Pada tahun 2013 yang lalu, Menteri Kehutanan RI telah meresmikan Pusat Restorasi dan Pengembangan Mangrove (PPRM) yang merupakan bagian dari pembangunan kawasan agrowisata yaitu Pekalongan Mangrove Park. Sudah cukup lama kami berkeinginan untuk mengunjunginya, namun kesempatan itu baru datang pada Sabtu, 28 Pebruari 2015 kemarin.
Berlokasi di Kelurahan Kandang Panjang Kec Pekalongan Utara Kota Pekalongan, kawasan ini semula adalah lahan tambak udang milik Dinas Pertanian Perikanan dan Kelautan Kota Pekalongan yang sudah tak produktif lagi dan akhirnya dikembangkan sebagai kawasan konservasi sekaligus tempat edukasi & wisata alam.
Sampai saat ini Pekalongan Mangrove Park memang belum selesai dibangun sehingga belum dibuka secara resmi. Namun masyarakat sekitar maupun pengunjung dari luar kota sudah diperbolehkan masuk ke lokasi agrowisata ini.
Ada apa di Pekalongan Mangrove Park ?
Begitu memasuki gerbang utama kawasan ini, pengunjung akan disambut pemandangan yang didominasi oleh hamparan air yang dipenuhi bibit-bibit mangrove dalam bronjong / keranjang tanamnya.
Oya, karena tempat ini belum resmi dibuka, pengunjung tidak dipungut biaya masuk, hanya membayar parkir kendaraan saja, Rp. 2.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5.000,- untuk kendaraan roda empat.
Setelah masuk ke lokasi, pengunjung di sediakan beberapa pilihan kegiatan yang akan dilakukan terlebih dahulu, apakah akan mengunjungi kantor Pusat Informasi Mangrove (PIM), berjalan-jalan (dan berfoto-ria) di shelter-shelter diatas air yang dihubungkan oleh area jalan kaki, atau berperahu menyusuri lorong-lorong pepohonan bakau, dll.
Kemarin, kami lebih dahulu menuju kantor PIM. Di sana ada koleksi buku-buku tentang tanaman mangrove, foto-foto, maket rencana kawasan Pekalongan Mangrove Park, juga ada Ruang Pameran. Di dalam ruang pameran tersebut antara lain terdapat koleksi herbarium daun mangrove.
Setelah itu, kami memilih untuk naik perahu. Ada 2 unit perahu motor yang tersedia di sana, masing-masing muat untuk 10 orang penumpang. Biayanya Rp. 10.000,- / orang. Itu biaya untuk pengunjung umum / dewasa. Kalau untuk pelajar tarifnya lebih murah 🙂
Waktu tempuh kegiatan berperahu menyusuri kawasan ini adalah sekitar 30 menit. Melewati lorong-lorong teduh diantara barisan pohon bakau yang cukup rapat itu, merupakan pengalaman tersendiri. Mengamati dari dekat bagian-bagian pohon, sambil mendengarkan penjelasan dari guide dan sesekali dikejutkan dengan ikan-ikan yang berkejaran diantara akar-akar bakau itu … menyenangkan! 😀
Kami juga melewati wilayah yang digunakan sebagai tambak udang paname ataupun tempat budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery ( wanamina ) yaitu perlindungan tanaman mangrove dengan memberi hasil dari sektor perikanan. Menikmati kawasan ini dari sudut pandang lain (dari atas perahu) asyik juga 🙂
Puas berperahu, kami pun berjalan-jalan dari shelter ke shelter yang dibangun di atas air tersebut. Saat ini, di sekitar shelter itu mangrove-mangrove memang baru ditanam di atas keranjang / bronjong yang jumlahnya ratusan / bahkan ribuan itu. Mudah-mudahan semua tumbuh subur hingga di tahun-tahun mendatang saat berjalan-jalan di sana benar-benar seperti sedang berjalan di hutan yang teratur … 🙂
Bagi yang gemar memancing juga tersedia tempat pemancingan di kawasan ini. Dan di samping kantor PIM terdapat menara pandang sehingga pengunjung dapat menikmati panorama alam dari ketinggian. Selain itu, terdapat juga Kolam Sentuh ( kolam edukasi pembibitan & penanaman mangrove ), sarana tracking berupa jembatan papan yang rencananya akan menghubungkan fasilitas-fasilitas yang ada di sepanjang lokasi PIM / PMP ini.
Oya, karena kawasan hutan mangrove ini belum jadi, menurut saya lebih nyaman mengunjunginya pada pagi atau sore hari saat tidak terlalu terik mataharinya. Lebih asyik lagi menunggu sunset di sana …
Meskipun kemarin tak berkesempatan menikmati mentari terbenam di sekitar PMP itu, tapi saya tetap bersyukur telah menikmati saat-saat yang menyenangkan bersama sahabat di tempat itu. Mudah-mudahan, pembangunan lokasi wisata ini segera tuntas dan Pekalongan Mangrove Park segera dapat kita nikmati bersama …
Yuuk … mengenal mangrove di Pekalongan Mangrove Park … 🙂
Pingback: Berwisata ke Pekalongan dengan Kereta Api, kenapa tidak? |
Pingback: Dua produk olahan Mangrove : Sirup dan Sabun. |