Hai Sahabat Lalang Ungu.. Setelah cukup lama hiatus, aku berniat menghidupkan kembali rumah mayaku ini. Doakan semoga konsisten ya..
Tulisanku kali ini late story ya..tentang pengalaman berkunjung ke Kota Bandung, tepatnya ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung beberapa bulan lalu.

Berkunjung ke DKPP Kota Bandung, Desember 2021
Saat berkunjung pada Desember 2021 lalu, kami diterima secara langsung oleh Ir. Gin Gin Ginanjar, M.Eng selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung beserta jajarannya. DKPP Kota Bandung ini mempunyai 6 Bidang, yaitu : Bid. Ketersediaan Pangan, Bid. Distribusi dan Konsumsi Pangan, Bid. Keamanan Pangan, Bid. Tanaman Pangan & Hortikultura, Bid. Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Bid. Perikanan.

Contoh ide pemanfaatan barang bekas dalam pertanian perkotaan di halaman DKPP Kota Bandung
‘Oleh-oleh’ berkesan yang kami bawa pulang saat itu adalah konsep BURUAN SAE dan Agrowisata Urban Farming.
Apa Itu Buruan Sae?
Buruan Sae adalah salah satu program unggulan Kota Bandung, yang merupakan sebuah konsep pertanian perkotaan yang terintegrasi (integrated urban farming) yaitu melibatkan budidaya pertanian, peternakan dan perikanan dalam pemanfaatan pekarangan.
Program ini digalakkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung dengan tujuan menjadi solusi permasalahan ketimpangan pangan di Kota Bandung melalui pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Konsep Integrated Urban Farming ‘Buruan Sae’ Kota Bandung
Kata ‘buruan’ itu sendiri merupakan kata dalam bahasa Sunda yang artinya halaman/pekarangan. Sedangkan kata ‘SAE’ selain berarti baik juga merupakan akronim dari Sehat, Alami dan Ekonomis.
Melalui program ini Pemerintah Kota Bandung berharap agar warganya dapat belajar memproduksi bahan pangannya sendiri, sehingga makanan yang dikonsumsi keluarga lebih sehat, alami dan juga ekonomis.
Sehat karena bahan pangan tersebut dikelola sendiri oleh masyarakat sehingga terjaga dan diketahui dengan pasti prosesnya sejak penanaman (tidak banyak menggunakan bahan kimia).
Alami karena bahan pangan yang dihasilkan langsung dari alam, dirawat dengan menggunakan pupuk dan pestisida alami.
Ekonomis dalam artian bahan pangan diproduksi sendiri bahkan bisa juga dijual dalam skala mikro dan menambah pendapatan masyarakat.
Adapun sektor-sektor yang ada dalam program Buruan Sae ini antara lain : tanaman sayur, TOGA, tanaman buah, ikan, ternak, pembibitan, proses kompos dan proses pengolahan hasil urban farming.

Sektor-sektor Buruan Sae
Agrowisata Urban Farming Kel. Pajajaran Kota Bandung
Kelompok-kelompok masyarakat yang mengelola pertanian perkotaan di Kota Bandung sudah tersebar di kelurahan-kelurahan yang ada, dan pada saat kami ke Bandung Desember lalu kami juga mengunjungi salah satu kelompok urban farming yang sudah berkembang menjadi agrowisata urban farming.
Wah..ternyata bila dikelola dengan baik, kegiatan pertanian perkotaan ini berpotensi wisata juga lho.. Salah satunya ada di Kelurahan Pajajaran Kec. Cicendo Kota Bandung.
Yang lebih istimewa lagi karena lahan yang digunakan kelompok ini bukan lahan biasa, melainkan bangunan dek semi permanen di atas aliran sungai/saluran yang membelah kampung/permukiman yang relatif padat!

Berkebun DI ATAS Sungai
Sungguh kreatif sekali dalam pemanfaatan ruang. Karena keterbatasan lahan untuk melakukan budidaya, maka kelompok membuat dek/panggung menutup permukaan sungai/saluran tempat meletakkan beragam tanaman yang dibudidayakan dalam pot maupun polibag.

Tanaman sayur, buah maupun TOGA tampak subur tersusun rapi di lahan kebun di atas sungai
Sahabat Lalang Ungu, itulah cerita pengalaman kami berkunjung ke Kota Bandung beberapa bulan lalu, mendapat tambahan wawasan baru tentang Buruan Sae yang merupakan konsep pertanian perkotaan terintegrasi dari Kota Bandung dan juga tentang agrowisata urban farming Kel Pajajaran.

Agrowisata Urban Farming Kelurahan Pajajaran yang unik.
Alhamdulillah banyak hal positif yang menginspirasi kami dari kunjungan ini dan mudah-mudahan juga menginspirasi kalian yang membaca tulisan ini.
BTW, kalau di kota kalian sudah adakah konsep urban farming seperti ini? Yuk bagi kisahnya di kolom komen ya.. Terima kasih..
Baca juga : Ngangsu kawruh urban farming di Kota Solo.
April 5, 2022 at 16:56
Keren sekali ini mba aku jadi pengin kesana untuk belajar lebih dalam tentang Buruan Sae.
April 6, 2022 at 14:50
Keren ya Bandung. AKu selalu suka dengan kawasan agrowisata. APalagi yang bisa petik-petik tanaman sendiri. Love it.
April 7, 2022 at 14:01
Anakku kuliah di Bandung mau ngajak aku ke sini juga katanya klo pas aku nengokin dia ke sana. Untuk sementara aku liat foto dulu di sini.
April 7, 2022 at 15:03
Kreativitas tanpa batas menyiasati pemanfaatan pekarangan. Kereen sekali ide Buruan SAE. Terima kasih, Diajeng.
Salam sehat
April 7, 2022 at 20:29
Keren banget Agrowisata Urban Farming Kel. Pajajaran Kota Bandung.
Aku pernah ke Sungai Cikapundung yang dijadikan tempat wisata air. Semua bahagia kalau sudah main ke taman-taman yang ada di Bandung.
April 7, 2022 at 21:30
Baru tahu di Bandung ada program seperti itu. Bisa langsung ke lokasi nih buat lihat-lihat. Keren pisan euy Bandung.
April 7, 2022 at 23:03
betul banget nih bisa jadiin tempat wisata jugaa, jadi bisa berkali lipatnya untungnyaa
April 8, 2022 at 00:08
kalo di kantorku, ada program pekarangan pangan lestari, Mba. jadi ibu-ibu diajak untuk memanfaatkan pekarangan mereka dengan menanam bermacam sayuran. selain untuk dikonsumsi pribadi, hasilnya bisa dijual ke pasar untuk membantu perekonomian keluarga
April 8, 2022 at 02:20
Bandung memang selalu menarik
Jadi pengen diajak ke tempat ini
Menunggu waktu yang tepat bisa jalan ke Bandung
April 8, 2022 at 14:24
Wah, ini aktivitas yang keren banget. Jadi penasaran sama Buruan SAE ini mbak.
April 8, 2022 at 14:24
kabita teh hoyong buruan jadi sae kieu, waaa aku mau ah kasih tau mertua di bandung, ada buruan sakedik di handap jeung di luhur, mudah2an bisa jadi buruan sae, endah dipandang mata
April 8, 2022 at 22:14
Konsep yang diterapkan di kota Bandung ini sangat menarik mbak. Untuk bercocok tanam nyatanya bisa dilakukan dimana saja meski lahannya sempit. Bisa dijadikan contoh untuk mereka yang tinggal di perumahan dan tidak punya lahan kosong, namun ingin bercocok tanam.
April 9, 2022 at 04:09
Waah keren nih programnya..berarti yang pekarangan rumahnya kecil pun juga bisa ya mempraktekkan program buruan SAE ini, jadi hijau-hijau deh liatnya, seger.
April 9, 2022 at 05:38
Iya nih, pernah baca2 juga program Buruan SAE ini, kbayang kan kalo halama n rumah ijo2 menyegarkan , bikin seger ya Mba Tanti.
Langsung lirikin halaman rumah aku yang tembok semua hahahaa.
April 9, 2022 at 07:47
Keren banget ini..aku jadi pengen deh bisa menjadikan linkungan rumahk seperti ini, masalahnya sekarang aja baru dipasangin beberapa pot dekat sungai selalu ada yg usil nyemplung2 in ke sungai. Padahal pot besar diikat tali kawat ke tembok…kesel sama orang iseng banget.
April 9, 2022 at 10:23
Wah, aku baru tau kalau ada yang gak baik di tempat wisata seperti yang teh Ida sampaikan. Tapi memang ada aja kalo orang mau iseng yaah..
Salut sama Pemda Kota Bandung yang membuat program Buruan SAE. Sehingga kesadaran akan menanam pohon dan menghijaukan daerahnya bisa terwujud.
April 9, 2022 at 08:58
Andai setiap rumah memiliki konsep yang sama tentu akan menekan pengeluaran dan yang jelas lingkungan rumah akan lebih hijau ya mbak…
April 9, 2022 at 09:33
Waduh kudet, sebagai orang Bandung aku baru tahu dengan ini. Tapi aku bangga. Keren banget deh. Semoga banyak dicontoh kota-kota lainnya nih konsep Buruan Sae ini, ya.
April 9, 2022 at 09:59
MasyaAllah… Keren banget! Di Bandung banyak urban farmer ya.. kapan itu aku pernah ikut webinar, pematerinya dari Bandung. Beliau urban farmer dan PPL dinas pertanian juga.
Pengen punya ember tumpuk bawahnya buat nampung POC
April 9, 2022 at 10:33
Wah senangnya jalan-jalan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian bisa sekaligus studi banding ya teh
April 9, 2022 at 11:35
Keren nih Kelurahan Pajajaran, konsep urban farmingnya bisa ditiru oleh daerah-daerah lain. Keterbatasan lahan tidak mengurangi semangat untuk nandur ya mbaa…
Btw itu ada Mas Gin Gin, dulu pernah beberapa kali jumpa saat beliau masih di Dinas Kehutanan Jateng. Salam ya mbaa… *halah telaaatt 😀
April 9, 2022 at 11:35
Bagus sekali ini programnya, sebagai warga jabar saya berharap programnya bisa berjalan di kota lain, jadi semakin banyak yang memahami urban farming insha allah semakin kuat ketahanan pangan kita
April 9, 2022 at 22:06
Program buruan sae ini bisa diterapkan juga ya di rumah. Seperti bikin kompos sendiri dari sisa makanan dan daun-daunan yang berserakan di halaman. Banyak terinspirasi deh setelah baca ulasan di artikel ini.
April 9, 2022 at 23:02
Mba Tanti MasyaAllah progam tangannya bagus sekali senang banget denger cerita dan visualnya. Aku sendiri masih gak mahir bercocok tanam. Tapi kalau ibuku pinter