Vertilon : Sistem Pertanian Vertikultur dengan Paralon

Vertilon : Sistem pertanian vertikultur dengan paralon. Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu… Bagaimana, tetap sehat dan bahagia, bukan? Semoga begitu adanya ya.. Sahabat, dalam tulisanku kali ini, aku akan mengajak sahabat semua untuk mengenal Sistem Pertanian Vertikultur. Oya, tulisan ini merupakan catatan ‘oleh-oleh’ dari kegiatan “Kelas Berkebun #03” yang diselenggarakan oleh ‘Teman Berkebun’ yang kuikuti beberapa waktu lalu. Oya ‘Teman Berkebun’ ini adalah sebuah platform digital yang bergerak untuk mendukung Pertanian Perkotaan.

https://www.instagram.com/p/Btx2PiuniEA/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=12pid92jgrlzg

Berawal dari sebuah post di IG yang mengabarkan akan diselenggarakannya Kelas Berkebun #03 dengan tema mengenal dan membuat Vertilon, aku langsung tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain memang tertarik untuk bisa belajar dan kelak mempraktekkannya di rumah, dari awal sudah kuniatkan untuk mendulang konten blog melalui kegiatan ini! Hihi…makluuum..blogger ala-ala yang sering kehabisan ide / bahan tulisan 😊

Nah, Minggu 24 Pebruari 2019 yang lalu, pagi-pagi aku sudah bersiap berangkat dari rumah kakak di Tegalsari menuju lokasi ‘Kelas Berkebun’ di Kebun Pojok Space. Hayooo..di mana tepatnya lokasi Kebun Pojok Space yang menjadi tujuanku di Minggu pagi itu?

Kebun Pojok Space Semarang
Kebun Pojok Space Semarang

Yap..yang menjawab di Jl. Menteri Supeno Semarang, anda betuuuul… 👍👍 Lokasi Kebun Pojok Space ini benar-benar di pojokan Jl Menteri Supeno, sebelah kiri persis SMA 1 Semarang (yang kebetulan almamaterku ..waaah..nostalgiaaaa..haha…) berseberangan dengan Taman Indonesia Kaya yang duluuuu…kukenal sebagai Taman KB! 🙂 Hihi..baru kutahu kalau di pojokan situ ada space yang sangat mendukung kegiatan pertanian perkotaan ini! Rumah dan kebun di pojokan yang diberi nama Kebun Pojok Space ini adalah sekretariat komunitas “Teman Berkebun” ini.

Ok, cukup prolog nya yaa…mari kembali ke laptop eh ke bahasan awal kita ya.. Mari kita mengenal Vertilon : vertikultur dengan paralon yang menjadi salah satu alternatif pemanfaatan pekarangan.

Pelatihan pembuatan vertilon
Suasana Pelatihan Pembuatan Vertilon oleh Teman Berkebun di Kebun Pojok Space Semarang, dipandu mas Edy dari Bhumi Horta

Tentang pemanfaatan pekarangan.

Sebagaimana kita ketahui, pekarangan merupakan taman rumah tradisional yang bersifat pribadi, sebuah sistem dengan hubungan integrasi yang erat antara manusia, tanaman dan hewan. Dengan pengelolaan pekarangan yang baik dapat diperoleh manfaat antara lain : pemenuhan kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, penghematan pengeluaran, serta dapat mendatangkan tambahan pendapatan keluarga.

Secara ringkas, pemanfaatan pekarangan antara lain : (1) mendukung kemandirian pangan rumah tangga di suatu kawasan; (2) mendukung diversifikasi pangan yang berbasis sumberdaya lokal; (3) upaya konservasi tanaman-tanaman pangan maupun pakan.

Baca juga : Yuuk, hijaukan lingkungan kita dengan KRPL

Sayangnya, di perkotaan pekarangan menjadi suatu hal yang ‘mahal’. Keterbatasan lahan merupakan suatu hal yang lumrah di daerah perkotaan apalagi di permukiman padat. Untuk mengatasi hal itu, diupayakan sebuah inovasi pertanian yaitu dengan memanfaatkan media tanam yang tidak memakan tempat / memerlukan lahan luas. VERTIKULTUR adalah nama dari inovasi tersebut.

Contoh rak tanaman model vertikultur (sebagian gbr dari Balitbang Pertanian)

Apa itu Vertikultur?

Secara umum, vertikultur dapat diartikan sebagai teknik bercocok tanam secara vertikal, dengan menyusun wadah tanaman secara bertingkat (dari bawah ke atas) atau menggunakan wadah yang memungkinkan penyusunan tanaman secara bertingkat.

Apakah hanya Paralon yang dapat digunakan untuk vertikultur?

Tidak…tentu saja tidak! Ada berbagai macam sarana yang dapat kita gunakan, a.l : rak bertingkat (dari berbagai jenis bahan) sebagai tempat bagi polibag-polibag ataupun pot-pot wadah tanaman, botol-botol bekas, kaleng bekas, dll.

Apa syarat pembuatan vertikultur?

Syarat utama dalam membuat vertikultur adalah kuat (agar tidak mudah roboh) dan mudah dipindahkan.

Ukuran wadah  yang digunakan dalam vertikultur harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya, botol bekas air mineral / pipa paralon diameter 3 inci dapat digunakan untuk menanam aneka sayuran daun : sawi, bayam, kangkung, caisim, dll. Sedangkan untuk menanam tanaman sayuran buah seperti tomat, cabai, terong, dapat dipilih wadah yang lebih besar agar mempunyai daya tampung media tanam yg lebih banyak, misalnya polibag, pot, panci bekas, atau paralon diameter lebih besar (minimal 4 inci).

Media tanam yang digunakan harus memenuhi syarat yaitu : gembur / porous, serta memiliki kandungan hara yang cukup untuk tanaman. Media tanam yang baik terdiri dari campuran tanah gembur, kompos dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Usahakan ketiga unsur media ini tercampur secara merata ya..

Jangan lupa, sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman agar tumbuh maksimal. Letakkan tanaman verikultur ini di tempat yang terkena sinar matahari minimal 6 jam sehari.

Bagaimana cara membuat vertilon (vertikultur dengan paralon)?

Bahan & alat yang diperlukan :

  1. Pipa paralon min 4″ sepanjang 130 cm
  2. Gergaji besi
  3. Penggaris / meteran
  4. Spidol
  5. Pemanas (gas torch, lilin, kompor, dll)
  6. Kayu / benda berbentuk silinder (mis : gelas, botol kaca bekas sirup)
  7. Pupuk kompos / kandang
  8. Sekam
  9. Tanah gembur
  10. Benih tanaman
Sarana pembuatan vertilon
Beberapa sarana pembuatan Vertilon

Cara membuat :

  1. Ukur 30 cm dari tepi paralon, tandai dengan spidol dan buat berulang dalam 1 baris ke bawah. Buat tanda pada sisi lainnya dengan ditambahkan jarak 10 cm dari lubang awal, dengan jarak tanda tiap baris tetap 30 cm
  2. Gergaji tanda tersebut dengan lebar yang sama, lalu panasi bagian yang telah digergaji itu dengan pemanas (misal : gas torch).
  3. Setelah tepian lubang lembek, masukkan perlahan botol / kayu berbentuk silinder itu secara perlahan, lalu ditarik keluar sehingga terjadi lekukan pada lubang tersebut. Lakukan berulang pada tiap lubang yang sudah digergaji.

    Lubang tanam pada vertilon
    Lubang tanam yg berhasil dibuat pada paralon
  4. Buat lubang tanam sedalam 30 cm pada pot yang sudah terisi media, masukkan pipa paralon yang telah siap lubang-lubang tanamnya tadi, timbun kembali dengan tanah dan padatkan.
  5. Masukkan media tanam yang sudah disiapkan (campuran tanah gembur, kompos dan sekam) ke dalam pipa hingga batas atas pipa.
  6. Tanam bibit sayuran ke dalam lubang tanam paralon tersebut.

    Vertilon dengan bibit Selada
    Vertilon yang sudah ditanami bibit Selada
  7. Lakukan perawatan tanaman (penyiraman & pemupukan) hingga masa panen sayuran (sekitar 30 hari setelah tanam).

Tanaman sayuran apa yang cocok ditanam dengan vertilon ini?

Beraneka macam sayuran daun bisa kita tanam dengan cara vertilon ini, a.l : bayam, selada, sawi, kangkung, dll. Untuk bayam dan kangkung dapat langsung ditanam benihnya pada lubang tanam itu (untuk bayam benih ditebarkan, sedangkan untuk kangkung benih / biji ditanamkan sekitar 1 cm) adapun untuk sawi dan selada benih harus disemaikan terlebih dahulu di tempat lain dan setelah bibitnya berdaun beberapa baru dipindahkan ke lobang tanam vertilon.

Praktek pembuatan vertilon
Praktek pembuatan Vertilon

Nah, sahabat…demikianlah cara membuat vertilon yaitu bertanam cara vertikultur dengan paralon, yang cocok diterapkan pada budidaya sayuran daun di lahan sempit misalnya di perkotaan / pemukiman padat. Oya untuk sahabat di Semarang & sekitarnya, yang ingin belajar berkebun datang saja ke Kebun Pojok Space setiap Sabtu sore ada kegiatan diskusi di sana. Atau pantengin IG @temanberkebun untuk tahu kegiatan-kegiatan serunya.  

Tidak ada alasan untuk tidak menanam, bukan? Yuuk..mari kita menanam…

***

Sumber tulisan : Booklet “Vertikultur Paralon (Vertilon)” – CV Bhumi Horta, 2019.

61 thoughts on “Vertilon : Sistem Pertanian Vertikultur dengan Paralon”

  1. Sudah lama saya ingin menanam tanaman supaya rumah terlihat hijau. Apa daya ternyata terhambat lahan yang bukan hanya minim, tapi ndak ada. Kalau dengan cara vertikultur seperti ini, rasanya ndak ada yang ndak mungkin ya. Makasih ya Mbak

  2. Senang dan kagum lihat kreatifitas tanaman paralon ini, saya kira susah tapi ternyata segampang itu yah mba, cuman mungkin gak berani mencoba karena kami hidupnya nomaden yang pastinya kontrakan hehehe jadi mikir kalau berkebun dirumah orang hehe

    1. Kalo sayuran kan hanya 30-45 hari sdh bisa panen.. pindahnya gak tiap bln kan? Hehe.. paralon ini bisa ‘ditanam’ di pot jadi mudah utk dipindah-pindahkan mba..

  3. Tertarik juga nih menghiasi pekarangan rumah dengan teknik vertikultur ini. Bisa sekaligus berkebun dan menikmati hasilnya ya mbak.

    Langsung tertarik juga nih kepoin IG @temanberkebun

  4. Waah lucu ya. Saya tertarik nih mbak, selama ini saya bercocok tanam organik di lahan biasa, sambil memanfaatkan kompos dari lubang biopori. Kalau ada versi vertikalnya pas banget deh, bisa lebih banyak karena nggak makan ruang. Kereen

  5. wiih senangnya kalau bisa bertanam gini. Aku dulu juga suka menanam tomat, cabai. Lumayan kalau mau nyambel ngga usah beli. Sekarang udah gak pernah lagi, karena sejak pindah rumah, ga punya lagi lahan kosong. Sekarang jadi kepikiran untuk menanam dengan cara vertilon… duh semoga bisa..

    1. Ya mba.. 1 paralon ini sekitar 16 lubang mba, nah kalau bikin beberapa paralon dijejerkan seperti foto itu, semakin sedap dipandang mba Ika..

  6. Yang pakaibotol bekas sama kemasan deterjen saja belum kurealisasikan lho, Mbak. Ini sudah ada cara lain. Tapi, yang ini lebih hemat tempat ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *