LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Rumah dg Pohon Peneduh

Menjaga dan Merawat Oasis Warisan Ayah-Ibu

| 29 Comments

Hai Sahabat Lalang Ungu…beberapa hari terakhir ini, terasa semakin panas cuacanya ya.. Sempat hujan sebentar beberapa malam lalu, tapi setelah itu belum lagi turun air hujan membasahi bumi. Tak hanya kita, tanaman-tanaman pun terlihat merana…

Namun meskipun sering nggresah / mengeluh karena cuaca yang lumayan ekstrim kali ini, aku tetap merasa sangat bersyukur kami mempunyai tempat nyaman untuk berteduh setiap harinya. Ya, setiap kali masuk rumah dari bepergian..terasa sekali betapa nikmatnya, apalagi akhir-akhir ini. Alhamdulillah..

Pulang kantor di ujung hari adalah hal yang rutin kujalani bertahun-tahun ini, namun baru beberapa hari lalu aku merasa sangaaat senang ketika menuju rumah di siang hari nan terik dan dari kejauhan telah terlihat lokasi rumahku yang ditandai dengan pohon-pohon rimbun di depannya 😍

Rumah dg Pohon Peneduh

Cari rumah kami? Tuuh yg rimbun..hehe…

Rasanya plong.. Legaaa sekali sebentar lagi sampai rumah, dapat berteduh dari terik, mengistirahatkan badan setelah seharian wira-wiri melaksanakan tugas sehari-hari, kembali menikmati kenyamanan oasis kami.

Dan siang ini, sambil leyeh-leyeh di sofa ruang tamu dan menikmati semilir angin dari pintu yang terbuka lebar, kulihat pohon Jambu yang merupakan salah satu dari beberapa pohon yang berjasa meneduhkan halaman kami. Langsung aku teringat alm bapak yang telah  menanamnya belasan tahun lalu dan kembali kubersyukur karenanya dan menuangkan rasa syukur itu dalam tulisan ini.

Waktu pohon itu masih kecil (baru beberapa tahun di tanam sebagai tabulampot) sebenarnya di pinggir jalan depan rumah kami telah ada 3 pohon akasia yg lumayan besar (ditanam sejak awal perumahan ini di bangun). Ketiga pohon itulah menjadi peneduh rumah kami yang menghadap ke barat dan selalu panen sinar matahari sejak pagi hingga sore.

Namun suatu saat jalan akan diperlebar, dan ketiga pohon itu ditebang! Duuh..sedih.. Masih teringat alm bapak sempat agak marah karena permintaannya menyisakan 1 pohon pun tak terpenuhi. Akibatnya Tabulampot Jambu pun dibongkar dan pohon Jambu Air itu beliau tanam langsung di tanah tepat di sisi pagar bagian dalam halaman kami. Disusul beberapa waktu kemudian ditanamnya beberapa pohon buah lagi di bagian lain halaman kami dengan tujuan utama sebagai peneduh, syukur-syukur dikonsumsi buahnya.

Teras teduh

Alhamdulillah suasana teras tetap teduh, meski rumah kami menghadap barat

Dan bertahun kemudian, kami ngunduh manfaat dari hobi berkebun bapak-ibu. Saat ini, kami sangat bersyukur dengan keberadaan pepohonan itu. Pohon-pohon Mangga, Jambu Air, Belimbing Demak dan Belimbing Wuluh untel-untelan tumbuh besar di halaman kecil kami. Meneduhkan halaman, menaungi tanaman sayuran maupun tanaman hias kesayangan ibu yang juga kami rawat di halaman mungil kami itu. Apalagi saat kemarau begini…sungguh sangat bersyukur dengan nikmat-Nya melalui oasis yang diciptakan ayah-ibu kami.

Kebun Sayur Hidroponik

Kebun sayur hidroponik pernah menyemarakan sudut halaman, sayang saat ini sedang istirahat panjaaang..hehe..

Ada nggak sih hal tak menyenangkan punya banyak pohon?

Oh tentu saja ada! 😁

Mau menikmati manfaatnya tentunya harus mau pula menerima resiko / konsekuensinya bukan?

Salah satu yang cukup membuat pegel adalah harus rajin menyapu rontokan daun yang seolah tak ada habisnya! Hahaha… Ya, makin besar pohon tentunya dia makin banyak memproduksi ‘sampah’ : daun-daun kering, buah-buah rontok, dll. Tidak kenal waktu. Pagi-siang-sore-malam, kalau memang sudah waktunya daun gugur ya gugur saja. Walhasil, halaman tidak pernah terbebas dari pemandangan daun kering berserakan!

Tapi tak apa..itu memang salah satu konsekuensi yang harus dijalani karena memilih menanam pohon dan bukannya menghias rumah dengan pohon palsu/pajangan. Konsekuensi lain adalah menjadwalkan perawatannya agar tumbuh baik namun tetap tidak menggangu lingkungan, antara lain dengan pemangkasan tajuk agar tak mengganggu kabel-kabel umum.

Panen mangga hasil kebun

Mangga Hasil Kebun

Oya, nikmat lain dengan adanya banyak pohon ini, kami jadi punya banyak kesempatan berbagi. Terutama dari pohon Mangga yang hampir selalu berbuah melimpah. Bukan hanya tetangga kanan-kiri saja, alhamdulilah sudah lebih banyak lagi. Pohon Belimbing Wuluh juga sudah bisa panen beberapa kali nih, sayang untuk Jambu Air dan Belimbing sampai saat ini buahnya belum layak dibagikan.

Tirai tanaman

Tirai hidup yg sangat membantu karena rumah menghadap barat

Begitulah…hobby bertanam dari ayah-ibu telah terbukti membawa banyak manfaat bagi keluarga kami. Maturnuwun, Bapak Ibuk… Kami berjanji akan terus berusaha agar rumah dan halaman kita tetap bisa hijau lestari meskipun bapak ibu sudah tiada. InsyaAllah rumah kita akan tetap bisa selalu menjadi oasis penyejuk hati: kini, esok dan selamanya. Aamiin…

29 Comments

  1. Bapak saya juga suka bekebun. Tanaman apa saja yang bisa ditanam di pekarangan rumah akan ditanam. Saat ini ada pohon mangga, buah naga, cabe, belimbiing wuluh, dan ubi…

  2. deretan hidroponiknya bikin mupeng banget ini. bisa rapi banget dan serentak gitu numbuhnya ya. hobi berkebun, enggak cuma asyik tapi juga banyak manfaatnya

  3. Enak banget mbak punya banyak tanaman di rumah. Saya dulu ada pohon jambu air, mangga, delima, jeruk nipis, jeruk purut, rambutan, kelapa, pisang, tebu, tapi sejak pindah ke kota halamannya sempit gak bisa nanam lagi.

    Btw, emang cuaca lagi panas banget ya, tapi ada hikmahnya buat saya, sering kepanasan menjadikan saya lelaki yang lebih matang.

  4. Hobi bertanam dari ayah dan ibu tidak hanya membawa manfaat fisik dalam bentuk tanaman hijau, tetapi juga membawa kenangan, nilai, dan warisan yang berharga. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnya melestarikan warisan budaya dan alam. Semoga rumahnya terus menjadi tempat yang penuh kedamaian dan keindahan, serta menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikutnya. Aamiin. Semangaaat!!!

  5. ternyata hobi bercocok tanam alm ayahnya mba Mechta serupa dengan kebiasaan ayahku. beliau juga senang banget nanam tanaman di halaman rumah terutama jenis pohon yang berbuah.

    dan iya banget walopun resiko punya pohon buah di depan rumah mengharuskan kita rajin nyapu dedaunannya tapi kita punya kebahagiaan tersendiri ketika bisa erbagi buahnya ke tetangga sekitardan keluarga

  6. Cerita ini relate banget dengan saya! Saya pernah punya pohon mangga yang kalau berbuah justru saat gak musim mangga. Aneh kan? Buahnya manis sekali. Pernah saya bagi ke saudara dan teman kalau buahnya kebanyakan.

    Trus pohon jambu. Ini juga kalau berbuah ranum sekali. Tetangga sering izin minta, saking banyaknya buahnya. Ketimbang mubazir saya kasih. Mereka senang, saya juga senang.

    Sayangnya, rumah ini pernah saya tinggal keluar kota setahun lebih. Yang jaga kakak saya yang gak suka berkebun. Jadinya pohonnya kering dan pas musim panas esktrem. Hiks hiks hiks.

    Terpaksalah pohon itu ditebang karena udah kering banget.

  7. MasyaAllah, beda tempat pasti akan berbeda cuaca, kalau di Sumatera dan sudah memasuki bulan yang berujung ber ber ber, akan jarang banget lihat matahari mba. Dan cerita ini persis hampir dengan kebiasaan ayah saya yang suka menanam pohon, kalau kata ayah saya “kalau kita mau buahnya, kita bisa tanam dan ga perlu beli lagi” sampai saat ini di pekarangan rumah banyak macam aneka buah yang jarang ada di tempat orang lain

  8. Sungguh mengasyikkan sekali ya memiliki kebun di rumah, setidaknya bisa memberikan manfaat kerindangan akan tumbuhan dan hasil panennya juga bisa untuk konsumsi keluarga juga

  9. waaa seru banget yaa kalau pas panen! hihi bisa berbagi juga hasilnya ke rumah sebelah. Cuma memang berkebun itu perlu skill dan ilmu yaaa, biar hasilnya juga baguss. Thanks udah sharing ka

  10. Memang paling nikmat kalau punya pohon sendiri di rumah terutama pohon berbuah, selain bisa untuk neduh, buahnya juga bisa dinikmati. Apalagi mangga emang sering berbuah yah? Kalau di rumah saya adanya pohon alpukat dan pepaya, seneng banget kalau alpukat berbuah hehe.

  11. teduh sekali ya melihat postingan ini. ayah ibuku juga suka merawat tanaman di rumah. berbeda sekali seperti aku, hehe, aku merawat tanaman di pot seadanya, mungkin karena aku tinggal di ruko ya, terbatas lahan 😀

  12. Suasana beda kalau dikelilingi pepohonan ya. Lebih seger dan dingin. Selain nanam pohon buah-buahan saya juga nanam pohon salam. Setelah besar, berbunga dan berbuah, itu jadi tempat mangkalnya burung burung. Suasananya jadi makin alami. Pagi sore siang selalu ada kicauan menemani. Hehehe

  13. Cita-citaku nanti juga pengen bikin kebun hidroponik, kayaknya seru dan rumah juga jadi adem

  14. Sejuknya punya rumah banyak pohon Kak. Apalagi pohon-pohon buah yang produktif. Saya pun dulu sempat mengalaminya, punya 3 pohon rambutan dan pohon mangga di rumah. Sayang, sekarang semua sudah ditebang. Memang tantangannya ya menyapu halaman ya, belum lagi hewan-hewan yang ikut berteduh disana, seperti semut-semut merah dan ulat. Tapi sisi positifnya ya banyak juga. Apalagi jika sedang musim berbuah. Bahagianya.

  15. Di depan rumah kalau ada pohon rasanya sejuk. Beda banget kalau pemukimannya jarang ada pohon. Sekarang di kampung aja puanas banget, apalagi di kota besar, kayak apa deh.

  16. pengen kayak gini juga kak. Tapi belum terealisasi karena belum punya lahan cukup untuk menajag dan menanam. god job

  17. Sangat menyenangkan melihat mbak memiliki banyak tanaman di rumah. Pada masa lalu, saya memiliki berbagai jenis tanaman seperti pohon jambu air, mangga, delima, jeruk nipis, jeruk purut, rambutan, kelapa, pisang, dan tebu. Namun, setelah saya pindah ke kota, saya tidak bisa lagi menanam karena lahan di sana sangat terbatas.

  18. Rumahnya adem dan sejuk mbak, memang tanaman di halaman rumah auto bikin rumah kita jadi seger gitu ya
    Di rumahku juga ada beberapa tanaman mbak, soalnyadari zaman aku SD pun, ortu seneng beli beli tanaman gitu mbak, kayak kuping gajah yang aku hapal.

    Sekarang malah aku yangpengen beli tanaman gitu, tapi nyari yang perawatannya minim dan gampang

  19. Lebih banyak manfaat yg diperoleh ya, mbak, daripada risiko dari menanam pohon.
    Ada pohon di rumah tu berasa kaya’ ada temen yg siap nemenin suka maupun duka. Kadang sambil bersih2, atau duduk2 di bawah pohon, aku suka cerita2. Salah satu tempat curhat paling aman ya pohon. Hahayy

  20. Salah satu impianku punya rumah dgn halaman luas. Biar bisa nanam banyak pohon. Tp sayangnya tanah di kota mahal pisan.

  21. Maa syaa Allaah bagus nih hobo bertanam ayah ibunya bisa diturunkan ke anak bahkan cucu. Hobi yang memang sangat bagus nih karena bisa membantu menjaga kelestarian dan bikin rumah jadi hijau plus segar

  22. Salfok sama tanaman hidroponiknya, Sudah lama saya berniat menanam cara hidroponik tapi tidak sempat-sempat apalagi akhir-akhir ini, air kurang lancar.
    Di rumahku hidroponik adalah solusi menanam karena halaman rumahku hanya seuprit.

  23. Ah sama mbak ortu tetap kekeh halaman depan harus ada tanaman. Dari sereh, jambu, pisang, jeruk purut, lombok, pandan….disamping bikin rumah jadi teduh bisa irit pengeluaran hehe

  24. Masyaallah selalu seneng banget kita bisa meneruskan apa yang orang tua kita wariskan. Alhamdulillah hasil kebunnya baik dan tumbuh subur. Lihat yang hijau-hijau ini bikin betah ya.

  25. Seneng lihat rumah yang ada pohonnya Mbak. Di rumah kontrakan suami di JKT, hal depan nggak bisa ditanami pohon. Tapi rumah depan ada pohonnya meski halaman kecil. Dan masyaa Allah pohonnya bikin adem.

  26. wah bersyukur sekali ya banyak tanaman. Dulu rumah saya juga banyak pohon buah-buahan. Senang sekali kalau lagi berbuah.

  27. Selain rontok, ada lagi yaitu kalau tanamanya ada ulet. Nah bikin geli tapi seneng merawat tanaman karena bikin teduh dan sejuk hehe

  28. Wah mantap nih udah 13 tahun ngeblog, bahkan udah ada 3 buku yang diterbitkan. Masya Allah keren banget, juga masih tetap rutin setiap minggunya. Padahal sibuk jadi ASN tapi bisa tetep update artikel

Leave a Reply

Required fields are marked *.