Menikmati Kebersamaan di Gubug Makan Mang Engking Ungaran. Salam jumpa Sahabat Lalang Ungu, tetap sehat dan bahagia bersama keluarga ataupun orang-orang tersayang ya.. Kebersamaan dengan keluarga memang merupakan hal yang patut kita syukuri, terlebih di masa seperti sekarang ini. Begitu pula yang kurasakan beberapa waktu lalu, Alhamdulillah dapat menikmati kebersamaan dengan kakak dan keponakanku yang telah beberapa waktu tak bertemu karena kami tinggal di kota berbeda.
Ya, kakak keduaku bersama keluarganya saat ini tinggal di Kota Lumpia Semarang, sementara aku bersama ibu dan adik menetap di Kota Batik Pekalongan. Kami hanya bisa bertemu sesekali saja, antara lain saat aku kebetulan dinas ke Semarang. Jika waktu cukup (misalnya akhir acara di akhir pekan), maka aku akan menginap di rumah kakak dan kami menghabiskan waktu berakhir pekan bersama : ber-Wisata Keluarga mengunjungi lokasi-lokasi Wisata Semarang dan sekitarnya atau sekedar kulineran bersama.
Baca juga : Yuk Wisata ke Gedongsongo di Era AKB
Nah, ketika aku dinas ke Semarang beberapa waktu lalu, Kakak berbaik hati menjemputku di Stasiun Poncol dan mengantarkan ke lokasi dinas di Ungaran, namun kali itu waktu kebersamaan kami terbatas karena acara yang cukup padat di hari kerja.
Waktu pertemuan yang terbatas itu kami siasati dengan mencari tempat makan siang yang asyik untuk ngobrol santai, dan pilihan kami jatuh ke Gubug Makan Mang Engking Ungaran yang tak terlalu jauh dari lokasi rapat yang kutuju.
Teman-teman tentu sudah tahu tentang Gubug Makan Mang Engking, bukan?
Yups, Gubug Makan Mang Engking adalah salah satu rumah makan seafood yang mengusung konsep suasana alam pedesaan di tengah hiruk pikuk perkotaan. Gubug Makan Mang Engking Ungaran ini adalah salah satu dari 22 cabangnya di Indonesia, di mana pusatnya adalah di Jl Godean Sleman Jogjakarta. Lho..bukan di Jawa Barat ya? Tadinya kukira Mang Engking Group ini pusatnya di Jawa Barat (karena mengusung tema suasana pedesaan Pasundan)…eh ternyata di Jogja. Hehe..
Siang yang terik ketika kami beranjak dari Stasiun Poncol ternyata tak bertahan lama. Mendung terlihat menggelayut di langit Ungaran ketika kami keluar tol dan menuju ke Jl Diponegoro No 249 Ungaran lokasi Gubug Makan Mang Engking Ungaran.
Karena itu kunjungan kami yang pertama, sempat agak heran ketika sampai di lokasi dengan papan nama berwarna kuning bertuliskan Mang Engking, kok terlihat sepi di halaman depan, cuma satu mobil yang terlihat di halaman namun tak terlihat aktivitas layaknya resto relatif besar. Tak terlihat pula saung-saung khas Sunda. Bener nggak ya, tempatnya? Apa tutup ya? Atau di sebelah belakang? Demikian kami saling bertanya.
Tak ada yang bisa ditanyai, terlanjur sudah sampai sana, nekad saja keponakanku menyetir mobil memasuki halaman lalu mengarah ke samping gedung lalu mengikuti jalan agak menurun…dan rupanya feeling dia benar. Di ujung jalan menurun itu terlihat halaman parkir lumayan luas telah terisi beberapa mobil dan bangunan khas Sunda terpampang nyata dan musik khas Pasundan seolah menyapa Wilujeng sumping ka Gubug Makan Mang Engking Ungaran ☺
Setelah melakukan cuci tangan dan dicek suhu oleh petugas, kami memesan tempat di gubug / saung, dengan pertimbangan agar berjarak dari pengunjung lain dan juga karena ingin menikmati suasana yang berbeda. Sambil menunggu tempat disiapkan kami menikmati tarian ikan-ikan di kolam dan suara gemericik air.
Suasana pedesaan semakin terasa kental ketika kami berjalan menuju ke tempat makan lesehan yang berbentuk gubug / saung yang berada mengelilingi kolam besar. Masing-masing gubug terlihat rapi dan kokoh, dengan meja di tengah dan ada semacam teras di ujung gubug untuk duduk-duduk menikmati ikan-ikan berkejaran atau memberi makan ikan dari sana. Asyik sekali… Oya di depan masing-masing gubug ada tempat cuci tangan lengkap dengan sabunnya.
Sambil menunggu pesanan kami datang, kami ngobrol gayeng. Ya maklum, lama tak jumpa..hehe.. Saling bertanya kabar dan menceritakan aneka peristiwa di seputar keluarga kami. Menikmati suasana yang nyaman, sempat kami bahas pula ingin mengajak keluarga besar kami kumpul-kumpul di sini suatu saat nanti saat “Si C” sudah berlalu. Pasti ibu kami senang dikelilingi anak-cucu, makan bersama dan bersilaturahmi di tempat nyaman begini. Insya Allah…
Beberapa waktu kemudian pesanan kami pun datang. Oya di sini pengunjung bisa memilih menu-menu masakan per menu sesuai pilihan atau per paket sesuai pilihan. Ada paket untuk 2, 4, 6 hingga 10 orang dengan harga berkisar Rp. 219.000,- hingga Rp. 885.000,- dan adapula Paket A, B dan C untuk 10 orang dengan harga berkisar antara 1,1-1,3 juta Rupiah / paket. Menu makanan dan minuman di sini beragam dan semua menarik selera, eh ada pula menu Jamu di bagian Minuman lho…ahay… Siang itu akhirnya kami memesan Lemburi Lada Hitam, Gurame Bakar Madu, Udang Asam Manis dan Brokoli Ayam Jamur sebagai pendamping Nasi putih hangat. Adapun minumnya Es Jeruk saja… Tak menunggu lama kami pun menyantap pesanan kami hingga tak bersisa! Hehe..
Menjelang pulang ternyata mendung yang tadi menggantung di langit telah tumpah menjadi rintik hujan yang kemudian menderas. Sementara waktu ashar sudah pula tiba. Akhirnya kami memutuskan melaksanakan sholat di musholla yang ada di sana. Sayangnya kondisi musholla kurang nyaman karena temaram kurang pencahayaan dan tempat wudhu terbuka. Setelah selesai sholat maka kami pun bergegas meninggalkan lokasi, diantar kakakku menuju Hotel The Wujil Ungaran tempat acara dinas yang akan kuikuti selama 2 hari kedepan berlangsung.
Sahabat Lalang Ungu, demikianlah cerita pengalamanku menikmati kebersamaan di Gubug Makan Mang Engking Ungaran. Secara keseluruhan kesan kami cukup puas dengan suasana, menu masakan dan juga pelayanan di sana. Insya Allah lain waktu berkunjung kembali. Teman-teman punya pengalaman berkesan di sini juga? Yuk, bagi kisahnya di kolom komen ya.. Terima kasih…
64 Comments
Leave a reply →