Bertanam secara hidroponik di rumah, kenapa tidak? Salam jumpa Sahabat Lalang Ungu, semoga tetap sehat dan bahagia ya.. Sahabat, dalam tulisanku kali ini aku ingin ceritakan tentang pengalaman kami bertanam di halaman rumah dengan cara / sistem hidroponik. Mungkin ada yang berpikir, apakah mungkin bertanam dengan cada hidroponik di halaman rumah kita? Bisa saja, kenapa tidak?
Sekilas tentang Hidroponik
Pengertian Hidroponik
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air sebagai media tanam dan menekankan pada pemenuhan nutrisi yang diperlukan bagi tanaman itu.
Keuntungan Hidroponik
Ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan bertanam cara hidroponik ini, antara lain :
- Tidak membutuhkan tanah
- Tidak perlu menyiram tanaman secara rutin
- Air kebutuhan tanaman dapat digunakan dengan lebih efisien
- Lebih ‘ramah lingkungan’ karena relatif tidak mengeluarkan polusi nutrisi ke lingkungan
- Tanaman tumbuh relatif lebih cepat
- Mudah dalam perawatan hingga pemanenan / pemetikan hasil
- Media dapat digunakan berulang kali
- Cara berkebun yang relatif lebih bersih
Jenis-jenis Sistem Hidroponik
Ada beragam cara / sistem yang dapat kita pilih untuk melakukan penanaman dengan cara hidroponik ini, a.l :
- Sistem Sumbu (Wick). Dinamakan Sistem Sumbu karena nutrisi diberikan melalui akar yang penyalurannya dengan bantuan sumbu (bisa dibuat dari tali nilon / kain flanel / kain kaus).
Sistem Wick
(Gambar dari bibitonline(.)com) - Sistem Irigasi / Fertigasi. Disebut juga Drip System dengan prinsip dasar mengalirkan larutan nutrisi dalam bentuk tetesan yang berlangsung secara kontinyu / terus menerus, dengan takaran tertentu.
Drip System / Fertigasi
(Gambar dari bibitonline(.)com) - Sistem Pasang Surut (EBB & Flow). Teknik ini mempunyai cara kerja yaitu membanjiri wadah penampung yang berisi tanaman dengan air nutrisi, selama beberapa waktu tertentu. Selanjutnya air itu akan kembali ke penampung air nutrisi, sebelum mengaliri wadah penampung tanaman lagi. Begitu seterusnya.
Sistem Pasang Surut
(Gambar dari bibitonline(.)com) - Sistem NFT (Nutrient Film Technique). Dalam teknik NFT ini, akar tanaman ditempatkan pada aliran nutrisi yang dangkal, sehingga tidak terendam sepenuhnya dan memperoleh oksigen secara optimal.
Sist NFT
(Gambar dari bibitonline(.)com) - Sistem Rakit Apung (Water Culture). Pada teknik ini, tanaman diletakkan di atas gabus / styrofoam yang sebelumnya sudah dibuat lubang-lubang, lalu diapungkan di atas larutan nutrisi.
Sistem Rakit Apung
(Gambar dari bibitonline(.)com) - Sistem Aeroponik. Merupakan teknik bertanam hidroponik dengan cara menyemprotkan nutrisi (dalam bentuk kabut) ke akar tanaman.
Sistem Aeroponik
(Gambar dari bibitonline(.)com)
Dari ke-6 teknik hidroponik tersebut, yang paling cocok untuk pemula adalah sistem wick / sumbu. Karena bisa dilakukan dengan peralatan yang ada di rumah dan biaya yang diperlukan relatif tidak mahal (dibanding teknik lainnya).
Pengalaman kami bertanam cara hidroponik di halaman rumah
Alhamdulillah sekitar setahun terakhir ini kami telah menerapkan cara tanam hidroponik di rumah kami. Pertama karena alasan lahan yang terbatas. Sedikit halaman tersisa di depan rumah tidak bisa ditanami semuanya karena harus diperkeras untuk akses yang lebih nyaman. Sebelumnya kami bertanam dengan pot, polibag ataupun daur ulang alat dapur yang telah rusak, namun ketersediaan tanah dan pupuk yang harus membeli cukup memusingkan juga..hehe..
Salah satu keuntungan yang kudapat karena pindah tugas ke kantorku saat ini adalah berkumpul dengan para Penyuluh Pertanian yang rajin menularkan ilmunya. Salah satunya adalah tentang hidroponik ini. Karena tertarik aku pun mencoba di rumah dan alhamdulillah keluarga juga tertarik bahkan kemudian adikku yang lebih rajin mengelola kegiatan ini ☺
Pemilihan Sistem Hidroponik
Nah, awal kegiatan ini dimulai dengan pemilihan sistem hidroponik yang akan kami pakai selanjutnya. Sebagaimana rekomendasi dari teman-teman PPL, kami memulai dengan Sistem Sumbu / Wick yang disarankan bagi pemula. Selanjutnya setelah belajar dengan sistem ini, kami mulai menerapkan sistem lainnya yaitu NFT.
Selain karena memang disarankan bagi pemula, kami memilih Sistem Wick ini karena beberapa kelebihannya, yaitu : (1) Tidak memerlukan bahan-bahan mahal; (2) Bentuk sederhana dengan cara pembuatan yang relatif mudah; (3) Media sumbu yang digunakan menyebabkan penambahan nutrisi bisa lebih jarang dilakukan; (4) Tidak memerlukan listrik sehingga biaya operasional lebih murah; (5) Mudah dipindah-pindahkan bila perlu dan tidak perlu banyak ruang.
Peralatan yang diperlukan untuk hidroponik skala rumah tangga
Peralatan yang diperlukan untuk Sistem Sumbu / Wick ini cukup sederhana bahkan bisa menggunakan daur ulang alat-alat di sekitar kita. Peralatan tersebut antara lain :
- Botol bekas / Wadah bekas lainnya
- Sumbu : kain flanel / kain kaus / tali nilon
- Net pot
- Rockwool / Sabut Kelapa (cocopiet)

Kangkung, Bayam merah dan Sawi sendok di pot hidroponik jeriken oli
Baca Juga : Yuk membuat sendiri pot hidroponik dari barang bekas
Sedangkan untuk Sistem NFT peralatan yang diperlukan lebih beragam, a.l :
- Pralon ukuran besar / talang air untuk wadah tanaman sekaligus menampung aliran air
- Pralon ukuran kecil untuk mengalirkan air
- Sambungan-sambungan Pralon
- Tempat penampung air
- Pompa listrik
- Netpot
- Rockwool / cocopiet / media tanam lain

Rak Hidroponik, perpaduan sistem NFT & Drip
Ohya Sahabat, saat ini sudah banyak ditawarkan hidroponik kit sehingga sangat membantu bila ingin memulai bertanam cara hidroponik di rumah, karena set hidroponik kit ini terdiri dari wadah, netpot, Rockwool, benih-benih hingga nutrisi (AB mix).

Bertanam Sawi dengan Hidroponik Kit Rakit Apung yang dibeli secara online
Pemilihan Jenis Tanaman
Nah, setelah menentukan sistem hidroponik yang akan kita pakai, menyiapkan peralatan / sarana yang dibutuhkan selanjutnya memilih jenis tanaman yang akan kita tanam secara hidroponik.
Sebenarnya ada banyak ragam sayuran yang bisa ditanam secara hidroponik, a.l : Selada, Bayam, Kangkung, Tomat, Terong, Timun, Buncis, dll. Mengingat salah satu prinsip pemanfaatan pekarangan adalah untuk menambah asupan gizi keluarga maka sebaiknya dipilih jenis sayuran yang memang disukai oleh keluarga. Masukan lain adalah, pilih yang perawatannya mudah untuk pemula.
Nah berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, kami memilih Bayam dan Kangkung sebagai tanaman yang awal kami tanam. Selanjutnya setelah lebih berpengalaman, jenisnya bertambah, a.l : Selada, Seledri, Sawi Caisim, Pakchoi (Sawi Sendok), Terung, Tomat dan Cabe ☺

Bayam Kampung hidroponik..segar dan berdaun lebar-lebar
Setelah jenis tanaman ditentukan maka mulai dengan penyemaian benih. Ohya bisa juga dipilih ‘jalan pintas’ yaitu menggunakan bibit yang dibeli / sudah siap tanam. Hal ini menghemat waktu cukup banyak juga, hehe..

Langkah-langkah penyemaian benih
Pemilihan Tempat
Selain kebutuhan air sebagai media dan nutrisi sebagai penunjang tumbuh kembang tanaman, sinar matahari yang cukup juga menjadi salah satu kebutuhan bertanam cara hidroponik itu. Oleh karena itu perlu dipilih tempat yang sesuai. Pot / rak hidroponik sebaiknya diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari (terutama pagi) dan terlindung dari tetesan air hujan secara langsung (karena akan mempengaruhi kandungan nutrisi dalam air).
Kebetulan rumah kami menghadap barat, sehingga hampir sepanjang hari ada panas matahari berlimpah. Itu sebabnya kami perlu menambah atap / shading net sebagai pelindung agar tanaman dapat bertahan hidup dengan baik. Rupanya cara hidroponik ini lebih cocok di lingkungan rumah kami, terbukti tanaman Terong yang kami tanam bersamaan namun di pot (media tanah) sering layu di siang hari nan terik sementara saudaranya yang ditanam hidroponik masih gagah sepanjang hari ☺

Terong Hidroponik dg Sistem Wick
Pemberian Nutrisi Bagi Tanaman
Bila tanaman yang ditanam dengan media tanah mendapatkan makanan dari zat hara yang ada di tanah itu dan juga tambahan pupuk bila perlu, maka untuk tanaman hidroponik, makanan tidak bisa didapatnya hanya dari air yang menjadi media tanamnya.

Perkembangan hidroponik kurun waktu Sept-Okt 2019
Untuk itu kita perlu menambahkan nutrisi pada air baku yang menjadi media tanaman itu. Nutrisi AB mix demikian kita sering menyebut dua jenis campuran nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman hidroponik itu.
Kita bisa membeli nutrisi AB mix ini di toko tanaman / secara online, lalu membuat Larutan A dan Larutan B. Cara membuatnya adalah sebagai berikut :
- Gunakan botol bekas air mineral yang berukuran 2 liter, beri tanda pada dinding botol untuk cairan sebanyak 1 liter.
Botol untuk pembuatan Larutan nutrisi AB
- Isi botol dengan air hingga kurang dari batas yang telah kita buat sebelumnya (ukuran air kurang dari 1 liter).
- Masukkan Bubuk A ke dalam botol berisi air, goyang-goyang botol agar seluruh bubuk larut, lalu tambah air hingga mencapai batas 1 liter.
Penambahan air hingga batas 1 lt
- Guncang / bolak-balik botol agar semuanya larut dengan sempurna. Masukkan ke dalam wadah dengan ditandai ‘Larutan A’.
Simpan Larutan A di Botol A
- Ulangi langkah-langkah di atas untuk membuat Larutan B. Bila menggunakan botol pencampur yang sama dengan yang digunakan untuk membuat Larutan A, pastikan botol telah dicuci bersih sebelumnya. Setelah tercampur rata, masukkan Larutan B ini ke wadah lain dengan ditandai ‘Larutan B’
Simpan Larutan B di Botol B
Adapun cara pemberian nutrisi ini adalah dengan menambahkan masing-masing 5 ml Larutan A dan Larutan B ke dalam tiap liter air baku yang akan digunakan untuk media hidroponik.
Cek PH air dan juga PPM nya, untuk mengetahui kepekatan air nutrisi. Rata-rata tanaman memerlukan air nutrisi dengan PH netral dan PPM sekitar 800. Bisa digunakan alat TDS yang mudah di beli di toko online / offline.
Kalau tanaman dengan media tanah harus disiram secara berkala dan rutin (rata-rata 2 kali sehari) maka untuk tanaman hidroponik tentu saja tak perlu penyiraman. Cek keersediaan air di dalam wadahnya saja. Biasanya sekitar 2-3 hari perlu penambahan air nutrisi kecuali bila kondisi sangat terik, air akan lebih cepat berkurang. Jenis tanaman juga berpengaruh pada cepat/lambatnya penyerapan air ini.
Pemanenan / Pemetikan Hasil
Rata-rata sayuran daun panen pada usia 30-45 HST (Hari Sesudah Tanam). Sedangkan Tomat, Terong dan Cabe sedikit lebih lama, sekitar 2-3 bulan.

Seledri Hidroponik di pot bekas kemasan buah, siap panen yang kedua..
Untuk Selada, Caisim dan Pakchoi hanya panen 1x sepanjang tanam, artinya kita langsung mengambil seluruh bagian tanaman yang sudah siap panen tersebut. Berbeda dengan Kangkung, Bayam, Daun Mint dan Seledri yang bisa dipanen dengan cara dipotong dan bagian bawahnya masih bisa tumbuh untuk dipanen lagi beberapa kali sebelum tidak produktif lagi. Begitupun Tomat, Terong dan Cabe, dipanen dengan cara memetik buah yang matang, beberapa kali hingga pohon tak produktif lagi.
Alhamdulillah selama setahun ini kami telah mendapat beberapa kali panen utamanya Kangkung, Bayam, Selada, Seledri, Daun Mint, Caisim dan Pakchoi. Sementara Terong sedang menunggu panen dan Tomat serta Cabe baru mulai tanam, belum masuk masa generatif ☺

Terong hidroponik menunggu panen
Nah Sahabat Lalang Ungu, demikianlah cerita pengalaman kami bertanam sayuran secara hidroponik di rumah. Adakah teman-teman yang bertanam sayur di rumah juga? Yuuk, bagi pengalamannya di kolom komen ya.. Terima kasih..
Baca Juga : Sulitkah menanam dan merawat Daun Mint?
August 8, 2020 at 18:22
Aku pernah mencobanya mba, sayuran yang dihasilkan lebih cantik dan gurih gitu kalau di masak. Coba pakai hidroponik agak ribet diperawatannya ya kan mba?
August 8, 2020 at 18:29
Kalau menurut saya, justru dengan hidroponik ini perawatannya lebih mudah / simple dibanding tanam dengan media tanah..hehe..
August 8, 2020 at 18:40
Wow masya Allah mantap benar hidroponiknya. Harus telaten ya? Tapi ribetnya sepertinya di awal saja ya, Mbak , saat instalasi.
August 8, 2020 at 19:15
Kalau dengan Sistem Wick relatif mudah merangkai utk pot nya mba..paling mudah memakai botol bekas air kemasan tuh..
August 8, 2020 at 19:00
Mechta my dear, zdh lm bunda kepengen bngt memiliki tanaman dngn zistim Hidrophonik ini, tp sampai skrng blm kesampaian. Keliatannya sih gampang ya tp perlu bantuan tukang x ya utk memulainya. Munbkkn di Trubus ada perlengkapannya yv tinggal pasang. Selama ini bu da bercocok tanam di pot2. Sayurannya cuma 1 macam BAYAM BELANDA nmnya, merambat, media tanamnya krn tanah jd bisa dikerjakan sendiri. lainnya tanaman Sansevieria.
Mau bljr ah hidrofonik asap.
August 8, 2020 at 19:13
Mari dicoba bertanam cara hidroponik ini Bunda.. Insya Allah nggak sulit kok..
August 8, 2020 at 19:56
Nah, ini nih yang aku cariiii!
Masa Pandemi gini assoy geboy banget Mba, kalo nanam sayur atau buah.
Kan mayan bisa panen, jadinya masak dari hasil kebun gitu kan.
Coba deh, ntar aku ngobrol ama ibu mertua.
Moga2 blio OK!
August 8, 2020 at 21:15
Siip…ditunggu cerita keasyikannya mencoba hidroponik di rumah ya mba..
August 9, 2020 at 13:47
Saya menanam sayuran dan buah juga. Tapi bukan hidroponik. Hehee… Alhamdulillah, meski bukan petani tapi ada lahan yang sudah biasa ditanami sayur dan kebutuhan dapur sehari-hari. Sekarang saya tambahkan tanaman buah dalam pot.
August 9, 2020 at 15:32
Alhamdulillah..sangat bersyukur bila masih ada lahan yg dapat dimanfaatkan utk bertanam. Tanam dg media tanah juga kereen…
August 10, 2020 at 08:37
wuih keren nih jadi pengen nyoba juga tapi butuh waktu khusus untuk persiapan awal yak..hehe
August 10, 2020 at 08:49
Sedikit repot di awal..habis itu santaai..hehe..
August 10, 2020 at 09:47
aku sudah beli paket hidroponik juga nih mbak, doakan semangat terus ya menanamnya kaya mbak Tanti
August 10, 2020 at 09:51
Siip… Semangaat, mba Lia..
August 10, 2020 at 09:53
Ihh pengen juga bertanam dengan sistem hidroponik gini. Selama ini karena lahan di rumah tuh luas, yaa jadinya tanam di tanah aja. Tapi pas lihat hasil tanamnya teman-teman yang hidroponik, pada segerseger, jadi pengen akutu…walau sampai sekarang belum juga terealisasi wkwkwk
August 10, 2020 at 12:39
Bersyukur sekali kalau masih ada lahan luas utk menanam mba..ini mah kami.menyiasati keterbatasan lahan..hehe..
August 10, 2020 at 09:54
Aduh aku pengen banget punya tanaman hidroponik di rumah mba. Smoga aku bisaaa
August 10, 2020 at 12:37
Insya Allah bisa mbaa…
August 10, 2020 at 11:12
Ngeri mba Tan, aku jadi pengen dolan neng omahmu, wkkwwk melihat hasilnya dan ingin memetik hahaha, pengen bikin ih. Tapi akeh ayam neng omah
August 10, 2020 at 12:37
Sini Nyi..main2 ke rumah..
August 10, 2020 at 12:45
Ya Allah~
Kalau sudah pada tumbuh, aku jadi ikutan happy liatnya.
Itu pas dimakan pasti bunyi “kreess…kreeesss..”
Crunchy pissaan~
August 10, 2020 at 13:59
Ayuuk…nanam juga Teh.. Di pot/polibag juga bisa kok..
August 10, 2020 at 14:24
Aw aw aw, aku suka aku suka..
Aku juga suka bertanam hidroponik di rumah. Kadang nanam wortel, terong, dan ya, mau nyoba sledri ah nanti… Mampir ke sini jiwaku jadi ijo lagi, semangat empat lima buat nanam2.
August 10, 2020 at 14:32
Wah..Wortel bisa ditanam hidroponik juga mbak? Ih..jadi pengeen akuuu..
August 10, 2020 at 18:10
Dengan adanya sistem hidroponik seperti ini, siapapun, di mana pun bisa bercocok tanam ya Mbak, tinggal ybs memang mau atau tidak.
August 11, 2020 at 06:58
Nah iya..semua berawal dari kemauan ya mba.. Jika memang mau maka akan mencari tahu bgmn bisa lakukan dengan baik..
August 10, 2020 at 21:10
Mantap banget Mbaak. Aku lagi nyoba bertanam nih tapi masih di tanah. Itu aja gak semua berhasil heheh.. Aku punya banyak dirigen. Siapa tau nanti bermanfaat buat bertanam hidroponik.
August 11, 2020 at 06:57
Di tanah juga bagus mba.. Gimana asyiknya saja.. Yuuk, jerugennya diubah jadi pot hehe..
August 10, 2020 at 21:58
Aku lo mba pengen sekali nanem gini
Cuma aku khawatir mati
Nanam biasa aja ga pernah berhasil mint ku
August 11, 2020 at 06:55
Cb lagi dg tanaman lain mbaa..jangan patah semangaat..
August 10, 2020 at 22:01
Aku geleng-geleng kepala, Mbak, pas baca postingan ini. Dikau telaten bangeeeeettt. Selama ini aku masih pakai media pot sama tanam langsung, Mbak, di tanah. Karen akebetulan ada ladang kosong dekat rumah. Semangat terus, ya, Mbak, untuk nanemnya. Lihat hasilnya memang snagat menggiurkan.
August 11, 2020 at 06:55
Bukan akuuu…adikku yg telaten ngurusi semuanya. Aku terlibat sedikiiit saja..hehe.. Aamiin..terima kasih doanya..
August 10, 2020 at 22:49
waaah makasih yaaa mbaaa .. aku jadi tau lebih banyak dan sekarang lagi mau coba juga hidroponik di rumaaah mba
August 11, 2020 at 06:54
Horeee..ditunggu cerita asyiknya mba..
August 11, 2020 at 01:02
Belum coba mba, sering lihat tapi ga tau caranya, abis baca tulisan ini jadi semangat lagi mau nyoba belajar nanem hidroponik di rumah, kan seru bgt pas panen
August 11, 2020 at 06:53
Dicoba yuk mba..pakai wadah kecil dulu juga g apa..hehe..
August 12, 2020 at 06:55
Kapan-kapan nek wes lego pengen bikin ah
mba Tan kiro-kiro harga yang kita habiskan bikin ginian habis diangka berapa yo?
August 14, 2020 at 18:41
Tergantung ukuran Nyi.. Yg rak kecil gak sampai 1jt klo gak salah
August 16, 2020 at 03:02
aku baru pertama nyoba masih gagal, sekarang lagi nyoba lagi
August 16, 2020 at 06:52
Semangat mba.. semoga kali ini sukses ya mba..
August 21, 2020 at 12:10
lahan kami terbatas..jadi pengin nyoba bertanam secara hidroponik ini
lumayan kan bertanam sayuran dan bumbu dapur untuk mencukupi kebutuhan keluarga
nanti deh saya diskusikan dengan suami kebetulan dia suka tanam menanam ini
August 21, 2020 at 13:31
Iya mba, cukup utk keg di rumah dan memenuhi kebutuhan sendiri..
Pingback: Yuk Bertanam Terong Hidroponik di Halaman Rumah Kita |
Pingback: Sebuah catatan kecil perjalanan hidupku di 2020 yang baru saja lewat.