Sahabat Lalang Ungu, pernahkah kalian berada di sebuah lokasi wisata non religi namun merasa jadi lebih religius? Kalau aku sih sering, terutama di tempat-tempat wisata yang menguji nyali!
Nah, kali ini aku akan menceritakan salah satu pengalamanku saat di lokasi wisata yang membuatku merasa begitu, yaitu di Kemuning Sky Hills. Eh, itu bukan jembatan kaca yang kemarin beritanya viral karena kecelakaan lho yaa…
Beberapa Lokawisata Ngeri-ngeri Sedap yang Pernah Kukunjungi
Sebelum bercerita tentang pengalamanku mencoba wisata Jembatan Kaca di Kemuning itu, akan kuceritakan sedikit tentang tempat wisata yang pernah kukunjungi, yang menimbulkan rasa ngeri-ngeri sedap dan otomatis membuatku semakin mengingat dan menyebut Asma Allah selama di sana untuk mendapatkan perlindungan-NYA.
Perjalanan kami ke Curug Muncar Petungkriyono ini di tahun 2015, dan kondisi jalan utama di Lokawisata Petungkriyono di Kab Pekalongan waktu itu masih memprihatinkan. Dan yang paling bikin sport jantung adalah akses menuju lokasi Curug Muncul yang sempit, menanjak dengan kelokan-kelokan tajam. Mudah-mudahan sekarang kondisi sudah bagus, aman dan nyaman.
2. Gumuk Reco Sepakung
Tak hanya akses jalan ke salah satu lokawisata Kab Semarang ini yang bikin sport jantung, tapi wahana-wahana yang ditawarkan di sana untuk kita coba juga memacu adrenalin, a.l : Ayunan Langit dan Ondo Langit.
3. Batu Pandang Ratapan Angin Dieng
Nah kalau di Dieng menurutku kondisi akses wisata sudah jauh lebih bagus, mungkin karena ini adalah lokawisata yang sudah lama. Yang membuatku deg-deg ser dan langsung ndremimil doa-doa adalah saat di atas Batu Pandang Ratapan Angin (waktu itu) tak ada pengaman di sekitar lokasi berdiri sehingga harus sangat hati-hati. Bila terpeleset sedikit ya.. wasallam deh ..
4. Kemuning Sky Hills
Nah..yang terakhir ini akan kuceritakan lebih detil di tulisanku kali ini. Oya, kunjungan ke Kemuning Karanganyar ini sudah beberapa bulan lalu, tepatnya di Juni 2023.
Dag-dig-dug di Jembatan Kaca Kemuning Sky Hills Karanganyar
Sebenarnya ini bukan pengalaman pertama mencoba wahana berlantai kaca yang letaknya lebih dari 10 meter dari tanah. Yang pertama kami coba dulu adalah jembatan kaca di The Baron Hill Guci.
Kemuning Sky Hills ini merupakan salah satu lokawisata di Kabupaten Karanganyar, tepatnya di Desa Kemuning Kec Ngargoyoso, sekitar 25 km dari pusat kota Kab Karanganyar Jawa Tengah. Di kawasan ini selain bisa mencoba Jembatan Kaca, juga bisa bersantai di Bukit Teletubbies, jelajah kebun teh, Jeep tour, dll.
Jembatan Kaca di Kemuning Sky Hills (KSH) ini sendiri merupakan ikon KSH yang masih relatif baru karena baru dibuka untuk umum pada awal Januari 2023 lalu. Jembatan kaca ini memiliki ketinggian sekitar 60 meter dengan panjang saat ini sekitar 65 meter dari 120 meter yang direncanakan.
Begitu mobil berbelok dari jalan utama ke jalan kecil memasuki kawasan Kemuning Sky Hills ini, jembatan kaca tersebut sudah tampak di kejauhan. Terlihat cantik dengan dominasi tiang-tiang warna putih yang tampak mencolok di antara warna biru langit dan hijau-cokelat perkebunan teh Kemuning.
Selain menyiapkan nyali, untuk mencoba jembatan kaca ini kita juga harus menyiapkan dompet, hehe… Tiket masuk kawasan wisata Kemuning Sky Hills kemarin itu Rp 10.000,- per orang namun untuk masuk ke jembatan kaca itu sendiri perlu membeli tiket lagi seharga Rp 30.000,-/orang.
Setelah membeli tiket, kami dibagi ke dalam rombongan berjumlah maksimal 50 orang, membuka alas kaki dan menyimpannya di tempat yang telah disediakan. Di atas rak alas kaki ini ada papan petunjuk hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memasuki area jembatan kaca.
Dengan bertelanjang kaki kami mulai melangkah memasuki area jembatan kaca dengan hati-hati dan jantung berdebar. Bismillah… Dan ya, sejak langkah pertama itulah Asma Allah kudengar disebutkan oleh pengunjung dengan berbagai variasi dari bisikan lembut hingga seruan, berdengung mengiringi tiap langkah, hingga kembali ke titik awal jembatan. Ternyata, bukan cuma aku yang mendadak dangdut eh religius di tempat seperti ini, hehe..
Aku berusaha untuk tidak melihat kebawah saat melangkah karena itu hanya akan membuatku semakin deg-degan dan kaki ndredeg menolak untuk maju. Begitu juga arahan dari petugas sebelum masuk : usahakan tidak melihat ke bawah agar tidak timbul rasa takut. Tapi ternyata sulit untuk menjaga pandangan tetap ke depan / melihat sekitar, beberapa kali seperti otomatis melihat ke bawah saat melangkah.
Oya, lantai kaca jembatan ini bentuknya full block, tidak terlihat rangka besi penyangga di tengah masing-masing blok sehingga mau tidak mau ya harus melangkah di atas kaca, kecuali di beberapa shelter ada bagian yang tertutup karpet rumput.
Oya jembatan ini juga terbuka, tidak berdinding dan beratap. Hembusan angin dan limpahan sinar mentari menemani setiap langkah kita di sana. Kemarin itu masih pagi ketika kami di sana, udara sejuk khas perkebunan teh masih sangat terasa dan sinar mentari membuat kaca di bawah telapak kaki kami terasa agak hangat. Bagaimana kalau siang terik atau sebaliknya saat hujan ya? Apakah wahana ini tetap buka? Aku kurang tahu..
Pemandangan dari atas jembatan kaca sebenarnya sangat bagus, apalagi saat tak ada kabut yang menutupi. Hijaunya kebun teh, warna coklat tanah kebun yang belum tertanami, berpadu dengan warna biru langit dan putihnya awan. Bikin betah dan meluncur pepujian sebagai bentuk syukur atas keindahan ciptaan-NYA. Tapiiii … saat pandangan menembus lantai kaca dan teringatkan adanya jarak membentang dengan tanah di bawah sana…langsung hati menciut dan kembali dzikir terlantun mohon perlindungan-NYA 🙂
Setelah pepotoan seperlunya maka ku memutuskan tak berlama-lama di atas jembatan kaca itu. Pelan-pelan melangkahkan kaki kembali ke pintu masuk jembatan. Dan setelah sampai dengan selamat di tempat yang kurasa lebih aman, rasanya plooooong…legaaa 🙂
Begitulah Sahabat Lalang Ungu, cerita pengalamanku mencoba Jembatan Kaca di Kemuning Sky Hills Karanganyar. Wis, rak penasaran maneh…
Oya terkait dengan berita-berita adanya kecelakaan di tempat wisata, kita harus mengambil hikmahnya yaitu harus tetap waspada dan hati-hati bagi pengunjung. Perhatikan dan patuhi persyaratan yang ditetapkan demi keamanan dan keselamatan kita sendiri. Untuk pengelola wisata, utamakan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Lakukan uji kelayakan secara berkala dan juga tegas menerapkan aturan terutama yang berkaitan dengan keselamatan pengunjung.
Sahabat Lalang Ungu, sekian dulu ceritaku kali ini, sampai juga di tulisan-tulisan berikutnya ya ..
27 Comments
Leave a reply →