“Mba…bunganya bagus-bagus dan tumbuh subur semua ya..”
“Kau memang bertangan dingin, Jeng. Tanaman yang kau rawat tumbuh bagus dan panennya banyak. Tidak sepertiku yang bertangan panas, tanam apapun mati…haha..”
“Kak, apa sih rahasianya selalu berhasil dalam berkebun?”
…
Terus terang, selama menekuni hobi berkebun beberapa tahun terakhir dan seringkali menjadikannya sebagai bahan tulisan, aku cukup sering membaca komen seperti di atas. Begitu pun di dunia nyata, tak sekali dua mendapat pujian dari teman / tetangga yang melihat hasil akhir proses berkebun kami.
Terlepas dari semua itu pujian beneran, atau sekadar basa-basi saja, reaksi pertamaku tentu adalah berterima kasih, namun sesungguhnya ada rasa malu dan rasa tak pantas menerimanya. Maka jika kondisi memungkinkan, aku akan langsung mengkoreksi pendapat tersebut.
Bukan sok merendah atau gimana, tapi semata karena hal tersebut tidaklah benar. Tentu saja tidak semua hasil rawatanku berhasil hingga panen, ada banyaaak sekali yang tidak sesuai harapan atau bahkan gagal.
Dan aku sudah lama meyakini bahwa ‘tangan dingin’ itu hanya mitos. Faktanya, tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Jadi, kalau mau hasil yang baik -dalam hal apapun- ya harus benar-benar berusaha untuk menjalani proses mendapatkan hasil tersebut. Hal ini pun berlaku pada kegiatan berkebun.
Mau tahu catatan gagalku dalam kegiatan berkebun? Nih..kutuliskan beberapa di antaranya yang kuingat:
Gagal Tumbuh
Menyemai benih adalah awal dari kegiatan budidaya untuk beberapa jenis tanaman, antara lain tanaman sayur. Entah akan ditanam dengan sistem hidroponik ataupun konvensional dengan media tanah, benih sayuran harus disemai lebih dahulu.
Dan kegiatan menyemai benih ini merupakan salah satu titik kritis yang harus diwaspadai, karena kegagalan pada fase ini menyebabkan tertundanya proses budidaya.
Foto di atas adalah kondisi semaian benih sawi beberapa waktu lalu : kutilang alias kurus-tinggi-langsing, kondisi bibit sawi yang terjadi karena kurangnya cahaya saat awal menyemai. Hasil akhir : gagal tumbuh. Proses persemaian harus diulang lagi dari awal.
Kalau begitu hindari saja kegiatan menyemai dan beli bibit yang sudah jadi.
Ya, itu bisa juga menjadi alternatif tindakan. Tapi, kalau kita tidak belajar kapan kita akan bisa? Anggap saja kegagalanku itu proses belajarku.
Cerita berikutnya ini tentang kondisi gagal tumbuh dari 3 seedling anggrek. Saat kubeli ketiganya dalam kondisi sehat, namun hal itu tidak menjamin masa perawatan berjalan mulus.
Seedling Vanda mengalami busuk akar saat masih di pot, lalu kupindah tempel ke pohon tapi ternyata tak bisa terselamatkan. Sedangkan 2 seedling dendro masih utuh nempel pada media dan papan sejak kubeli dari seller pada beberapa bulan lalu. Awalnya mereka tak tahan panas saat masih kurawat di teras atas, lalu ku pindah ke tempat teduh yaitu di dahan Belimbing, namun akhirnya keduanya sudah tak tertolong. Wassalam. 😢
Sering juga aku mengalami kegagalan pada saat proses perbanyakan vegetatif, yaitu dengan cara setek / sambung pucuk (okulasi). Yang paling ngenes adalah saat nekad mencoba memperbanyak euforbia (yang tinggal satu-satunya), mencacahnya dengan PD dan….semua potongan gagal tumbuh! 😭
Kegagalan okulasi lainnya baru saja kulakukan kemarin. Mencoba sambung pucuk adenium, dan ternyata si pucuk gagal tersambung dengan tanaman pangkal, layu dan akhirnya mati.
Gagal Panen
Sekitar setahun lalu, RT kami mendapat bantuan bibit tanaman buah untuk tabulampot di rumah-rumah dan lingkungan. Rumah kami kebagian bibit Jambu Air Deli Hijau.
Alhamdulillah bibit Jambu itu bisa tumbuh dengan cukup baik, meskipun tidak sebaik pertumbuhan bibit sejenis di beberapa tetangga karena rumah kami hadap ke barat, jadi sinar matahari pagi cukup langka.
Beberapa kali jambu itu berhasil berbunga, namun hampir selalu rontok bunganya. Terakhir kemarin alhamdulilah bunganya buanyaaak, yang jadi jambu belasan saja..eh yang berhasil sampai panen hanya 3! 🤣
Ada lagi tabulampot Sirsak, oleh-oleh dari Kakak Semarang. Sempat seneeeng dan mulai timbul harapan memetik buah sirsak hasil kebun saat melihat bunganya banyak muncul di batang pohon yang satu itu…eh ternyata satu demi satu bunga itu berguguran, bahkan tak ada satu pun yang sampai membentuk buah! Ah..di-PHP-in Sirsak 😭
Sahabat Lalang Ungu, itulah sedikit dari buanyaaaak catatan kegagalanku dalam berkebun. Aku menuliskan ini bukan untuk menakut-nakuti kalian bahwa berkebun itu sulit lho ya.. Tidak sama sekali.
Aku hanya ingin berbagi pengalaman saja, bahwa tidak ada sesuatu yang instan, semua butuh proses. Dan menjalani proses itu tak kalah nikmatnya dengan saat memetik hasilnya lho… 😊
Apakah kegagalan-kegagalan itu lantas membuatku berhenti berkebun?
Tentu tidak!
Kecewa, ya. Sedih, ya. Tapi berhenti untuk seterusnya, tidak! Paling-paling sedikit melangkah mundur atau ambil jeda sejenak untuk menganalisa penyebab dan menata kembali langkah ke depan.
Saat mengalami gagal tumbuh misalnya, cari penyebab kenapa itu terjadi, lalu saat mengulangi proses berupaya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Begitu pun saat gagal panen, harus dicari penyebabnya untuk dapat dihindari dan dicari solusinya di masa depan.
Intinya, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanyalah upaya terus-menerus untuk memperbaiki proses yang harus kita lalui demi mencapai hasil yang lebih baik di hari esok.
Dan menurutku, rahasia sukses berkebun adalah berani memulai, lalu menjalaninya dengan senang hati, tidak takut gagal dan pantang menyerah.
Setujukah kalian, Sahabat? Atau ada yang berpendapat lain? Yuk, bagi opininya di kolom komen ya.. Terima kasih sebelumnya…
22 Comments
Leave a reply →