Apa kabar, Sahabat Lalang Ungu… Semoga selalu sehat dan bahagia ya.. Kali ini aku akan tuliskan pengalamanku berkunjung ke KWT Anggrek Asri Kulonprogo. Kunjungan kami pada hari Kamis, 12 Desember 2019 lalu itu merupakan kunjungan dinas kami dalam rangka studi banding ke KWT Anggrek Asri yang merupakan Juara Nasional Lomba KRPL tk Nasional tahun 2018.
Tentang Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Pengertian KRPL
Sebagaimana kita ketahui Kawasan Rumah Pangan Lestari (selanjutnya kita singkat sebagai KRPL) ini adalah salah satu program pemerintah yaitu upaya pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dengan berbasis kawasan. Artinya, pemanfaatan pekarangan ini tidak hanya dilakukan pada 1-2 rumah saja namun diharapkan merata pada suatu kawasan, misal gang, dusun, RT, dll..
Manfaat KRPL
Nah, dengan penerapan program KRPL di pemukiman-pemukiman ini, diharapkan masyarakat dapat mengambil manfaat, a.l : (1) Peningkatan pendapatan keluarga & masyarakat; (2) Mendukung diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal; (3) Ketahanan dan kemandirian gizi dan pangan keluarga; (4) Ramah lingkungan ; dan (5) Mendukung konservasi sumberdaya genetik lokal.
Jenis tanaman yang ada di KRPL
Ada beberapa jenis tanaman yang diharapkan ada di KRPL agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga, yaitu :
- Tanaman Lumbung Keluarga, antara lain : singkong, ubi jalar dan umbi-umbian lainnya (kimpul, uwi, suweg, dll).
- Tanaman sayuran, misalnya : terong, sawi, tomat, selada, dll.
- Tanaman buah, misal : pisang, jambu, rambutan, mangga, sirsak, dll
- Tanaman obat keluarga (TOGA), antara lain : jahe, kencur, kumis kucing, binahong, dll.
- Tanaman hias, baik tanaman yang berbunga indah ataupun berdaun indah.
Dengan adanya tanaman-tanaman tersebut, diharapkan dapat mendukung pemenuhan kebutuhan keluarga, baik untuk konsumsi maupun penambah penghasilan keluarga.
Baca Juga : Yuuk, hijaukan lingkungan kita dengan KRPL
Nah, sebagaimana daerah-daerah lain, di kota kami juga sudah digiatkan program KRPL ini, meskipun belum mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Nah, untuk dapat lebih maksimal dalam melakukan pendampingan dalam program ini maka kami melakukan studi banding ke kelompok-kelompok yang sudah berprestasi, salah satunya adalah KWT Anggrek Asri Kulonprogo ini.
Tentang KWT Anggrek Asri Kulonprogo
Lokasi KWT Anggrek Asri Kulonprogo
Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek Asri ini merupakan KWT berprestasi yang berlokasi di Dusun Menggermalang Desa Gerbosari Kecamatan Samigaluh Kab Kulonprogo Prov DIY.
Desa Gerbosari ini berjarak sekitar 38 Km dari Wates -Ibukota Kab Kulonprogo- jarak ini agak di luar perkiraan kami ketika kemarin kami berkendara menuju lokasi ini dari Kantor Dinas Pertanian & Pangan Kulonprogo tempat penerimaan rombongan. Kami kira jaraknya dekat saja, ternyata kami harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam menuju lokasi yang ada di Pegunungan Menoreh itu. Sebuah lokasi yang mengingatkanku pada kisah jadul ‘Api di Bukit Menoreh’ hehe…
Setelah perjalanan yang cukup panjang melalui jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan pemandangan hijau nan indah di sebagian besar perjalanan yang ditempuh itu, akhirnya kami sampai di Sekretariat KWT Anggrek Asri yang benar-benar tampak asri itu ☺
Sambutan yang ramah dari KWT Anggrek Asri
Kami disambut dengan ramah oleh para pengurus dan sebagian anggota KWT ini, di bawah koordinasi Ibu Prita selaku ketua kelompok ini. Setelah menemani kami berkeliling melihat lingkungan yang asri hingga lokasi Kebun Bibit Desa (KBD), maka kami pun melanjutkan perbincangan di rumah warga yang menjadi Sekretariat KWT.
Sambil duduk lesehan ditemani teh hangat dan jajanan tradisional, Ibu Prita didampingi anggota lain dan juga Ibu Kadus memberikan penjelasan tentang kelompok yang penuh semangat sehingga tak heran akhirnya meraih banyak prestasi ini.
KWT Anggrek Asri dibentuk sejak tahun 2015 dengan anggota awal 12 orang yang mempunyai kesamaan hobi bertanam, saat ini jumlah anggota telah berkembang menjadi 40 orang. Pertambahan jumlah anggota ini tak lain karena semakin banyak warga dusun yang merasakan manfaat dari kegiatan KRPL yang dilaksanakan oleh KWT ini.
Dengan pendampingan Petugas penyuluh pertanian yaitu Bp Suprihono, kelompok ini menjalankan kegiatan KRPL secara swadaya hingga tahun 2017 sebelum kemudian mendapat bantuan dana dari pemerintah (APBN) sejak tahun 2018-2019 dan rencana bantuan dari APBD Kab Kulonprogo pada 2020 nanti. Pemberian bantuan tersebut tentunya tak lepas dari prestasi-prestasi KWT ini, prestasi yang terbaru adalah Juara Nasional Lomba KRPL tahun 2018 dan Juara 1 ‘Hatinya PKK’ tingkat Kab dan DIY tahun 2018 juga Juara Harapan 1 Hatinya PKK tk Nasional ( Pakarti Madya Nasional) tahun 2018.
Suasana asri dan kondisi kebun KRPL dari KWT ini meyakinkan bahwa KWT ini memang pantas menorehkan prestasi-prestasi tersebut, terlebih ketika kami mengetahui manfaat yang telah diberikan program KRPL ini bagi masyarakat.
Manfaat KRPL bagi anggota KWT Anggrek Asri Kulonprogo
1. Pemenuhan Gizi Keluarga.
Dengan menanam aneka sayuran yang biasa dikonsumsi keluarga, maka anggota keluarga semakin mudah memenuhi kebutuhan gizi keluarganya. Kebutuhan dapur untuk dikonsumsi sehari-hari tinggal memetik dari pekarangan sendiri, atau saling tukar antar tetangga.
Nandur opo sing dipangan, Mangan opo sing ditandur itulah ujaran yang sekarang mereka pegang teguh, yang artinya ‘menanam apa yang biasa dimakan dan memakan apa yang telah ditanam’ sehingga apa yang telah ditanam benar-benar bermanfaat bagi keluarga.
Untuk keperluan bibit tanaman, anggota membayar iuran Rp.1.000,- per bulan ke Bendahara KWT yang selanjutnya akan membelanjakan bibit sesuai kebutuhan anggota.
2. Peningkat Pendapatan Keluarga
Setiap hari Kamis sore, anggota KWT mengumpulkan hasil panen tanamannya atau tanaman sayur dalam polibag ataupun produk makanan hasil olahannya ke Sekretariat KWT untuk dijual. Pengurus KWT membeli dari anggotanya kemudian mensortir produksi kelompok tersebut, kemudian di kemas dan dipasarkan di halaman Sekretarian Pemda Kab Kulonprogo, setiap Jumat pagi. Rata-rata hasil penjualan per Minggu ini Rp.400.000,- yang selanjutnya akan masuk kas kelompok, sementara anggota telah lebih dahulu menerima pembayaran dari hasil tanamannya.
Hasil penjualan tanaman / panenan / olahan pangan inilah yang dapat menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga. Oya, rata-rata anggota adalah ibu rumah tangga sedangkan penghasilan keluarga umumnya dari hasil bertani di ladang.
3. Tabungan Sisa Belanja
Ini lah yang paling menarik perhatian kami kemarin, yaitu penjelasan tentang Tabungan Sisa Belanja. Tabungan ini milik perorangan anggota yang sementara dititipkan ke Bendahara kelompok untuk disimpan dan dibagikan ke anggota pada akhir tahun.
Dari mana uang tabungan tersebut?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, anggota sehari-hari telah mengambil manfaat dari tanaman di rumahnya untuk kebutuhan keluarganya. Nah, setiap hari, apa yang dipetik dari tanaman KRPL ini dihargai sendiri-sendiri, lalu uangnya dimasukkan dalam kaleng khusus. Misal hari ini seorang ibu mengambil kangkung, tomat, cabe seharga Rp.5.000,- (bila belanja di pasar/warung), maka ia wajib memasukkan uang Rp 5.000,- ke dalam kaleng untuk hari itu. Demikian seterusnya.
Setiap bulan kaleng itu dibawa ke pertemuan kelompok, lalu diserahkan ke Bendahara untuk dibuka dan dihitung hasilnya. Bendahara mencatat sejumlah dana itu ke buku tabungan masing-masing anggota dan menyimpan uang sebelum akhir tahun dibagikan kembali ke masing-masing anggota sesuai dengan catatan yang ada.
Dari catatan yang ada di Bendahara, ternyata dana yang terkumpul saat ini cukup besar, ada sekitar Empat Belas Juta Rupiah sejak pengumpulan setelah lebaran (sekitar 6 bulan). Dengan jumlah anggota aktif 40 orang, jadi rata-rata tiap anggota mempunyai tabungan Rp.350.000,- sampai saat ini. Lumayan juga, bukan? ☺
4. Menambah wawasan dan mendapat layanan kesehatan secara rutin
Nah, manfaat lain yang diperoleh anggota dengan bergabung di KWT Anggrek Asri ini adalah kesempatan untuk menambah wawasan dan mendapat pelayanan kesehatan secara rutin. Kedua manfaat ini diperoleh dengan mengikuti pertemuan rutin yang diadakan pada tanggal 5 setiap bulannya, dengan tempat bergantian di rumah masing-masing anggota.
Pada pertemuan rutin ini, petugas dari Puskesmas setempat memeriksa kondisi kesehatan anggota. Berdasarkan kondisi masing-masing, bila perlu diberikan obat / rujukan pelayanan kesehatan. Selain itu juga disampaikan materi-materi kesehatan yang dapat diterapkan untuk mendukung kesehatan keluarga.
Selain petugas kesehatan, hadir dalam pertemuan itu PPL / penyuluh pertanian yang memberikan dampingan dalam pengelolaan tanaman KRPL anggota, juga penyampaian informasi-informasi seputar pertanian / pemanfaatan pekarangan maupun pengolahan hasil pertanian.
Agar tidak memberatkan anggota yang ketempatan acara tiap bulan, masing-masing anggota iuran Rp.5.000,-/bulan untuk ‘uang meja’ / biaya pertemuan bulanan itu. Dari anggota untuk anggota, demikian prinsipnya.
Nah..itulah catatan hasil kunjungan kami ke KWT Anggrek Asri Kulonprogo, yang telah memberi banyak inspirasi bagi kami dalam pendampingan kegiatan KRPL di kota kami, dan semoga catatan ini juga memberi inspirasi bagi teman-teman sekalian.
Ada tiga pesan penting yang kami dapatkan kemarin, yaitu : Yen iso nandur, ngopo tuku ? (kalau bisa menanam sendiri, kenapa harus membeli?), Yen iso ngingu, ngopo tuku? (kalau bisa memelihara sendiri, kenapa harus membeli?), Yen iso nggawe, ngopo tuku? (kalau bisa membuat sendiri, kenapa harus membeli?). Ketiga pesan ini mengisyaratkan kemandirian, yang kurasa juga bisa kita lakukan juga, bukan?
Bagaimana pendapat teman-teman? Mari bagikan di kolom komen ya.. Terima kasih..
Pingback: Lestarikan Cantik dan Sehatmu dengan Pegagan, Komoditas Lokal Sarat Manfaat