Lalang Ungu . Hai teman, apa kabar? Masih belum bisa move on dari keelokan Dieng nih.., jadi kali ini aku akan ceritakan pengalamanku memacu adrenalin di Batu Pandang Ratapan Angin. Nama yang unik ya.. Nah, selain berbagi cerita tentang uji nyali, keelokan pemandangan dari spot ini, akan kuceritakan juga legenda namanya ya..
Apa itu Batu Pandang Ratapan Angin?
Ini adalah nama salah satu lokasi wisata yang sedang hits di Dieng, teman.. Lokasi tepatnya adalah di Desa Dieng Wetan, Kec. Kejajar Kab. Wonosobo. Kalau kalian dari Kompleks Candi Arjuna, cari saja arah ke lokasi Telaga Warna, terus saja sampai Dieng Plateu Theatre, nah..lokasi Batu Pandang Ratapan Angin tepat di sebelah teater ini 🙂
Parkir kendaraanmu di tempat parkir yang tersedia, lalu lakukan treking ke atas. Tak terlalu terjal dan tak lama kok…jalan santai sambil menikmati pemandangan saat menanjak paling sekitar 15 menitan..dan kita akan sampai di atas, disuguhi pemandangan indah dan dibelai semilir angin 🙂

Pemandangan dari Batu pandang Ratapan Angin (Foto by Mechta)
Legenda Batu Ratapan Angin
Nah, sesampai di atas,sesekali akan terdengar suara yang dihasilkan oleh tiupan angin menerpa dinding-dinding batu-batu besar itu.. Suara mendesah yang seperti ratapan/tangisan, mungkin itu sebabnya dinamakan Batu Ratapan, tapi ada pula legenda lain berkaitan dengan tempat ini lho…
Konon, pada suatu masa ada sepasang pangeran dan puteri yang hidup bahagia di daerah sekitar sana. Namun suatu ketika, kehidupan asmara mereka terganggu hadirnya orang ketiga yang membuat Sang Putri tergoda dan berselingkuh dari suaminya. Suatu ketika Sang Pangeran membuntuti isterinya yang akan bertemu dengan kekasih gelapnya di sebuah bukit, dan sangat murka ketika memergoki istrinya sedang bersama dengan kekasih gelapnya itu di sana. Maka pertengkaran pun tak terelakkan.
Pertengkaran itu berujung dikutuknya sepasang kekasih gelap itu oleh Sang Pangeran yang sakti. Sang Puteri berubah menjadi batu dalam posisi duduk sedangkan kekasihnya menjadi batu dalam posisi berdiri. Suara-suara yang terdengar kemudian konon adalah ratapan penyesalan dari Puteri yang telah terkutuk itu. Nah, itulah asal-usul Batu Ratapan Angin berdasarkan legenda setempat.
Apa yang bisa kita nikmati di sana?
Ah, banyaaaak sekali. Terutama indahnya pemandangan dari ketinggian ini, yang benar-benar memanjakan mata. Oya, sebaiknya datang sekitar pukul 9-10 pagi, karena pada saat itu kabut telah tersibak dan sinar matahari bagus untuk berfoto-ria. Nah, ini dia spot-spot kece di sana :
1. Batu pandang dengan background 2 telaga
Ya, spot sejuta umat di sini adalah foto di atas batu, berlatar belakang dua telaga cantik. Spot ini gratis alias tidak dipungut biaya, namun harus hati-hati dan sabaaaaar mengantri karena banyaknya peminat dan lokasinya relatif sempit.

Pose sejenak di Batu Ratapan Angin… (Foto by Nonametravel)
Alhamdulillah kemarin sempat merasakan berpose di spot favorit ini. Ini uji nyali yang pertama buatku. Rasanya deg-degan saat harus bergaya di atas batu tak berpagar di ketinggian 2010 dpl ini.. Brrr…angin terasa makin dingin membuat merinding..tapi takut bergerak, kalau terpeleset wassalam deh.. 😔 Maka cukuplah 2 pose saja (dengan senyum dipaksakan), selain karena was-was juga tak elok berlama-lama sementara antrian mengular..
2. Jembatan Merah Putih
Selain spot alami ini, terdapat pula beberapa spot buatan lain yang disediakan untuk berfoto-ria, tentunya dengan membayar terlebih dahulu. Untuk itu kita harus treking naik lagi sekitar 50 meter dari lokasi Batu Ratapan. Ada Jembatan Merah Putih yang tak kalah hits nya dengan Batu Ratapan.
Jembatan gantung ini memanjang dari timur ke barat, sekitar 26 meter menghubungkan dua bukit di atas Batu Ratapan. Sungguh memacu adrenalin karena jembatan gantung ini terdiri atas kayu-kayu pijakan yang lepas satu sama lain, bergoyang saat kita melangkah satu persatu di ketinggian!
Rasanya benar-benar WOW!!

Memacu adrenalin di Jembatan (goyang) Merah Putih (Foto by Nonametravel)
Ini pertama kali aku mampu mengalahkan ketakutanku, menaiki jembatan gantung yang bergoyang ini demi merasakan sensasi berjalan di ketinggian.. Pemandangan di bawah memang sangat indah..namun, boro2 kunikmati waktu itu…aku hanya memikirkan melangkah satu satu…menuju tengah jembatan..berpose sambil memaksakan senyum meski lutut gemetaran ..lalu fokus lagi mengayun langkah satu satu sampai di seberang… Huuuft….legaaaa rasanya… 😃
Aku baru menikmati pemandangan kemudian, tepatnya dari hasil foto itu saja! Haha…payah bener aku ya.. Padahal sebenarnya cukup safety kok..karena kita menggunakan helm dan tali pengaman, juga siap tim rescue yang akan memandu kita. Juga dibatasi jumlah pengunjung yang menaiki jembatan dalam satu waktu. Oya untuk uji nyali ini cukup merogoh kocek Rp 15.000. Dan pastikan ada teman yang siap memotret di seberang / di bukit samping, karena sayang banget saat memacu adrenalin di tempat indah ini bila tak diabadikan. Thanks to Nonametravel crew yang sigap memotret kami kemarin! 👍
Oya, nama Jembatan Merah Putih ini diberikan selain sebagai simbol kecintaan terhadap negara juga sebagai apresiasi terhadap Komunitas Panjat Tebing Tim Vertikal Rescue yang menggagas pembuatan jembatan yang selesai pada 4 Mei 2016 lalu.
3. Ayunan dan spot-spot lain
Selain jembatan penuh sensasi ini, spot yang cukup menantang lain adalah bermain ayunan. Lhah…main ayunan saja di mana sisi menantangnya? Hm, jangan salah…diayunnya melintasi pinggir bukit lhoh! Untuk yang ini aku skip, meskipun agak tergoda…tapi ya sudahlah..untuk kunjungan lain kali saja..cukup 1x uji nyali sehari bagiku..hehe.. Untuk foto di ayunan Rp. 25.000 / orang.

Uji nyali main ayunan di sini yuuk… (Foto by Mechta)
Selain Jembatan Merah Putih dan ayunan ini, ada pula spot-spot foto lain yaitu replika balon udara, dan beberapa teras bertuliskan DIENG dan BATU PANDANG. Kalau yang ini cocok untuk foto rame-rame lah… Untuk foto di sini rata-rata Rp. 10.000

Beberapa spot pepotoan yang ada di Batu Pandang Ratapan Angin (Foto by Mechta)
Pemandangan Dua Telaga
Oya, dari atas Batu Pandang ini, kita dapat melihat keelokan Telaga Warna dan Telaga Pengilon, dua telaga yang bertetangga namun mempunyai karakter yang berbeda.

Pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon (Foto by Mechta)
Di foto di atas yang terlihat hijau itu adalah Telaga Warna, yang banyak mengandung sulfur / belerang. Sedangkan Telaga Pengilon yang terlihat sebelah kanan kalau kita melihat foto airnya jernih dan tanpa warna. Tentang kunjungan Telaga Warna akan kutulis tersendiri ya…
Nah, itu dia ceritaku tentang memacu adrenalin di Batu Pandang Ratapan Angin, Dieng. Punya pengalaman di sini juga? Yuk, silakan share di kolom komen ya…
Pingback: Pengalaman Pertamaku Menikmati Dieng Culture Festival |
August 20, 2018 at 06:30
wah, kemaren aku kelewatan g lewat sini..bagus ya..epic banget tuh mbak
August 20, 2018 at 23:25
Simpan tuk kunjungan lain kali y mba.. Dieng slalu ngangeniii…
August 21, 2018 at 03:29
Ya mba.. rupanya lokasi2 wisata terus berbenah diri..dan sebag besar modelnya spot pepotoan..
August 22, 2018 at 12:43
Dieng menantimu, mba Say….
August 24, 2018 at 06:05
Wah, kak. Kalo aku ke situ kayaknya bakal sama kayak kamu, lutut gemeteran atau jari-jari kaki bisa kaku. Boro-boro naik jembatan gantung atau ayunan, foto di tepi batu aja aku udah canggung dan nggak betah lama-lama 🙁
September 1, 2018 at 03:21
Hihi…toss duluu…ada temannya
August 24, 2018 at 06:38
aku malah ga sempet turun. cuma nerbangin drone aja di atasnya ahaha
August 25, 2018 at 05:06
Wah keren pasti hasilnya ya Nay…
August 29, 2018 at 09:45
Seruuuuuu
September 1, 2018 at 03:22
pastinyaaaa…
September 16, 2018 at 05:34
Hai mbak..terakhir kali aku ke Telaga Warna, waktu bareng temen2 kuliah..aahh udah lama banget mbak. Ada kali 14 tahun lalu..duhh ketauan tuirnya deh hehehe. Setelah baca ulasan mbk ini jadi pengen balik dek ke Dieng dan nyobain ke Batu Pandang Ratapan Angin ini. Keren mbk, makasih sharingnya ya.
September 16, 2018 at 23:13
Sami2 mba.. Yuk main ke Dieng lagi..asyiiiik…
September 16, 2018 at 05:54
Aku belum pernah ke Dieeeng. Pingiin iih, main ayunan setinggi itu aku berani ngga yaaa
September 16, 2018 at 23:12
Dicoba deh mba.. katanya yg udah nyoba sensasinya asyik..tp aku ga berani..hiks..
September 16, 2018 at 05:55
Dimana2 di setiap daerah sekarang kayaknya punya spot2 foto kekinian kayak gitu ya. Di Serang deket rumahku jg udh ada. Spot2 selfie dg begron cakeep
September 17, 2018 at 08:47
Lagi booming sih ya.. tapi kalau terlalu banyak dan hampir sama akhirnya bisa jenuh ya..
September 16, 2018 at 06:42
Ya Allah itu memang pemandangan indah sekaligus bikin deg2an ser ya mba. hahahha. Aku pengen banget nyoba yang ayunan itu tapi masih keder bisa nggak ya. Hehhehe
September 16, 2018 at 23:11
Aku nggak beraniiii…hehe…
September 16, 2018 at 08:49
Oh…telaga warna itu dari warna sulfurnya yaa…?
Yang pernah aku baca, dari warna alga yang tumbuh di dalamnya.
Cantiiknya, mashaAllah.
Tapi manusia itu makhluk yang aneh yaa…
Mendapat kesenangan malah dengan menguji nyali.
Hiihi…
September 16, 2018 at 23:11
Hihi..iya ya mba… Memacu adrenalin malah banyak yg cari…
September 16, 2018 at 12:36
Setelah baca kegendanya, saya penasaran dengan Batu Ratapan Angin. Tapi sayang gak ada foto yang jelas…
September 16, 2018 at 23:11
Nah..itu dia, sayang banget nggak dapat foto batu nya saja tanpa orang..rameeee…
September 16, 2018 at 16:07
Di Dieng banyak destinasi wisata yang menarik, ya. Saya pernah 3 hari 2 malam di sana, tapi rasanya belum puas. Kayaknya harus ke sana lagi 🙂
September 16, 2018 at 23:10
Iyaaa…Dieng selalu menarik..tapi saat ada festival begini macetnya ampuuuuun…
September 16, 2018 at 21:24
Mba itu aku lihat ada gambar balon udara yah?? kalau benar ada pengen bangett kesana, prioritas malah hihih
September 16, 2018 at 23:09
Balon udara hiasan mba..alias buat foto2 doang, tidak mengudara..hehe..
September 16, 2018 at 23:10
Betuuuul… Yuk main ke Dieng bareng ..
September 16, 2018 at 23:13
Batu Pandang Ratapan Angin, namanya puitis menurutku dan indah banget pemandangannya
September 16, 2018 at 23:14
Iya mba… Asyik sekali pemandangannya..
September 16, 2018 at 23:13
Banyak spot pepotoan di sini mba.. nggak boring deh…
September 16, 2018 at 23:26
hadeeeh tuh si putri pakai selingkuh segala, dikutuk jadi batu deh. Padahal tempatnya cakep gini mending ke sana sama pangeran.
September 17, 2018 at 08:48
Hihi…pasti si putri nyesel banget deh tuh..
September 17, 2018 at 00:56
Ya Allah keren banget Mba.
Aku belum pernah ke sini. Mba Tanti ini yang abis dari Dieng culture mampir ya?
September 17, 2018 at 08:50
Dalam satu paket tour Nyi.. Jadi sblm dan di antara rangkaian acara DCF, kita wisata dulu ke bbrp wisata di Dieng..
September 17, 2018 at 01:27
Aku pengin ke Dieng nih.. tapi cukup ke telaga2 aja deh.. secara bawa krucils, agak ngeri yaa kalo harus uji nyali buat foto.
Kecuali mereka udah gede, gpp deh seru2an sama anak
September 17, 2018 at 08:51
Ya betul mba..kalau bawa anak2 agak was2 naik2 begini.. Di sekitar Telaga Warna juga cakep kok, ada gua2 alam juga..
September 17, 2018 at 02:28
foto2an di situ uhhh pengen banget keren pasti ya
September 17, 2018 at 08:53
Iyaa…tapi mesti sabar ngantri kalo pas rame ya.. soale hampir semua pengunjung pengen foto2 di situ..
September 17, 2018 at 03:45
Sobi aku nih lagi ke Dieng. Sembari nunggu cerita dari dia baca dulu di Blog ini whehe. Berhasil hore bikin pengen nyamperin.
September 17, 2018 at 08:55
Capcuss deh ke Dieng…banyak yg keren di sana, tidak hanya satu lokasi ini saja.
September 17, 2018 at 04:53
Hehehe kayaknya aku pernah baca secara ilmu sains nya tentang batu ratapan angin ini, tapi namanya juga dongeng ya mba
September 17, 2018 at 08:57
Pastinya ada penjelasan ilmiahnya mba.. Mungkin adanya legenda ini juga untuk ‘menjual’ lokawisata ini..hehe…
September 17, 2018 at 10:20
Mbaaa, nganuu… itu jembatannya. Si mbak yang naik jembatan kok aku yang gemeteran hihihi. Dieng memang keren yah mba, dingin banget kah mba?
September 17, 2018 at 11:44
Lhaaa…aku saja naik sambil gemetaran gak berani lihat bawah je..hehe.. Waktu itu dingiiiin pas menjelang subuh mba.. selain waktu itu dingin2 asyik hehe…
September 17, 2018 at 11:01
libur lebaran kemaren maju mundur cantik manja tulis destinasi ke dieng karena takut jalannya nanjak tak terkira, jebule ya ndak begitu terjal yaaaak, aaak segera rencanakan kalau gitu buat jalan jalan ke Dieng. Cakep cakep gitu pemandangannya yaaak, suwun yo infonyaa
September 17, 2018 at 11:43
Sami2 mba… Semoga menikmati perjalanan ke Dieng nanti ya mba…
September 17, 2018 at 13:07
Aku pernah ke Dieng, tapi baru kali ini tahu tentang Batu Pandang Ratapan Angin.
September 17, 2018 at 13:13
Aku juga baru tahu dan sempat ke sini setelah kunjungan kesekian kalinya ke Dieng mba.. hehe..
September 17, 2018 at 13:23
Aku kepagian sampe lokasi, jadi gak bisa nyoba yang foto do jembatan. Mba Tanti kok berani sih selfi di batu, rawan banget itu mba, gampang goyah kata petugasnya, hihii
September 17, 2018 at 13:43
Tergoda mba..lha sdh sampai sana, sayang banget kalo gak foto buat kenang2an… Asli itu sambil deg2an mba..haha…
September 17, 2018 at 13:49
Bikin makin mupeng main ke dieng, tapi harus nunggu anak2 agak gedean lagi, kalo sekarang takut malah spaneng ngejar2 mereka :))))
September 17, 2018 at 23:14
Betul mba.. agak was-was kalau anak2 lelarian di area ini..
September 17, 2018 at 14:20
aku pernah main ke Telaga Warna pas zaman SMA. tapi belum pernah main ke tempat ini
September 17, 2018 at 23:13
Ya mba…telaga warna sudah hits sejak lama ya.. yg ini relatif baru..
September 17, 2018 at 15:40
Semuanya memacu adrenalin ya Mba. Tp peminatnya pasti banyak, cm di foto ga kliatan yg ngantri hihi. Klo aku mw nyobain yg bgini pasti deh anakku drama2. Krn Mamanya mau naik rollercoasterpun ga boleh, takut Mama jatuh haha
September 17, 2018 at 23:12
Haha…iyaaa…ngantri bangeeet…
September 17, 2018 at 16:52
Telaganya kok cakep amat yaaa bisa beda gitu warnanya :)))
September 17, 2018 at 23:11
Berdekatan tapi berbeda…berbeda tapi sama-sama indah ya mba… ☺️
September 17, 2018 at 22:50
Ada legendanya gtu ya? Bagus buat reminder biar para pasangan gak macem2 hehe. BTW Mbak aku penasaran telaganya kok bisa terlihat seperti dua warna gtu penyebabnya apa ya?
September 17, 2018 at 23:10
Berbeda kandungan air nya mba.. Yang telaga warna ada kandungan sulfurnya.. kalo tidak salah begitu penjelasannya ..
September 18, 2018 at 01:17
Tempat wisata idamanku nih mbak. Semoga bs ke tempat ini suatu waktu. Aku paling suka liat pemandangan alam yang ada hijau2nya, bosen sama pemandangan laut. Aku di Batam, kebanyakan mah pantai. Jadi syeger liat foto2 di tulisan ini….
September 18, 2018 at 11:17
Aamiin… Semoga segera bisa sampai Dieng ya mba.. sementara aku juga pengen ke Batam nih..hehe..
September 18, 2018 at 01:45
Dieng kece banget ya sekarang mba. Lebaran bbrp tahun lalu aku tak bisa menembus antrian masuk ke lokasi candi dan Telaga Warna. Akhirnya cuma bisa ke kawah yg beda lokasi mba, candradimuka atau jonggring saloko itu mba hehheee aku lupa namanya.
September 18, 2018 at 05:55
Iya dik..kalo lagi ada acara..wiiih..ramene bikin maleeees banget.. Ni kami pas datang agak pagi, jadi blom terlalu banyak pengunjungnya..hehe..
September 18, 2018 at 03:27
Dan aku terpesona…akkhh disini gak adq yang kayak gitu dan untuk menjelajah jawa masih jauh rasanya. Tapi baca tulisanba dan foto2nya aku sudah menikmatinya
September 18, 2018 at 11:17
Insya Allah akan ada waktu datang ke Dieng mba..
Pingback: Mari Meneropong Keindahan Alam ‘Negeri Kayangan’ Dieng |