Lalang Ungu. Tak terasa, belajar bersama para Penerus Bangsa ini sudah kami lakukan hampir dua tahun lebih. Belum begitu lama memang, namun sudah banyak hal yang kami dapatkan dari kesempatan yang membahagiakan ini.
Mungkin teman-teman bertanya-tanya dalam hati, siapakah ‘para Penerus Bangsa’ yang kumaksudkan di sini? Untuk menjawab pertanyaan itu, kuajak teman-teman sekilas ke suatu hari di pertengahan tahun lalu, ketika sebuah DM masuk ke akun IG-ku…
“Bu, perkenalkan saya Y, salah satu orang-tua murid TK X. Kami sangat tertarik untuk mengajak anak-anak berkunjung ke kantor Ibu untuk mengenal tanaman-tanaman dan cara bercocok-tanam, apakah diperkenankan?”
Demikianlah isi dari DM yang kuterima waktu itu. Rupanya Ibu Y itu mengetahui tentang kantor kami dari posting-posting kegiatan di akun medsos kami, dan tertarik untuk berkunjung dalam rangka mengisi waktu libur anak-anak mereka dengan kegiatan yang bermanfaat. Setelah berkonsultasi dengan pimpinan dan rekan-rekan, terutama rekan-rekan penyuluh pertanian yang akan menjadi pendamping anak-anak ini berkegiatan di kantor kami, akhirnya kami pun menetapkan waktu kunjungan tersebut.
Alhamdulillah penerimaan kunjungan siswa-siswi TK tersebut berlangsung dengan lancar. Ke-20 anak-anak itu antusias mendengarkan penuturan mengenai tumbuhan, sayur-mayur, hewan kesayangan, hewan ternak, dan tentu saja mereka terlihat paling antusias ketika kami ajak jalan-jalan ke kebun, memindah bibit cabe ke bedengan di kebun dan juga panen Timun. Dan rupanya kunjungan itu pun menjadi pembuka dari rangkaian kunjungan-kunjungan siswa berikutnya.
Oya, kalau dihitung-hitung sudah banyak juga tamu-tamu kecil kami. Untuk tahun ini saja, sejak awal 2018 lalu hingga saat kutuliskan ini, jumlah sekolah yang telah berkunjung ada 12 sekolah -terdiri dari PAUD, KB, TK maupun SD dari wilayah Kota Pekalongan maupun Kab. Pekalongan- dengan total jumlah murid lebih dari 900-an siswa. Mereka inilah yang kami sebut sebagai ‘Para Penerus Bangsa’. Ya, karena memang generasi muda inilah yang kelak akan menjadi pengganti generasi kita, bukan?
Kenapa ‘belajar bersama’ dan bukannya ‘mengajar’?
Menurutku, itu karena kami memang bukan pengajar. Kami hanya mendampingi mereka untuk mengenal lebih dekat lingkungan di sekitar mereka, mungkin mengenalkan apa-apa yang belum begitu mereka kenal meski mungkin sudah pernah mereka lihat, atau mungkin juga membuat nyata hal-hal yang telah dikenalkan guru mereka di kelas.
Juga karena pada kenyataannya, kami justru banyak belajar dari interaksi kami dengan Para Penerus Bangsa ini. Kami belajar bagaimana menyampaikan pesan-pesan dengan bahasa dan cara yang dapat mereka pahami, melalui video-video kartun yang menyenangkan, atau melalui lagu-lagu anak-anak yang kami pelajari secara dadakan, hehe… Kami belajar untuk menyiapkan materi kegiatan yang sesuai dengan minat dan usia mereka : jalan-jalan di kebun / greenhouse untuk mengenal berbagai tanaman yang ada untuk anak-anak Kelompok Bermain / PAUD, belajar menanam secara sederhana untuk anak-anak TK dan SD s.d Kelas 3, belajar menanam secara hidroponik dan bertanam padi di sawah untuk anak-anak SD kelas 4-6.
Oya, beberapa waktu lalu, hujan turun ketika jadwal kunjungan siswa ini tiba. Acara jalan-jalan di kebun yang selalu menjadi kesukaan anak-anak ini terpaksa tertunda. Kami harus memutar otak menyiasati keadaan itu. Tak mungkin bercerita atau bernyanyi-nyanyi saja di dalam ruangan karena mereka akan segera bosan. Maka kami pun ‘mengangkut’ beberapa tanaman dalam polibag ke dalam ruangan, juga beberapa sarana tanam yang dapat kami gunakan untuk menjadi alat peraga “cara bertanam di polibag”. Tak ketinggalan beberapa hewan kesayangan dalam kandang kami tampilkan. Haha…seru sekali… Dari kejadian ini kami belajar untuk bersiap juga materi dalam ruang 😀
Demikianlah, kami semua belajar. Para Penerus Bangsa ini belajar mengenal lingkungan di luar ruang sekolah mereka, sementara kami juga belajar berbagi sedikit pengetahuan yang kami punya, kami titipkan kepada mereka. Semoga kelak mereka ingat ada profesi-profesi petani, peternak, dokter hewan, penyuluh, dll yang bisa menjadi alternatif pilihan berkarir bagi mereka.
Semoga mereka kelak ingat ada usaha-usaha pertanian, peternakan, perkebunan, dan juga upaya-upaya mewujudkan Ketahanan Pangan demi kelangsungan hidup suatu Bangsa. Semoga dengan mengetahui betapa besar upaya yang harus dilakukan dalam pengadaan pangan, membuat mereka menghargai makanan yang mereka konsumsi, tidak menyia-nyiakannya, antara lain dengan mengambil hanya sesuai kebutuhan saja. Dan semoga kegiatan ini mendatangkan manfaat tidak hanya bagi mereka dan kami, namun juga bagi lingkungan kami.
Eh, sudah dulu ya… Kami masih harus menyiapkan penyambutan bagi 180 anak KB & TK yang akan berkunjung beberapa hari lagi. Ada usulan bentuk kegiatan yang mengasyikkan bagi para Penerus Bangsa ini? silakan share di kolom komen ya…
Pingback: Sulitkah Menanam Bunga Matahari? |