LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Susur Mangrove di Maerokoco Semarang

| 23 Comments

Selamat pagi, teman-teman… Pa kabar?

Semoga di penghujung Bulan Desember ini, teman-teman tetap semangat yaa… Iyalaah…kan habis liburan jilid 1, hehe… Eh, itu sih aku yang liburannya terbagi 2 bagian, yaitu bagian 1 tanggal 23-27 Desember sedangkan bagian keduanya nanti tanggal 30 Desember  2017 – 1 Januari 2018.

Nah, sambil bersiap tuk liburan akhir tahun nanti, maka kali ini kutuliskan dulu beberapa perjalanan ‘piknik tipis-tipis‘ yang beberapa waktu lalu kami lakukan, yaitu treking  / susur mangrove.

Susur Mangrove di Maerokoco

Di Semarang, susur mangrove ternyata tak hanya dilakukan di satu lokasi saja. Berdasarkan informasi yang kami terima, ada beberapa lokasi di mana kita bisa menikmati pemandangan hutan mangrove ini, antara lain di daerah Pantai Maron Tugurejo dan di Maerokoco.

Teman-teman tentu sudah tahu ya, bahwa salah satu tujuan wisata di Kota Semarang yaitu Puri Maerokoco atau Grand Maerokoco sejak awal tahun 2017 ini telah menambah wahana baru, yaitu Treking Mangrove / susur Mangrove.

Nah, aku memang sudah cukup lama mendengarnya, namun baru awal bulan ini berkesempatan merasakan jalan-jalan menyusuri trek bambu sepanjang tepian kawasan mangrove yang ada di dalam lokawisata Grand Maerokoco ini.

Kami sengaja mengunjungi lokasi ini sore hari, karena informasi beberapa sahabat yang telah lebih dahulu datang ke sana dan menyatakan lebih asyik datang sore hari karena tidak panas dan kalau beruntung dapat menyaksikan sunset di sana.

Setelah membeli tiket masuk di loket masuk Maerokoco (seharga Rp. 10.000 / orang + tiket parkir Rp. 5.000) maka kami pun masuk dan mencari tempat parkir. Karena tidak ada papan petunjuk yang jelas, kami sempat kebablasen sampai sebuah gedung besar semacam hall pertemuan di ujung jalan masuk, lalu memutar kembali dan bertanya-tanya kepada beberapa pemuda yang duduk-duduk di pinggir jalan itu. Ternyata dari arah jalan masuk tadi kami harus berbelok ke kiri melewati jembatan kecil memasuki sebuah area yang tadi kami lewati karena papan petunjuknya bertuliskan ‘parkir motor’ 🙁

Setelah mobil terparkir di area Grand Maerokoco itu, kamipun berjalan kaki menuju lokasi treking mangrove itu, setelah terlebih dahulu bertanya kepada juru parkirnya. Ternyata lokasinya ada di danau buatan yang ada di arah belakang anjungan Demak dan sekitar anjungan Jepara.

Sudah sekitar pukul 5 sore itu, namun pengunjung masih cukup banyak. Rupanya wahana ini cukup menarik banyak pengunjung. Melalui sebuah gapura dari bambu, kami pun mulai melakukan susur mangrove.

Trekingnya ramah Lansia nih..

Asyik juga berjalan pelan-pelan menyusuri trek bambu sepanjang 135 meter yang dibangun memutari ‘hutan’ mangrove di tengah danau buatan itu. Untuk lansia pun nyaman, karena jarak tempuh tidak terlalu jauh dan banyak tempat untuk beristirahat. Sesekali kami pun berhenti untuk berfoto-ria, ataupun sekedar duduk-duduk melepas lelah di beberapa bangku yang di sediakan sana.

Pose-pose? Yo mestiiii…. 🙂

Selain berjalan-jalan di sepanjang trek bambu itu, pengunjung juga dapat menikmati danau buatan itu dengan menaiki sampan. Bisa bersama-sama dengan perahu yang agak besar, ataupun menyewa sampan kecil untuk didayung sendiri atau berdua dengan Si Dia..ahay asyiknya…

Bersampan pun asyik dilakukan di sini

Lelah berjalan-jalan, kami pun beristirahat di pinggir danau itu, sambil memesan makanan dan minuman dari semacam anjungan di atas danau yang berfungsi sebagai tempat makan-minum sambil menikmati pemandangan sekitar dari atas sana.

Termpat kuliner di atas danau

Ah, rupanya dari sanalah tempat asyik kulineran sambil menunggu sunset. Sayangnya, sore itu kami kurang beruntung. Awan menutupi langit Semarang sehingga kami gagal mendapatkan pemandangan matahari tenggelam itu. Tak apalah, mungkin di lain kesempatan kami lebih beruntung 🙂

Nah, itulah cerita singkatku tentang jalan-jalan kami ke wahana treking mangrove Maerokoco. Cukup memuaskan, tempatnya pun bersih dan tampak terawat. Juga disediakan spot-spot pepotoan yang tentunya sangat mendukung bagi pengunjung yang ingin mengabadikan kunjungannya ke sini.

spot pepotoannya banyak lho.. ini hanya salah satu saja

Oya ada sedikit catatan dariku. Perlu hati-hati bagi pengunjung yang membawa Balita, karena tidak ada pagar pengaman di sepanjang tepian trek bambu di atas danau itu. Jangan biarkan anak-anak apalagi Balita berjalan -atau bahkan berlarian- tanpa pengawasan orang tua, karena tentunya kita tak mau hal buruk terjadi, bukan?

Nah, bagaimana denganmu, teman.. Sudah pernah berkunjung ke Maerokoco dan melakukan treking mangrove ini? Silakan bagi pengalamannya di kolom komen yaaa… Terima kasih…

23 Comments

Leave a Reply

Required fields are marked *.