Sahabat Lalang Ungu, pernahkah kalian mendengar ujaran dalam bahasa Jawa Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela?
Arti harfiah dari kalimat itu adalah ‘diberi hati mengambil (juga) ampela’ merupakan kalimat yang sering diucapkan untuk suatu kondisi di mana seseorang meminta lebih dari apa yang telah diterimanya.
Aku tiba-tiba teringat peribahasa Jawa itu ketika melihat foto judul sebuah berita tentang permintaan baru pedagang Tanah Abang di salah satu beranda akun FB teman.

Lhoo…gak bahaya, tah? (Sumber Foto : FB Nurul Huda/ grebe official)
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, Tiktok Shop telah ditutup sebagai dampak dari ditetapkannya Permendag No 31 / 2023 terkait ketentuan perizinan usaha, periklanan, pembukaan dan pengawasan pelaku usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
Ya, setelah TikTok Shop resmi ditutup pada 4 Oktober 2023 lalu, memang memunculkan perdebatan. Ada banyak pro dan kontra menyikapi hal tersebut. Yang pro antara lain beralasan bahwa penutupan itu sudah sesuai aturan, untuk menciptakan iklim usaha yang lebih sehat serta merupakan salah satu upaya perlindungan UMKM. Yang kontra tak kalah banyak, antara lain beralasan bahwa penutupan tersebut adalah tindakan tergesa-gesa yang kurang memikirkan dampaknya secara luas.
Nah.. bagaimana denganku sendiri, apakah aku ikut yang pro atau kontra?
Sebelumnya kusampaikan di sini bahwa aku bisa dikatakan hanya sebagai orang luar, bukan pelaku yang terlibat langsung (baik sebagai pelaku UMKM maupun pelaku bisnis di Tiktok Shop). Jadi pendapatku ini adalah murni pendapat pribadi sebagai anggota masyarakat biasa.
Menurut pendapatku, pemerintah berhak (bahkan wajib) mengatur regulasi dalam perdagangan online maupun offline sebagai bentuk pelayanan masyarakat dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Aturan pemisahan media sosial dan e-commerce sudah tepat, namun perlu diatur dan disosialisasikan juga juklak nya sehingga tidak terjadi kerancuan ataupun pemahaman yang berbeda-beda antara pelaku usaha dan masyarakat luas.
Sepemahaman ku, yang dilarang untuk dilakukan adalah transaksi langsung melalui media sosial karena hal itu tidak sesuai dengan peruntukannya. Jadi pengguna media sosial tetap boleh melakukan promosi -termasuk secara live- namun untuk transaksi diarahkan pada jalur yang memang diperuntukkan untuk itu misalnya online shop / e-commerce yang terkoneksi dengan media sosial tersebut.
Lalu bagaimana dengan adanya tuntutan untuk menutup juga e-commerce ataupun on-line shop?
Menurut ku kalau hal itu sudah di luar batas. Semacam euforia saja. Salah kaprah. Kalaupun ada yang berpendapat seperti ini, kuyakin itu hanya suara segelintir orang yang tidak mengerti/ tidak mau mengerti tentang perubahan jaman.
Perubahan adalah suatu hal yang pasti terjadi. Demikian juga penerapan teknologi dalam kehidupan kita. Digitalisasi yang merambah ke banyak bidang merupakan suatu keniscayaan. Bukan hal yang harus dihindari namun justru dijalani dengan baik. Usaha offline maupun online masing-masing mempunyai plus minus dan juga mempunyai pasar sendiri-sendiri. Semua sama baiknya, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Semua tergantung kebutuhan dan cara kita menyikapinya.

Usaha offline maupun online mempunyai pangsa pasar yang berbeda (Ilustrasi dari Pixabay)
Justru dari kasus penutupan Tiktok Shop ini salah satu pelajaran penting bagi para pengusaha adalah pentingnya diversifikasi, tidak hanya jenis usaha namun juga platform yang digunakan sesuai dengan pasar yang dituju. Pedagang haruslah adaptif dan terus mengasah kreatifitas promosi. Terbuka untuk belajar dan tidak mengasingkan bisnisnya dari saluran digital melalui banyak e-commerce.
Kemampuan membaca dan menganalisis perilaku konsumen yang disasar dari produk yang dijualnya juga merupakan hal yang harus terus diasah dan ditingkatkan oleh para pengusaha. Peningkatan pelayanan kepada konsumen juga merupakan hal yang tak kalah pentingnya dalam mengupayakan kelangsungan dan kesuksesan usaha.
Sahabat Lalang Ungu, itu sekelumit opiniku terkait hal yang saat ini masih banyak dibicarakan yaitu penutupan Tiktok Shop. Bagaimana dengan pendapat kalian? Masuk bagian pro atau kontra nih? Yuk, bagi opini kalian di kolom komentar ya… Terima kasih…
October 14, 2023 at 11:04
Pas denger berita ini memang agak kesal juga mbak. Pedagang mintanya gerai marketplace ditutup. Padahal justru melalui marketplace banyak pedagang yg terbantu. Platform jual beli bener2 udah berubah.
October 14, 2023 at 17:47
Menurutku itu karena mereka kurang tahu cara pemanfaatannya sehingga mengkambinghitamkan atas turunnya performa usaha mereka
October 16, 2023 at 20:39
Kalau menurutku para penggiat UMKM ini juga sebaiknya mendapat bimbingan edukasi untuk bisa memasarkan produknya di marketplace agar bisa mengikuti trend pemasaran
October 17, 2023 at 18:47
Aku ga setuju kalau ecommerce ikut dibubarkan juga
sudah zamannya sih kalau cara berbelanja sudah berubah
mestinya cari solusi yang lebih bijak dengan melatih pedagang agar tetap bertahan dengan memanfaatkan media digital dan ecommerce
October 18, 2023 at 21:45
Para pedagang konvensional saatnya belajar teknologi. Nyemplung sekalian jualan di marketplace. Belajar jadi kejadian zaman ojol ditolak ojek konvensional. Bukan gak mungkin, segmen pasar malah lebih luas kalo nyemplung di marketplace. Yang beli bisa dari kota dan pulau lain.
October 18, 2023 at 22:44
Iya ya. Aku juga pas baca kelanjutan beritanya kok mereka malah jadi ngelunjak gitu. Ya memang kita kan harus mengikuti trend sistem penjualan sesuai zaman. Gak bisa dengan metode jadul.Karena penjual harus menyesuaikan dengan perilaku pembelinya. Lah, jaman sekarang orang kan banyak yang mager. kalau bisa mendapatkan semua barang tanpa keluar rumah dengan harga terjangkau, kenapa tidak.
October 19, 2023 at 23:48
ya kalo tiktok shop ditutup oke lah karena tiktok itu sosmed. nah kalo shopee dan lazada kan mereka memang marketplace, ga pas aja untuk ditutup.
October 20, 2023 at 01:31
Kalau menurutku yang sejak 2016 jarang sekali membeli barang offline, ya intinya sih penutupan tiktokshop yang merembet ke permintaan penutupan shopee dll itu bukan solusi terbaik ya…aku pribadi alasan beli online memang karena kurang tertarik beli secara offline. Imo, misal beli baju di pasar, harus tawar menawar, harus ngongkos, harus cari yang sesuai budget.. ya mending online aja kan, cari harga termurah pakai jari.
October 20, 2023 at 08:08
banyak yang ga tau kalau tiktok shop di tutup karena ijinnya tuh medsos bukan ecomm, kalau menurutku sih rejeki udah ada yang atur ya, jadi kita harus terus belajar mengikuti perkembangan jaman
October 20, 2023 at 08:19
Aku juga rada geram sih dengan permintaan itu. Ini sama kaya kita menyuruh anak kecil ngikuti zaman orang tuanya yang udah enggak berlaku di zaman mereka. Ya kembali lagi para pelaku usahanya, apakah mereka mau beradaptasi, atau mau usahanya terus merosot tajam. Bukankah tidak ada yang statis di alam semesta?? Ya nggak
October 20, 2023 at 08:51
Menurut pandanganku, saya rasa para pelaku usaha kecil dan menengah sebaiknya juga mendapatkan panduan pendidikan agar mereka dapat berhasil dalam memasarkan produk mereka di platform daring, sehingga dapat mengikuti perkembangan tren pemasaran.
October 20, 2023 at 09:49
Zaman sudah banyak sekali berubah. Dan tugas kita ya ikut beradaptasi jika ingin tetap relevan. Mungkin memang sekarang sudah bukan zamannya lagi berniaga dengan gaya zaman dahulu . Bahkan ITC-ITC yang dulu menjamur saja sudah lama kalah oleh hadirnya pasar-pasar online. Tapi saya yakin, manusia akan menemukan jalannya asal mau berusaha dan menyesuaikan diri.
October 20, 2023 at 10:02
Ini menjadi dilema di saat masyarakat kita belum sepenuhnya melek teknologi dan digital. Mau tidak mau persaingan semakin luas dan perilaku konsumen juga berubah dari yang biasanya offline, sekarang lebih senang belanja online. Ini jadi PR kita semua. Semoga ke depannya pedagang kita semakin maju dan bisa mempertahankan bisnisnya di berbagai lini. Aamiin
October 20, 2023 at 12:09
Saya sebagai pengusaha UMKM gemes juga lihat kelakuan pedagang Tanah Abang itu. Padahal marketplace ijo dan oren pernah adain pelatihan juga loh.
October 20, 2023 at 13:31
Yup, aku idem. Ada pelajaran yg bisa diambil saat tiktok shop ditutup yakni bikin tersadar bahwa seperti sebuah keharusan bagi pemilik usaha utk tidak berdiam diri (berjualan di tiktok shop) saja, melainkan terus berinovasi, dan mengasah kreativitas.
October 20, 2023 at 14:57
Dikai ati njaluk rempela. Aku tahu kata-kata itu pas jaman masih SMP kayaknya pas pelajaran Bahasa Jawa. Aku suka belanja di TikTok Shop karena harganya lebih murah sih. Untungnya masih ada Shopee dan Tokopedia jadi bisa tetap belanja walaupun di rumah aja.
October 20, 2023 at 15:53
Diwenehi Ati Ngrogoh Rempela, aku sering denger itu kalau orang jawa kesal saat seseorang yang diberinya minta lebih hehhe. Tentang UMKM offline seperti di tanah abang yang minta semua ditutup, kayaknya karena mereka kurang edukasi era digital ya. Harusnya mungkin ada pelatihan, tapi memang ga mudah terlebih untuk pedagang yang tua-tua, mereke cenderung males ribet dan suka yang tradisional
October 20, 2023 at 19:38
Hehe, senyum aja sih waktu nonton berita ini di tipi. Entah mereka pura2 begok atau mau menang sendiri. Yang pasti kasihan sih krn gak bisa dapat untung lagi.
October 20, 2023 at 20:08
Seharusnya sih bukan ditutup aplikasinya, karena era digital kan terus berkembang. Alangkah baiknya adalah produk yang dari luar yang dibatasi, biar produk dalam negeri yang naik
October 20, 2023 at 21:07
Sebaiknya pedagang konvensional juga diedukasi tentang pemasaran digital, sehingga di zaman serba digital ini juga memiliki pasar online. Tinggal memanfaatkan marketplace yang ada. Sayang juga sih pusat grosir terbesar di Asia Tenggara sekarang sepi. Etapi, banyak pasar-pasar lain yang juga sepi sekarang ini sih.
October 20, 2023 at 21:20
Masyarakat kecil bisanya dilema aja ya. Bagaimana pun aturannya, rasanya kembali ke yang punya kuasa.
Pemerintah udah memikirkannya bahkan didampingi staf ahli. Udah melalui riset dan survei. Jadi kalau saya sih ikut bagaimana kebijakan pemerintah saja
October 20, 2023 at 22:10
Saya gak setuju kalau online shop dari platform manapun ditutup. Sekarang udah era internet. Meskipun masih suka belanja offline, tapi saya juga sering menikmati kenyaman belanja online.
Memang yang penting bagaimana menerapkan aturan yang bijak. Win-win solution untuk semua pihak.
October 21, 2023 at 07:40
Aku termasuk yang sedih dan patah hati banget sejak Tiktok Shop ditutup.
Aku paling nyaman belanja di Tiktok Shop ini. Karena selain gercep, metode pembayaran variatif juga harganya kompetitif.
Sedih banget kalo e-commerce lain juga ikutan ditutup.
Semoga engga yaah..
October 21, 2023 at 08:57
Menurut saya, saya setuju kalau marketplace yang memonopoli (menjual produk jauh di harga pasaran) ditutup.
Tapi kalau untuk menutup semua marketplace yang masih menjual produk dengan harga standar, menurut saya sih mereka lah yang harusnya belajar dan memanfaatkan Teknologi.
October 21, 2023 at 09:02
Setuju mbak, untuk bisnis, kita harus bisa ikut zaman. Ketika marak belanja online, pedagang juga harus merambah online, dan banyak belajar. Kalo ketinggalan, dan akhirnya gak laku, ya gimana, gak bisa juga nyalahin keadaan atau minta tutup marketplace. Kalo dalam bahasa sunda, istilahnya kudu bisa ngigelan jaman. Kita kudu adaptif dengan zaman untuk bisa survive. Jangan malah minta sesuatu yang gak mungkin. Toh dulu juga para pedagang online berusaha keras ya. Gak langsung laris manis begitu saja.
October 21, 2023 at 13:22
Setuju Teh.
Kalau ga mengikuti perkembangan jaman dan kecanggihan teknologi kita bakalan tertinggal ya… Akhirnya bukannya kesusksesan yg didapat malah kemunduran
October 21, 2023 at 11:15
Menolak digital itu seperti pelan-pelan bunuh diri. MEmang sih tidak mudah bagi mereka, tapi harusnya bisa dong menyelaraskan dengan perkembangan zaman.
October 22, 2023 at 14:59
Menyelaraskan bukan hal yang mudah bila memang tidak ingin mempelajarinya. Di situ pentingnya untuk terbuka dengan hal baru terlebih bila bermanfaat ya
October 21, 2023 at 11:15
Di balik tutupnya TikTok Shop ini, andai para pedagang di pasar itu tau alasannya, pasti mereka tidak ngrogoh rempelo gitu. Justru harga jual yang wajar yang coba diselamatkan oleh pemerintah.
Klo aku sih dari sisi pembeli hepi2 aja dapet harga murah, mana free ongkir pula. Tapi kan kita ndak tau, penjualnya harus menyetujui harga penjualan yang seberapa dari pihak platformnya, ye kaan… Apalagi memang tiktok kan termasuk media sosial, untuk transaksinya bisa diarahkan ke platform e-commerce.
October 21, 2023 at 11:23
Gak tau kenapa aku kok berpikir media aja yang membesarkan soal pedagang pasar Tanah Abang minta online marketplace ditutup, soalnya menurutku pasti adalah ya pedagang sana yang juga manfaatin jasa platfork2 itu buat jualan online.
Terus terang yang bikin males ke pasar kyk Tanah Abang tu kadang harganya gak jelas, nawar2 eh kadang digetok. Udah gtu tukang parkirnya pun galak dan bayar parkirnya mayan mihil. Lbh nyaman belanja online hehe.
October 21, 2023 at 11:28
Kalo aku sebagai pembeli lebih cocok ke online. Harusnya para UMKM bukan langsung minta lagi penutupan. Tapi, harus berani belajar dong. Masak iya di zaman Batu lagi
October 21, 2023 at 12:03
Sebaiknya pelaku bisnis itu harus bisa mengikuti zaman ya. Terutama mengikuti teknologi yang terus berkembang.
Sekarang masyarakat banyak yang sudah nyaman belanja via online. Jadi penjual pun harus bisa mengikuti trend di masyarakat.
Lagi pula semua itu ada plus minusnya. Untuk yang tinggal jauh dari Tanah Abang seperti yang di luar pulau, pastinya lebih memilih belanja secara online
October 21, 2023 at 12:49
Iya, ih
Bete juga dengar beritanya
Emang uda era digitalisasi.
Sudah selayaknya mereka juga mendatangkan barang dagangnnya secara online
October 22, 2023 at 11:23
Para pedagang meminta tiktokshop ditutup karna monopolinya kuat, padahal ada yang lebih parah lagi yaitu shopee. Udah dia yang punya bank sendiri yaitu seabank, terus ada jasa pengiriman Shopee Xpress juga. Ini yang kemarin jadi salah satu alasan kenapa banyak karyawan JnT dirumahkan karna shopee juga memaksa user untuk memilih pengantaran shopee Xpress (kalo ga pake itu ga bakal gratis ongkir)
October 22, 2023 at 13:42
Bhuahaha ramai jadi bahasan di sosial media, salut dengan kegigihan pedagang Pasar Tanah Abang yang berhasil memantik hati Pemerintah sampai membuat kebijakan menutup TikTok Shop. Aku sih gak pernah belanja di TikTok, tapi begitu mereka minta agar marketplace ditutup pertanyaanku cuma satu, kok baru sekarang diprotes?
October 27, 2023 at 19:06
Menurut saya karena saya awam, penutupan itu justru peluang untuk cara lain yakni ide dan kreatifitas serta bertahan dengan yang masih ada daripada bergelut di lingkungan yang sangat luas dan sengit. Ibarat jarum dalam jerami. Jadilah cendawan yang tumbuh mencuat. Rezeki sudah diatur. Orang bilang, usaha itu jadilah “Living Company” dengan segala situasi dan kondisi, tetap jalan. Maaf kalo sok tau ya