Ketika membaca Cerpen Pakdhe yang berjudul ‘Botol Parfum Biru Daun’ dimana salah satu tokohnya percaya tentang pantangan memberikan parfum bagi yang sedang pacaran, aku kembali teringat cerita salah satu eyangku dulu tentang gugon tuhon semacam itu.
Oya untuk teman-teman yang belum mengetahui, gugon tuhon adalah nasehat dari para sesepuh (Jawa) untuk tidak melakukan sesuatu hal / berperilaku yang dianggap tidak pantas / tidak baik untuk dilakukan dan dipercaya akan mendatangkan kesialan. Biasanya larangan ini dimulai dengan kata ‘Aja‘ yang berarti Jangan. Misalnya : Aja … mundhak… atau Jangan…nanti akan…. Dan ketika ditanyakan alasannya, jawaban yang paling sering keluar adalah : Ora ilok alias tidak pantas . Mungkin istilah lainnya adalah ‘Pamali’ ataupun Mitos.
Nah, dalam salah satu ceritanya kepada kami, eyang menceritakan adanya gugon tuhon bahwa memberikan saputangan pada kekasih adalah sebuah pantangan, konon saputangan atau kacu (sebutannya dalam bahasa jawa) ini akan membuat hubungan tersebut putus alias kacunthel ( Cunthel = selesai ).
Nah, lucunya… dengan mengetahui kepercayaan tersebut, eyang kakung kami itu malah memberikan selembar saputangan kepada seorang gadis yang saat itu menjadi pacangan / pacarnya.. Lho… apa eyang memang ingin putus? Jawabannya adalah ya, karena ada gadis lain yang lebih menarik hati beliau dan ternyata gadis terakhir inilah yang kelak menjadi eyang putri kami.. hehe…
Tapi sebenarnya ada banyak juga gugon tuhon yang berisi nasehat tersembunyi, misalnya larangan untuk tidak duduk di depan pintu (Aja lungguh nang ngarep lawang), tentu saja alasan rasionalnya adalah agar tak menghalangi jalan. Atau larangan untuk menyapu malam hari (Aja nyapu wayah bengi), yang barangkali alasan rasionalnya adalah karena akan relatif lebih sulit melihat kotoran pada malam hari sehingga dikhawatirkan tidak bersih. Dan masih banyak pula lainnya.
Oya.. di jaman modern seperti ini, adakah gugon tuhon atau pamali atau pantangan yang masih berlaku di keluarga / lingkungan terdekatmu, teman ? Bagi ceritanya ya…
22 Comments
Leave a reply →