengan cara vertikultur seperti ini, rasanya ndak ada yang ndak mungkin ya. Makasih ya Mbak

  30. Pingback: Yuuk, Membuat Media Tanam organik |

  31. Pingback: Sulitkah Menanam & Merawat Daun Mint? |

  32. Pingback: Yuk, Bertanam Sayur Hidroponik di Pekarangan Sebagai Warung Hidup Keluarga Kita

Leave a Reply

Required fields are marked *.