Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu.. Bagaimana kabarnya? Meski virus Covid-19 sedang trending dan mungkin sebagian diantara Sahabat sedang menjalani WFH sambil mendampingi putera-puterinya SaH, semoga sahabat semuanya tetap sehat dan berbahagia ya.. Oya, kali ini aku ingin menceritakan tentang kunjungan singkatku ke Keraton Kanoman Cirebon.
Mungkin teman-teman masih ingat bahwa pada akhir tahun 2019 lalu aku sempat melakukan trip singkat ke Cirebon, mencoba beberapa kuliner khasnya dan berkunjung ke 3 keraton di Cirebon serta 1 tempat wisata. Setelah berkunjung ke Keraton Kacirebonan dan Kasepuhan, keraton terakhir yang kukunjungi pada 27 Desember 2019 lalu adalah Keraton Kanoman.
Keraton Kanoman Cirebon
Lokasi & waktu operasional kunjungan Keraton Kanoman Cirebon
Sahabat Lalang Ungu, ketiga keraton yang ada di Cirebon ini letaknya memang relatif dekat, terutama untuk Keraton Kasepuhan dan Kanoman, sehingga sayang sekali bila sudah berkunjung ke salah satu keraton tidak lanjut ke keraton lainnya.
Baca juga cerita kunjunganku ke Keraton Kacirebonan dan Kasepuhan ya…
Adapun lokasi Keraton Kanoman adalah di Jl. Kanoman 40, Lemahwungkuk, Kec Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Jangan kaget jika mencari jalan Kanoman ini malah menemukan Pasar Kanoman, terus saja masuk area pasar itu karena lokasi Keraton Kanoman yang mempunyai waktu operasional kunjungan dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore itu adalah di belakang Pasar Kanoman itu. Sayang sekali memang, dengan adanya pasar yang hiruk pikuk ini seolah-olah Keraton Kanoman jadi tenggelam karena tak terlihat langsung dari jalan.

Melalui pasar Kanoman inilah akses menuju Keraton Kanoman Cirebon
Dari Keraton Kasepuhan waktu itu, aku memilih naik becak ke Kanoman karena berdasarkan informasi dari pemandu di Kasepuhan bahwa letaknya dekat saja, dengan ongkos antara 10-15 ribu. Oya, bila teman-teman ingin naik becak juga ke Kanoman dari Kasepuhan (atau sebaliknya) pastikan ongkosnya (tawar menawar dahulu) sebelum naik ya.. Kemarin itu kutanya ongkos pak becaknya hanya menjawab ‘terserah ibu saja’ beberapa kali kutanya ulang, tetap begitu jawabnya. Nah, ternyata setelah tiba di Kanoman (yang memang tak sampai 20 menit kemudian) kusodori uang Rp.10.000,- ia minta lebih, dua puluh katanya. Lha..pripun to Pak..jare wau terserah Kulo..begitu batinku. Namun akhirnya kutambahi juga ongkosnya hehe ..
Beberapa Bangunan di kompleks Keraton Kanoman
Ketika pak becak menurunkanku di halaman Keraton Kanoman siang itu, suasana terlihat sepi. Aku lingak-linguk mencari bangunan / tempat semacam loket / penerima tamu, tapi tak terlihat. Lalu kulihat ada 3 orang pria duduk-duduk di lantai salah satu bangunan di halaman itu, dan aku pun nekad saja mulai berjalan menghampiri tempat mereka untuk bertanya di mana bisa membeli tiket masuk.
Ternyata salah seorang di antara mereka lebih dahulu berdiri dan berjalan menghampiriku. Beliau menyebutkan nama -sayangnya aku tak sempat mencatatnya dan kini ku lupa..hiks- dan mengatakan bahwa beliau adalah salah seorang kerabat keraton yang bisa memanduku berkeliling.
Ketika kutanya tentang tiket jawabnya memang belum ada pengelolaan khusus, aku bisa memberi sukarela semacam bantuan untuk pemeliharaan maupun jasa pemandu itu. Apa iya? Sebelumnya sempat googling ada yang menulis HTM 7-10K. Tapi entah di sebelah mana loketnya. Oh sudahlah..meski agak kurang puas atas jawaban itu aku menerima saja dan kami pun berkeliling sebentar melihat-lihat beberapa bangunan yang ada sambil mendengarkan penuturan ‘pemandu’ tentang sejarah gedung-gedung itu.
Jinem

Bangsal Jinem di Keraton Kanoman Cirebon
Penyusuranku di Keraton Kanoman siang itu dimulai dari sebuah bangunan semacam pendopo terbuka tanpa dinding yang cukup luas, Jinem ini adalah semacam ruang tamu, tempat para tetamu Sultan diterima. Bangunan ini berlantai keramik dan memiliki beberapa saka / tiang yang dicat warna biru muda. Terdapat meja-kursi berwarna coklat kombinasi emas yang ditata di tengah ruangan.
Prabayaksa

Bangsal Prabayaksa Keraton Kanoman
Dari Jinem, kami kemudian masuk ke ruang dalam. Ruang ini lah yang dinamakan Prabayaksa yang didirikan Tahun 1588 M oleh Sultan Badarudin. Kurasa agak suram dan berbau khas ruangan yang lama tertutup. Di tengah ruangan ada meja-kursi yang ditata setengah lingkaran semacam untuk pertemuan/rapat, di bangunan ini juga terdapat bale yaitu tempat tidur yang sudah sangat tua usianya konon tempat pangeran beristirahat, semacam taman / hiasan batu dari karang dan keranda tempat disemayamkannya Sultan Kanoman sebelum dimakamkan di Makam Sunan Gunung Jati.

Bale di Prabayaksa Kanoman

Keranda Keraton Kanoman
Keputren

Bagian depan Keputren Keraton Kanoman
Bangunan bergaya kolonial Belanda ini merupakan tempat tinggal putera-puteri Sultan. Sampai saat ini masih digunakan sehingga pengunjung tidak diperkenankan masuk untuk melihatnya.
Witana

Halaman Witana Kanoman di mana ada kolam dan pasholatan
Bangsal Witana yang terletak di bagian belakang Keraton Kanoman ini konon merupakan bangunan pertama / cikal bakal Keraton Cirebon. Berasal dari kata awit-ana (permulaan adanya) konon bangunan ini didirikan oleh Pangeran Walangsungsang / Cakrabuana pada 1369 M.

Bangsal Witana Keraton Kanoman
Selain sebagai tempat tinggal, bangunan ini juga digunakan sebagai tempat ibadah. Terdapat ruang semedi, ruang untuk bersuci dan ruang untuk melantunkan adzan. Sebagian lantai bangunan ini masih asli yaitu terbuat dari batu ampar hitam.
Di depan Bangsal Witana dibangun pasholatan yaitu tempat yang dahulu digunakan sebagai tempat sholat dan terdapat sumur witana di sebelah kanan. Sebuah sumur tua dengan permukaan air sekitar 1,5 m dari bibir sumur yang sampai saat ini masih bisa digunakan airnya untuk keperluan keraton.

Sumur Witana Keraton Kanoman
Oya, sampai saat ini Bangsal Witana ini masih digunakan sebagai tempat untuk pembacaan Babad Cirebon pada setiap peringatan hari jadi Cirebon yaitu pada 1 Muharam.
Lawang Siblawong
Terdapat sebuah bangunan berbentuk gapura berwarna putih dengan pintu kayu jati tertutup, berada di antara jalan masuk ke Keraton Kanoman dan area Siti Hinggil.

Lawang Siblawong di Keraton Kanoman
Bangunan itu bernama Lawang Siblawong yaitu sebuah pintu besar yang hanya dibuka pada saat Ritual Panjang Jimat sebagai tempat keluar masuk perangkat keraton, selain saat itu maka pintu jati itu selalu tertutup.
Siti Hinggil

Tampak luar kompleks Siti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon
Siti Hinggil atau lemah duwur juga ada di Keraton Kanoman sebagaimana di Keraton Kasepuhan. Terletak di bagian tengah halaman keraton, sebelah Utara / arah depan dari bangunan utama keraton.
Berbeda dari kompleks Siti Hinggil di Kasepuhan yang didominasi warna cokelat/merah bata, di Keraton Kanoman ini bangunan-bangunan di kompleks Siti Hinggil nya didominasi warna putih dengan hiasan-hiasan piring porselen motif Tiongkok yang ‘bertaburan’ di dindingnya.
Konon di kompleks Siti Hinggil inilah dilakukan penobatan Pangeran Cakrabuana menjadi Sri Mangana karena memang di era Keprabon Caruban, kompleks Siti Hinggil merupakan pura penobatan raja.
Akses masuk ke Siti Hinggil ini melalui 3 pintu yaitu Lawang Syahadat yang menghadap Utara, Lawang Kiblat yang menghadap Barat dan Lawang Shalawat yang menghadap Selatan. Terdapat filosofi dalam penamaan ketiga pintu ini yaitu seorang manusia dalam upaya mencapai derajat yang tinggi harus memulainya dengan membaca syahadat sebagai syarat sebagai muslim, lalu melakukan sholat dengan menghadap kiblat dan senantiasa bersholawat atas Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan dan panutan sebagai muslim.

Lawang Syahadat Keraton Kanoman

Lawang Kiblat di Keraton Kanoman

Lawang Sholawat di Keraton Kanoman
Di dalam Siti Hinggil ini terdapat bangunan Mande Manguntur yaitu tempat Sultan menyampaikan wejangan, hukum, ajaran, dll kepada rakyatnya, dan bangunan Bangsal Sekaten yaitu tempat dipentaskannya Gamelan Sekaten pada tanggal 8-12 Bulan Maulud.

Mande Manguntur di Siti Hinggil Keraton Kanoman

Bangsal Sekaten di Siti Hinggil Keraton Kanoman
Sayang sekali waktu itu pemandu tidak mengajakku masuk ke kompleks Siti Hinggil, hanya menerangkan saja dari luar. Dan aku pun mengambil foto-foto dari luar pagar Siti Hinggil.
Selintas melihat Siti Hinggil adalah akhir dari kunjungan singkatku di Kanoman waktu itu. Di sana pemandu itu mengakhiri penjelasan tentang Keraton Kanoman dan setelah menyerahkan ‘biaya sukarela’ itu aku pun pamitan.
Jujur, aku belum puas dengan kunjungan selintas itu. Masih ada bagian-bagian yang ingin kulihat dengan lebih detil. Gedung Pusaka misalnya, aku belum sempat masuk dan tentunya juga bagian dalam Siti Hinggil seolah memanggil-manggil untuk datang lagi. Kunjungan ke Kanoman ini semacam anti klimaks dari kunjunganku ke 2 keraton lainnya. Sambil menunggu Ojol yang kupesan, aku melihat ada bangunan Pancaratna seperti di Kasepuhan lalu aku terpikir sepertinya aku tadi ‘salah masuk’, langsung ke halaman dan bukannya lewat depan seperti seharusnya dan mungkin saja yang memanduku tadi bukan pemandu yang sebenarnya sehingga tidak memberi tiket resmi, hehe..
Sahabat Lalang Ungu, itulah cerita kunjungan singkatku ke Keraton Kanoman Cirebon. Apakah kalian pernah berkunjung ke sini juga, Sahabat? Yuuk, ceritakan pengalamannya di kolom komen ya..
March 20, 2020 at 17:17
Wah lengkap banget ulasan tentang Keraton Kanoman Cirebon ini. Aku dulu pernah sama Pewe mampir sini waktu kami touring naik motor dari Jakarta ke Semarang. Mampir istirahat sih maksudnya dan cuma lihat-lihat depan doang. Waktu itu karena Pewe agak buru-buru, jadinya nggak bisa eksplorasi dalamnya. Ternyata dalamnya bagus ya
March 20, 2020 at 19:13
Mampir lagi mbaa..asyik lho..hehe..
March 20, 2020 at 19:26
Terima kasih ya infonya. Senang banget dengan tempat2 bersejarah begini yang masih lestari dan terawat
March 21, 2020 at 04:48
Trmksh juga sdh mampir baca mbaa..
March 20, 2020 at 20:24
Kang becaknya PHP tuh Mbaaa 🙂 Bilang “Terserah” tapi ternyata minta ongkos dobel, wkwkwkw. Kenapa jadi kayak cewek lagi PMS. Ngomong ‘terserah’ tapi akhirnya geje :))
Ini keratonnya keren buangettt ya Mba. Makin cinta dgn budaya
March 21, 2020 at 04:48
Qiqiqi…iyaa tuh Pak Becaknya plin plan..
March 20, 2020 at 21:27
Aku belum pernah nih mbak ke Cirebonnya pun >.< kalau dapet oleh-olehnya sering hehe. Dalamnya bagus ya keraton ini, suatu hari nanti kalau ke Cirebon aku harus mampir juga ke sini.
March 21, 2020 at 04:47
Agendakan yuk mbaa..hehe..
March 20, 2020 at 21:33
Wah tempatnya masih tertata dengan bagus ya mba, pastinya pemertintah setempat bangga dengan warisan budaya yang bersejarah ini 🙂
March 21, 2020 at 04:46
Semoga ttp terawat dg baik y mba..
March 21, 2020 at 03:20
Aku agak-agak serem ngelihat foto yang keranda itu Mbak, apa hanya perasaanku saja ya? Hehe
March 21, 2020 at 04:46
Emang suasana di dalam agak suram.. Eh tadinya aku g tahu kalo itu keranda lho..hihi..
March 21, 2020 at 06:02
kebudayaan indonesia nih, harus tetap dijaga.. keren mba
March 21, 2020 at 07:26
Betuuul…
March 21, 2020 at 08:29
Suasana keratonnya ngademin ya kak, sayang banget waktu ke Cirebon aku ga sempat kesini. Semoga lain waktu bisa menginjakkan kaki kesini saole penasaran sama sumurnya hehe.
March 21, 2020 at 13:51
Kata yg ngantar aku, banyak pengunjung yg sengaja basuh muka & kaki dg air sumur itu mba..hehe..
March 21, 2020 at 11:01
Aku suka wisata historis seperti ini karena unsur budayanya kental.
Makasih mba, baca ini jadi tau tentang keraton di Cirebon.
March 21, 2020 at 13:50
Terima kasih juga sdh membaca mba..
March 21, 2020 at 11:19
Keraton Kanoman Cirebon salah satu warisan budaya yang mudahan terus terjaga ya, mba. Ornamen sumurnya unik juga, mba. Alhamdulillah masih bisa digunakan juga ya.
March 21, 2020 at 13:49
Iya mba..seperti tumpukan batu2 ya..
March 21, 2020 at 12:59
Ah, baca ini jadi inget pernah mengunjungi keraton Cirebon ini sama anak2 liburan tahun lalu. Tapi ngga sempat ditulis.
March 21, 2020 at 13:48
Ayuk ditulis mba..sbg kenang2an hehe..
March 21, 2020 at 13:19
Kayaknya lebih terawat keraton kasepuhan ya, mbak.
Tapi saya lebih suka lihat siti hinggil di sini yang putih bersih. Cuma kok sepi ya kesannya serem, hehe..
March 21, 2020 at 13:47
Menurutku juga bgtu mba..dari 3 yg kudatangi kmrn, yg ini paling kurang. Padahal bangunan2nya tak kalah cantik ya..
March 21, 2020 at 18:27
Aku baru tau di cirebon ada keraton juga, belum pernah berkunjung ke cirebon sih. Semoga suatu hari bisa kesana
March 21, 2020 at 19:45
Ada 3 mba.. Kasepuhan,Kanoman & Kacirebonan.
March 22, 2020 at 06:13
Susah nanemin di pikiran kalau seharian harus di rumah. Terakhir kami piknik jauh tahun baruan lewat cirebon tapi nggak mampir ke tempat2 tsb, cuma kulineran. Next tima mau eksplor
March 22, 2020 at 06:45
Ya mba..semoga Corona segera berlalu..
March 22, 2020 at 07:18
Terakhir aku ke Cirebon itu sekitar taun 2008, wah udah lama banget lah. Belum sempet mampir ke Keraton Kanoman Cirebon. Kayaknya harus jadwalkan traveling sambil menjelajah wisata sejarah dan budaya di sana deh.
March 22, 2020 at 07:40
Ada 3 keraton di Cirebon..cakep2 deh..
March 22, 2020 at 08:20
Di fotonya tampak sepi ya mbak, apa gak banyak orang berkunjung ke sana ya?
Mbak kalau pembacaan Babad Cirebon itu maksudnya buat apa?
Aku belum pernah mampir ke karaton Kanoman Cirebon nih
March 22, 2020 at 08:22
Iya mba waktu aku datang pas habis jumatan, tampak sepi.. Kalau dr yg kubaca di Wiki dll, Babad Cirebon dibaca pada seremonial tiap 1 Muharam
March 22, 2020 at 10:57
Aku blm pernah main ke Keraton mbak dan penasaran sama sumurnya, unik banget ya mbak. Tapi pemandangan yg indah lihat keraton ini.
March 23, 2020 at 10:45
Yg di dalam ruang agak2 suram sih mba..hehe..
March 22, 2020 at 11:53
Aku juga gak pernah puas kalau berkunjung ke keraton.
Suka amazed sama cerita dari Abdi Dalem Keraton bahwa begini dan begitu kisahnya zaman dahulu.
MashaAllah~
Kadang pun sulit dipercaya yaa…
March 23, 2020 at 10:44
Iya mba..suka terkagum-kagum..
March 22, 2020 at 11:55
Wah jd inget sekitar dua tahun yg lalu pernah ke sini nih..:)
March 23, 2020 at 10:44
Asyik ya mba..sempat ke Gedung Pusaka nya ngga mna?
March 22, 2020 at 13:41
Begitulah kalau tidak jelas berapa ongkosnya. Tahu harga ongkos biar tidak ada yang nge gerutunya bisa merubah mood saat travelling di keraton Kanoman cirebon
March 23, 2020 at 10:43
Memang sebaiknya disepakati sejak awal ya Mpok
March 24, 2020 at 10:00
Wisata ke tempat sejarah serasa memasuki lorong waktu melihat masa lalu. Liburan ke tempat sejarah bisa menjadi sarana edukasi mengenalkan budaya bangsa ke generasi muda☺
March 24, 2020 at 19:49
Yups, begitulah..
March 24, 2020 at 18:06
Dulu waktu kecil pernah ke keraton Cirebon cuma tidak tahu yang mana. Jadi pengen ke sana lagi bareng keluarga soalnya Cirebon itu unik
Hem, mending jalan-jalan dulu di pasarnya untuk cari sesuatu yang unik. Makanan khas atau oleh-oleh atau kegiatan berniaga di pasar itu.
Soalnya yang paling saya sukai dan bikin penasaran dari suatu kota adalah pasarnya.
March 24, 2020 at 19:52
Wah..aku malah blm pernah ke pasar2nya mba..
March 25, 2020 at 16:06
Padahal pasti ada banyak oleh-oleh khas yang murah di sana. Duh, kadi pengen menulis artikel tentang pasar lagi yang di Bandung dan Balubur Limbangan. Cari oleh-oleh di pasar mah mudah dan murah.Melimpah pula.
March 25, 2020 at 16:58
Iya, jalan2 ke pasar tradisional seringkali menjadi keg yg menyenangkan ya..
March 24, 2020 at 21:11
Mengenang kejayaan masa lalu, memandang situs budaya nusantara itu rasanya gimanaa gitu yaaa . Bahagia, sendu sekaligus agak merinding pas lihat sumur Witana hehehe
March 25, 2020 at 05:53
Sumur kuno yg unik ya mba..
March 25, 2020 at 06:26
Mbak, ibuku orang Cirebon, 2 tahun sekali kami mudik ke sana saat lebaran. Tapi aku belum pernah samsek ke keratonnya hehe.. memalukan yah. Klo ke Cirebon agendanya kulineran mulu plus belanja batik. Next ah mau kesana, bagus ya untuk wisata sejarah. Btw, itu bagian depan Keputren Keraton Kanoman banyak kucingnya gitu.. haha
March 25, 2020 at 10:39
Hehe…hayu atuuh..ntar agendakan ke Kanoman. Dan iya itu kucingnya banyaaak bahkan ada 1 ekor kera yg bebas jalan2 di sekitar Jinem, bikin ku sempat takuuut hehe..
March 25, 2020 at 07:13
Terimakasih informasinya, saya baru tahu loh ada keraton ini di Cirebon hehe sangat informatif sekali.
March 25, 2020 at 10:40
Terima kasih juga sudah membaca post ini ..
March 25, 2020 at 07:55
Saya yg orang Indramayu belum pernah ke keraton Kanoman, secara tetangga kabupaten. Paling mentok di pasarnya aja.
Btw, Di pasar Kanoman, klo kita nyari baju batik atau bahan murah2 tuh mbak.
March 25, 2020 at 10:40
Lhaa..padahal keratonnya kan pas di belakang pasar itu..hehe..
March 25, 2020 at 10:04
Wah keren banget ulasannya, berbicara tentang Cirebon bagi saya juga rasanya tidak ada habisnya kota kesayangan yang penuh kenangan
March 25, 2020 at 10:41
Terima kasih Kak. Eh…sudah ditulis blm kenangannya ttg Cirebon? Hehe..
March 25, 2020 at 10:14
Wow kraton – kraton di cirebon arsitektur bangunannya khas banget yak.Dengan porselen dari Tiongkok dan cara nempel semennya yang kayak di tumpuk – tumpuk gitu .Semuanya unik dan menarik
March 25, 2020 at 10:41
Iyaa…bangunan yang didominasi warna putih tampak anggun..
March 25, 2020 at 15:06
Nice Travelling. Menarik mau bayar ongkos terserah ibunya. Sebenarnya itu hanya kiasan saja, bukan seikhlasnya, tapi sudah ada standar minimalnya, kalau dikasih lebih dari standar minimal baru ikhlas hehe..
March 25, 2020 at 17:00
Hehe..tapi mintanya tetap di atas standar minimal (yang saya tahu dari pemandu)..
March 25, 2020 at 18:13
Aku belom pernah ke sana…tapi baca tulisan ini jadi berasa diajak ke masa lampau…ke jaman kerajaan.
Keren nih. Jadi pingin berkunjung ke keraton Cirebon…
March 25, 2020 at 20:53
Keraton di Cirebon gak cuma 1 lho mba..asyik deh..
March 25, 2020 at 19:52
Salam kenal mbak… saya ke cirebon sekali aja pas 2015 itupun menghadiri nikahan saudara. Trnyata banyak sisi lain Cirebon yang belum saya ketahui. Terima kasih mbak atas tulisan yang informatif ini.
March 25, 2020 at 20:54
Terima kasih juga sudah mampir ke blog ini mba..
March 26, 2020 at 06:52
Bangunan keraton ini masih terawat ya mbak, biarpun di beberapa tempat nggak bisa melihat secara langsung tapi mendengar ceritanya sudah cukup puas.
March 26, 2020 at 09:59
Betul mba..
March 26, 2020 at 11:15
Ngebaca blog ini serasa pikiran dibawa terbang menjelajah sisi demi sisi bangunan keraton dan menerawang lebih jauh dalam sejarah keraton kanoman Cirebon. Ssangat lengkap details dan cukup menjadi bekal saat menjelajah secara langsung
March 26, 2020 at 11:22
Aih..terima kasih, apresiasinya, Kak.. Terima kasih juga sdh berkenan mampir & baca post ini
March 26, 2020 at 13:41
Bagus banget keratonnya. Bacanya aja seperti bisa merasakan kehidupan di keraton, apalagi kalau bisa berkunjung kesana pasti semakin kental ya nuansa keratonnya. Pengen juga berkunjung tapi kok jauh huhu
March 26, 2020 at 19:21
Direncanakan duluuu..siapa tahu bisa kesampaian hehe..
March 26, 2020 at 14:27
Sebenarnya semester tahun ini saya sudah ada rencana dolan ke Cirebon, bahkan sudah mencari-cari penginapannya. Pengen blusukan di sana, motret pasar dan lainnya. Pun keraton ini menjadi salah satu yang ada didaftarku
March 26, 2020 at 19:20
Wah gak sabar pengen baca review hasil blusukannya nanti..
March 26, 2020 at 21:49
Jarak antara keraton itu bisa ditempuh dengan jalan kaki gak mbak? Aku suka sekali berkunjung ke bangunan bersejarah seperti ini. Sayang banget ada bagian yang gak bisa dimasukin ya Mbak.
March 27, 2020 at 06:04
Antara Kasepuhan-Kasunanan bisa jalan kaki kalau mau. Tapi klo siang2 menurutku sangat tdk nyaman. Puanaaas..haha..
March 27, 2020 at 01:48
Sebagai orang Sumatra, kami cukup tertarik dengan keragaman budaya yang ada di Jawa. Apalagi bisa belajar langsung di Keratonnya.
Semoga suatu saat bisa kesana ketika situasi telah kondusif.
Salam hangat dari kami Ibadah Mimpi
March 27, 2020 at 06:04
Semoga ya Kak.. Aamiin..
March 27, 2020 at 14:35
Wah wah waktu terakhir ke Cirebon 8 bulan yang lalu sepertinya, udah masukkin Keraton Kanoman ke itinerary tapi ngga jadi 🙁 ternyata lebih bagus dari Keraton Kasepuhan 🙁
March 27, 2020 at 14:39
Penampilan Siti Hinggilnya iya lebih bagus, tapi secara pengelolaan (saat ini) aku lebih memilih Kasepuhan..hehe..
March 27, 2020 at 20:23
Nama ruang tamunya unik ya Jinem seperti nama perempuan Jawa di masa dulu. Kira-kira kenapa ya kok diberi nama Jinem?
March 28, 2020 at 04:47
Kemarin sepertinya dijelaskan mba..tapi aku yg lupaaa..haha.. maafkan. Oya di ke-2 keraton lainnya di Cirebon ini, nama ruang tamunya juga JINEM sih..
March 27, 2020 at 21:59
Ya Allah bangsal Jinem-nya, mempesona. Saka yang dicat warna biru muda, terus lantai, dan kursi-kursi di sana nampak berwarna serasi dan elegan gitu.
March 28, 2020 at 04:48
Cantik ya mba..
March 27, 2020 at 22:04
Bangsal jinem, berikut saka yang dicat biru, meja kursi dan lantai itu nampak hebat dan agung. Mengesankan
March 28, 2020 at 08:05
Sederhana tapi cantik y mba..
March 27, 2020 at 22:19
Tes ulang komentar.
Bagi saya mengunjungi keraton itu penting untuk mengingatkan kita akan akar masa silam. Bahwa bangsa kita pernah besar dan merdeka dan bersejarah.
March 28, 2020 at 05:29
Setuju mba. Kita jadi tahu sejarah dan bisa mengambil hikmahnya. Terima kasih utk test komennya ya..
March 28, 2020 at 09:11
Wah dulu ke Cirebon gak sempet mampir2 ke Keraton Kanoman Cirebon ini Mbak..,.hmm jadi wishlist deh nih hehe… tfs yaa
March 28, 2020 at 10:53
Mampir mba klo pas ke Cirebon, asyik lho..
March 28, 2020 at 10:11
Tulisan yang bagus sekali, sangat lengkap dengan fot yang banyak.. saya jadi pingin pergi ke sana? o ya apakah semua orang bisa mengunjungi keraton di sana?
March 28, 2020 at 10:53
Trmksh apresiadinya mba. Iya, keraton dibuka utk umum dari j 9 pagi hingga j 5 sore.
March 28, 2020 at 11:12
Banyak banget yang masih asli, ya Mbak. Ukirannya itu lho ga iso ngapusi. Jadi penanda waktu kalau untuk kami yang belajar tentang seni ukir.
Wah, saya harus ke sana, nih
March 28, 2020 at 11:17
Wah iya..untuk seniman ukir pasti menikmati sekali ukiran2 kuno itu ya mba..
March 29, 2020 at 20:06
Iya bener Kak aku juga waktu itu ke sini ikutin dari Google Maps malah nyasar ke Pasar hahaha ternyata lokasinya memang deket Pasar. Kakak lebih banyak eksplornya ya aku cuma di bangunan utamanya aja gak sampe ke Witana dan Siti Hinggil. Jadi pengen ke sana lagi biar lebih banyak yang dieksplor.
March 29, 2020 at 21:17
Aku juga masih ingin ke sana karena kmrn blm masuk Siti Hinggil..hehe
March 29, 2020 at 22:31
Kamu beruntung, mbak. Pas aku ke sana malah nggak ada orang sama sekali, jadi kami cuma clingak-clinguk gak jelas dan foto-foto. Bersyukur mbak masih bisa masuk dan dipandu 🙂
Waktu itu aku sama temen-temen jalan kaki dari Keraton Kasepuhan.
Btw, itu emang warna birunya udah pudar apa efek fotomu, mbak? Di kameraku biru banget soalnya, kayak Keraton Surakarta di Solo.
March 30, 2020 at 13:52
Kemarin sih yg kulihat biru muda gitu tiang2nya.. apa efek mataku ya? Qiqii..
March 29, 2020 at 23:52
Jadi inget pas Aku kesana Mbak. Salah masuk malah ketemu Sultan nya. Lalu Salim. Ahhaaa
Terus pas pulang dikasi air dari Salah satu sumur. Buat nangkal santet Katanya. Padahal ga minta.
March 30, 2020 at 13:50
Wah..kereen ketemu Sultan langsung ya.. Pengalaman tak terlupakan pastinya..
March 30, 2020 at 14:04
Aku pernah satu kali kak ke Cirebon, tapi aku lupa waktu itu mengunjungi keraton apa yaah. Lokasinya kalo nggak salah deket alun-alun aja hehe. Tapi ini aku baru tau malah kak, jadi penasaran aku nih hehe. Yaa semoga dapet trip ke Cirebon lagi deh. aamiin
March 30, 2020 at 14:31
Semua keraton depannya alun2 Kak
Mungkin Kasepuhan ya..yg alun2nya lebih besar dan ada Masjid Agungnya juga
March 30, 2020 at 22:58
Prabayaksa itu dibangun SUltan Badarudin yang dari Palembang?
Saya kok nggak yakin ya untuk masuk keraton ini tidak ada pengelelolaan tiket resminya. Saya juga pasti kesal kalau tidak dibawa ke seluruh tempat yang memang bisa dikunjungi di kawasan ini
March 31, 2020 at 20:16
Mungkin saya yg kurang teliti..
April 2, 2020 at 09:09
Aku kepo banget deh smaa keputren ini. Coba diperbolehkan masuk dan melihat2 ya mbak hihihihi 🙂 Itu malah banyak kucing di sekitarnya. Sepertinya kurang menarik pengunjung deh keraton ini, kenapa ya? Apa kurang sosialisasi? Padahal baik sekali kita mengenal sejarah masa lampau tentang kerajaan dll.
April 2, 2020 at 21:10
Keputrennya kan masih ditinggali kerabat Keraton mba..
April 3, 2020 at 01:31
Aku prihatin membaca cerita Mbak tentang Keraton Kanoman ini. Seandainya bangunannya tidak tertutupi pasar, mungkin Mbak bisa masuk melalui pintu yang “benar” dan akan dilayani guide yang resmi.
Mungkin Pemda Cirebon sebaiknya bertindak menertibkan supaya Keraton Kanoman lebih menarik menjadi aset wisata.
Etapi agak susah juga jika pengelolaannya masih dikelola oleh keluarga kerajaan itu sendiri.
April 3, 2020 at 15:39
Nah, ini yg aku blm jelas benar mba. Apakah sebenarnya pintu masuk ‘yg benar’ itu ada / tidak, hehe..
April 3, 2020 at 09:49
ke Cirebon pernahnya cuman lewat doang sih gak pernah mampir. eh baru tau ada Keratonnya juga, dan sepertinya cocok kalo buat foto-foto prewed ala adat gitu ya kak.
April 3, 2020 at 15:38
Iya..bisa jadi background cantik ya