Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia ya… Alhamdulillah kembali bisa menulis lagi di rumah maya ku ini setelah cukup lama rehat, dan kali ini aku akan tuliskan cerita ringan tentang dua anggrek baruku.
Sebagaimana pernah kutuliskan beberapa waktu lalu, aku dan teman-teman berkunjung ke rumah salah seorang sahabat kami yang berdomisili di Salatiga dan mempunyai kebun Anggrek. Baca juga: Singgah Sejenak di Agrowisata Kopeng Gunungsari
Sudah diduga dong, kalau kami akan tergoda anggrek-anggrek rawatannya yang memang cantik-cantik dan seolah ngawe-awe ingin ikut pulang, hehe.. Tuh..lihat di foto berikut..cantik-cantik kan..bunganya…
Sebagian anggrek-anggrek cantik di kebun Pak Kamto
Tapii..tentu aku berusaha memerangi rasa kalapku -mengingat kondisi dompet (waktu itu, akhir bulan masih lama..hehe) dan juga cara membawa pulang (kami naik bus kecil dengan bagasi relatif terbatas)- maka akhirnya hanya 3 pot yang kuboyong pulang (2 Dendro dan 1 Bulan) + bonus 2 batang gundul Dendro Aphyllum. Nah 2 diantaranya akan kutuliskan kali ini.
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia ya.. Sahabat, kali ini aku akan menuliskan perkembangan salah satu anak-ijo ku, yaitu Si Vanda.
Perkenalanku dengan Anggrek Vanda
Seperti pernah kuceritakan juga di blog ini beberapa tahun lalu, perkenalanku dengan Anggrek jenis Vanda ini terjadi ketika kami mengunjungi salah satu tempat wisata di daerah Tegal, khususnya sebuah Kebun Wisata Anggrek.
Di kebun itulah aku jatuh cinta dengan salah satu anggrek cantik spesies asli Gunung Slamet, yang kemudian kutahu namanya adalah Anggrek Vanda Tricolor. Saat itu mencoba adopsi seedling Vanda
Vanda Tricolor spesies Gn Slamet
Anggrek Vanda merupakan jenis anggrek yang monopodial yaitu tumbuh satu batang ke atas (beda dengan anggrek dendrobium yang simpodial) dengan daun panjang sempit dan agak kaku, yang helainya tersusun seperti kipas. Ada banyak macam Vanda, salah satunya yang Tricolor ini mempunyai bunga cantik putih bercorak ungu nan cantik..
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia yaa.. Tak terasa bulan ketujuh dalam penanggalan Romawi sudah hampir berlalu, padahal rasanya baru beberapa hari lalu kita masuki bulan ini, hehe..
Saat ini cuaca di daerahku sudah mulai panas lagi, sudah beberapa hari tak turun hujan. Melihat tanaman-tanaman mulai layu, kasian juga ya.. Gercep ambil selang dan mulai memandikan mereka di sore hari ini. Ohya, sepertinya sudah waktunya anggrek-anggrekku perawatan niih…
Sahabat, yang kumaksud perawatan anggrek di sini adalah memanjakan mereka dengan menggunakan Lidah Buaya. Kalian sudah tahu belum dengan tanaman Lidah Buaya? Kalau belum, yuk..kenalan dulu yaa…
Hai Sahabat Lalang Ungu, semoga senantiasa sehat dan bahagia menjelang pertengahan Bulan Mei ini ya… Di daerahku cuaca masih sering berubah-ubah, kadang panas tapi masih sering juga turun hujan. Mungkin begitu pula di daerahmu ya?
Sahabat, apakah kalian pernah dengar tentang media tanam pinus bark alias cacahan kulit pohon Pinus? Nah, sebenarnya aku sudah cukup lama membaca info tentang media tanam ini, namun baru beberapa minggu lalu berkesempatan mencobanya untuk tanaman anggrek di rumah kami.
Ragam Media Tanam Anggrek
Sebelum mencoba cacahan kulit pinus sebagai media tanam anggrek, kami menggunakan beberapa jenis media lain yang relatif mudah di dapat.
Memang ada banyak media tanam yang bisa digunakan untuk anggrek, yang jelas harus memenuhi syarat yaitu mampu menyediakan aerasi, drainase dan juga nutrisi yang cukup bagi tanaman anggrek kita.
Beberapa jenis media tanam yang dapat digunakan untuk anggrek a.l :
Sabut Kelapa
Arang
Pecahan Batu Bata Merah
Pakis
Moss/lumut spagnum
Serutan Kayu
Batu Lava
Kulit Pinus
Yang sudah pernah kami gunakan di rumah adalah sabut kelapa, arang, pecahan bata merah dan pakis. Dari ke-4 bahan ini di rumah kami yang paling cocok menurutku adalah arang kayu. Untuk media sabut kelapa pada pot cenderung sangat menyerap air sehingga akar bisa cepat busuk, terutama pada saat musim.hujan yang cukup panjang seperti beberapa bulan kemarin.
Pengalamanku Mencoba Media Tanam Kulit Pinus Cacah
Hai Sahabat Lalang Ungu, alhamdulillah kita dapat berjumpa lagi di Tahun 2025 ini. Bulan pertama sudah akan berlalu, namun aku baru menayangkan tulisan pertama di sini. Hehe..maafkan ya.. Karena satu dan lain hal baru bisa sekarang menghiasi kembali beranda rumah mayaku ini. Semoga, setelah ini akan lebih rajin lagi. Insya Allah 🙂
Sahabat, kali ini aku akan menuliskan tentang tanaman Wijaya Kusuma kami yang salah satunya beberapa minggu lalu membuat kami bahagia karena mekar perdananya.
Lho..bukannya Wijaya Kusuma nya sudah beberapa kali mekar?
Sahabat, sampai saat ini memang kami baru mempunyai 3 jenis tanaman Wijaya Kusuma yang mulai kami rawat dalam tahun-tahun yang berbeda. Nah, aku memang pernah menuliskan kebahagiaan kami saat pertama kali Sang Ratu Malam rawatan kami berhasil mekar perdana, yaitu di tahun 2022 melalui tulisan yang ini. Itu adalah tanaman Wijaya Kusuma kedua yang kami rawat.
3 Jenis Tanaman Wijaya Kusuma di Rumah Kami
Tanaman hias Wijaya Kusuma memang mempunyai arti tersendiri bagi keluarga kami. Bukan karena mitos bahwa tanaman ini adalah tanaman pembawa keberuntungan lho…lebih karena tanaman ini mengingatkan kami akan rumah masa kecil di Salatiga di mana almh Ibu menanam beberapa rumpun berdekatan dengan ditopang pagar bambu setinggi orang dewasa.
Tanaman itu tumbuh subur hingga menjadi sepetak dinding hijau cantik di pagi hari, dan akan semakin menarik ketika dihiasi berkuntum-kuntum bunganya saat mekar bersamaan di malam hari. Sungguh pemandangan indah yang selalu kami tunggu-tunggu waktu itu, dan menjadi kenangan indah hingga kini.
Kenangan indah itulah yang ingin kami ciptakan kembali, sehingga kami berusaha menanam tanaman hias ini juga di rumah kami sekarang. Dari hasil pencarian informasi di internet, ternyata ada banyak macam/jenis tanaman Wijaya Kusuma ini. Bukan hanya yang berbunga putih, Wijaya Kusuma hybrid pun ada banyak jenisnya dengan bermacam warna bunganya. Namun, sampai saat ini kami baru berhasil merawat 3 jenis Wijaya Kusuma (Wiku) yaitu:
1. Wijaya Kusuma Keris
Pertama kali merawat Wiku jenis ini kalau tidak salah tahun 2015-an, berawal dari rasa tertarik saat melihatnya di penjual bunga di kawasan Pagilaran. Hal yang paling menarik perhatianku waktu itu adalah bentuk daunnya yang unik: memanjang dengan lekukan-lekukan di kanan-kiri dari pangkal hingga ke ujungnya. Seperti bentuk keris -salah satu jenis senjata tajam khas daerah Jawa.
Tampilan Wiku Keris kami di Th 2021
Kata penjualnya waktu itu, bunganya cantik berwarna merah keunguan, berbeda dengan bunga Wijaya Kusuma yang biasa kulihat yaitu berbunga putih dan wangi.
Konon seperti ini bunga Wijaya Kusuma Keris (foto milik akun FB Dedi Ded Supriadi)
Hai Sahabat Lalang Ungu, alhamdulilah bisa berjumpa lagi di rumah maya ku ini ya. Semoga sahabat semua selalu sehat dan berbahagia, di Bulan September yang akan segera berakhir ini.
Sahabat, sebenarnya masih ada catatan perjalanan umrah plus Turki yang tersisa yaitu kunjungan ke Istanan Topkapi di Istanbul Turkiye, namun kali ini aku akan menuliskan lebih dahulu catatan kenangan tentang bunga-bunga indah yang kutemui saat perjalanan kemarin di Turkiye.
Sebagai pecinta bunga, senang sekali melihat berbagai macam bunga indah di perjalanan ini. Kebetulan waktu perjalanan kami di awal Mei adalah awal musim panas di sana, sehingga bunga-bunga sudah mulai mekar meski udara masih cukup dingin. Sebenarnya, salah satu harapanku adalah berkunjung ke Taman Tulip yang terkenal itu, sayangnya taman Bunga Tulip waktu itu sedang tutup..hiks…
Nah, karena tak mungkin untuk membawa bunga-bunga cantik itu pulang (memetiknya saja terasa sayang), maka foto-fotonya saja yang kubawa pulang deh.. Dan kukumpulkan dalam tulisan ini sebagai kenang-kenangan. Ini dia bunga-bunga cantik yang mempesona ku itu…
Hai Sahabat Lalang Ungu di mana pun berada, semoga selalu sehat dan bahagia ya..
Sahabat, seperti biasa hari Sabtu adalah salah satu hari yang biasanya cukup santai bagiku. Saatku menikmati hari sambil menjalankan hobi. Nah, kali ini aku kembali berkebun setelah beberapa akhir pekan kemarin sibuk dengan acara 17 Agustusan, hehe..
Setelah memindah salah satu anggrek ku yang pot nya sudah kesempitan ke pot lain yang lebih besar dan juga memindah tempat satu pot anggrek lain yang ternyata baru kusadari daun-daunnya telah habis dan hanya menyisakan batang-batang gundulnya, aku lalu menghampiri pot-pot kompos di sudut halaman.
Oh.. ternyata ada 3 pot kompos yang sudah siap panen! Alhamdulillah.. 🙂
Hasil panen kompos limbah dapur
Mari membuat kompos sederhana dari limbah dapur
Mengelola limbah dapur a la Mechta
Hampir semua rumah tangga menghasilkan sampah setiap harinya ya, termasuk di antaranya limbah dapur /sisa kegiatan masak, misal: kulit telur, kulit bawang, kulit buah, bonggol sayuran, dll. Continue reading “Yuk Manfaatkan Limbah Dapur Sebagai Kompos”
Hai Sahabat Lalang Ungu , ada kabar apa? Semoga selalu sehat dan bahagia ya.. Setelah beberapa hari absen, akhirnya hari ini rumah maya ini bisa update lagi. Alhamdulillah…
Sahabat, kali ini saya akan menceritakan pengalaman kami menanam Tomat secara tabulampot hidroponik. Masih ingat kan tentang istilah tabulampot ini? Ya..betul.. Tabulampot = Tanam Buah Dalam Pot. Ini merupakan salah satu upaya mengatasi keterbatasan lahan untuk menanam.
Nah, tabulampot kali ini kami memilih menggunakan sistem hidroponik yaitu menggunakan air sebagai media tanam, tentunya dengan penambahan nutrisi ke dalam air tersebut. Umumnya hidroponik dilakukan untuk menanam sayuran daun seperti Sawi, Selada, Seledri, dll. Tapi jangan salah..sayuran berbatang keras juga bisa ditanam secara hidroponik lho…contohnya Terong dan Tomat.
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga senantiasa sehat dan bahagia ya… Sahabat, apakah kalian juga merasa bahwa waktu cepat sekali berlalu? Rasanya baru kemarin merasakan haru dan bahagia di Iedul Fitri, ternyata sekarang Ramadan sudah di depan mata..
Sahabat, beberapa waktu lalu kami dipanggil pimpinan untuk berdiskusi berencana kegiatan yang akan datang. Dan salah satu pertanyaan yang dilontarkan beliau adalah: “Bagaimana persiapan kita mengantisipasi harga kebutuhan pangan termasuk cabai yang pastinya akan meroket menjelang Ramadan dan Lebaran yang akan datang?
Ah iya…itu memang salah satu fenomena yang biasanya terjadi menjelang Ramadan dan Lebaran. Harga-harga bahan pokok melonjak, termasuk di antaranya harga Cabai yang meskipun bukan termasuk bahan makanan pokok tapi pelonjakan harga Cabai bisa mempengaruhi inflasi juga lho…
Cabai Merah, salah satu yang sering meroket harga dirinya menjelang Hari Raya
Untuk mengantisipasi hal itu, ketersediaan Cabai pada momen menjelang hari-hari Raya harus betul-betul diperhatikan, karena kelangkaan/kekurangan stok merupakan salah satu pemicu naiknya harga komoditi tersebut. Dengan kata lain, bila kebutuhan / permintaan masyarakat akan komoditi itu tercukupi, diharapkan kenaikan harga itu tak terjadi.
Nah, apa upaya kita untuk meningkatkan ketersediaan Cabai di saat kebutuhan/permintaan masyarakat meningkat?
Hai Sahabat Lalang Ungu, semoga tetap sehat dan berbahagia ya.. Di catatan tentang anggrek kali ini, aku ingin cerita tentang pengalaman kami menghadapi serangan tungau pada tanaman anggrek rawatan kami.
Tungau, Apa Itu?
Tungau merupakan hewan berkaki delapan yang berkerabat dengan laba-laba dan masuk dalam sub ordo Arcarina. Dengan ukuran sangat kecil, mereka hidup di daratan maupun air, menjadi parasit pada hewan maupun tumbuhan.
Pada tanaman anggrek, tungau yang menjadi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) disebut juga spidermite atau laba-laba merah yang meskipun ukuran tubuhnya super kecil sehingga tak terlihat dengan mata telanjang, namun kerusakan yang ditimbulkannya sangat nyata.