Menikmati Sore Indah di Bandungan. Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu. Memasuki pekan kedua di Bulan November ini, semoga sahabat semuanya tetap sehat dan bahagia ya, sebagaimana diriku yang sedang bahagia karena di awal November ini akhirnya bisa kembali mengayunkan kaki dan menghirup udara segar khas alam terbuka. Alhamdulillah…
Lho..masih pandemi kok nekad berwisata, Bu?
Tak heran bila pertanyaan itu muncul di benak kalian, karena terus terang pertanyaan itu pun sempat muncul di hatiku sebelum aku memutuskan untuk mengiyakan undangan untuk mengeksplor keindahan alam Kab Semarang dan Magelang, kali ini melalui kegiatan Jateng On The Spot (JOTS) 2020 Kab Semarang dan Magelang.
Setelah lebih dari enam bulan memendam keinginan untuk jalan-jalan karena pandemi ini, tentu saja ‘jiwa piknik’-ku langsung meronta bahagia saat ada kesempatan untuk kembali menikmati hobi lama ini. Tapiiii…bagaimana cara untuk berwisata dengan aman di masa pandemi begini?
Berwisata dengan Relatif Aman di Era New Normal
Dari berbagai referensi tentang syarat berwisata agar tetap aman di masa new normal begini, dapat kusimpulkan beberapa poin pentingnya yaitu :
- Pastikan tubuh kita sehat. Jangan memaksa diri berwisata bila kondisi tubuh tak sehat, karena selain membahayakan diri sendiri, juga berbahaya bagi orang lain.
- Pilih tempat wisata yang telah direkomendasikan aman oleh Satgas Covid-19. Tempat-tempat wisata ini tentunya telah memenuhi syarat penerapan protokol kesehatan sehingga relatif aman dikunjungi. Info ini dapat diperoleh dengan mengakses pusat informasi pariwisata setempat.
- Pilih waktu yang tepat. Melakukan wisata pada hari kerja sepertinya bisa menjadi alternatif yang cukup baik, karena biasanya kunjungan wisata di hari kerja lebih sepi dibanding saat libur / akhir pekan. Hindari jam-jam sibuk lokasi wisata.
- Berkomitmen untuk selalu terapkan protokol kesehatan selama wisata. Hal ini penting karena penerapan protokol kesehatan memang harus dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya pengelola wisata namun juga kita sebagai pengunjung. Disiplin untuk melakukan 3M yaitu memakai masker sesuai standar kesehatan, sering-sering mencuci tangan menggunakan sabun dan menjaga jarak, ketiganya harus terus dilakukan, termasuk saat berwisata.
Nah, setelah memeriksakan diri dan dinyatakan dalam kondisi sehat, mengetahui bahwa tempat-tempat wisata yang akan kami datangi telah mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19 setempat dan juga memastikan pengaturan perjalanan wisata ini sesuai dengan protokol kesehatan, maka aku pun mengiyakan undangan tersebut.
Berikut ini adalah catatan perjalananku mengeksplor sebagian keindahan alam dan kekayaan budaya di Kab. Semarang & Magelang pada tanggal 7-9 Nopember 2020 lalu. Catatan ini kuawali dengan pengalaman kami menikmati keindahan dan kesejukan alam di Bandungan, melalui kunjungan ke Susan Spa n Resort, Candi Gedongsongo dan Taman Bunga Celosia, yang ketiganya berlokasi di Kec Bandungan Kab. Semarang.
Makan Siang di Panorama Balcony by Susan Spa n Resort
Mengawali acara jalan-jalan kali ini, kami menikmati makan siang di Panorama Balcony, salah satu cafe di Susan Spa n Resort yang berlokasi di Dusun Piyoto, Jetis, Bandungan Kab. Semarang.
Ini salah satu pengalaman makan siang yang asyik karena tidak hanya menikmati menu yang nikmat namun juga bisa ‘cuci mata’. Ya, dari lokasi cafe ini kami dapat menikmati pemandangan sebagian landscape Bandungan, baik dari dalam ruangan melalui jendela-jendela besar berkaca ataupun dari balkon tanpa atapnya. Dekorasi interiornya juga asyik dan instagramable lho 😍
Oya, salah satu ikon dari Susan Spa n Resort ini adalah bangunan kapel cantik yang terlihat juga dari Panorama Balcony ini. Nah..tentu saja kami tak melewatkan kesempatan ini, setelah makan siang dan sholat Dhuhur, pepotoan juga dong, di tempat cantik ini 🙂
Hal lain yang kusuka di Susan Spa n Resort ini, area luar ruangnya relatif luas dan hijauuuu menyejukkan mata dan hati 😍. Oya, tiket masuk ke Susan Spa n Resort ini Rp.25.000,- / orang, dan mendapatkan voucher untuk makan di sana.
Kunjungan ke Candi Gedongsongo
Selesai makan siang di Panorama Balcony kami menuju ke salah satu destinasi wisata unggulan di Kab Semarang yaitu Candi Gedongsongo. Ini memang bukan kunjungan pertama bagiku, namun lokawisata ini adalah salah satu wisata alam yang kusuka dan merupakan salah satu tujuan wisata yang menjadi pilihan untuk kukunjungi di era new normal ini. Kenapa begitu?
Salah satu alasannya adalah karena wisata alam tentu saja di luar ruang dengan udara yang relatif bersih segar, mempunyai area luas sehingga memungkinkan jaga jarak dengan pengunjung lain, dan terutama adalah karena Candi Gedongsongo sudah mendapat rekomendasi untuk buka dari Satgas Covid-19 setempat sehingga relatif aman. Bahkan di awal Agustus 2020 lalu aku melangitkan harapan untuk berkunjung kembali ke sini di era AKB, melalui tulisan di blog ini. Tak disangka, kesempatan itu datang 2 bulan kemudian. Alhamdulillah 🙂
Baca Juga : Yuk Wisata ke Gedongsongo di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.
Sekedar informasi bagi teman-teman yang belum tahu, wisata Candi Gedongsongo ini merupakan komplek candi Hindu yang berlokasi di Dusun Darum, Krajan, Candi, Bandungan Kab. Semarang. Tiket masuk lokasi ini hanya Rp.10.000,- / orang lho.. Murah meriah, hehe..
Sebagaimana informasi yang kudapat sebelumnya, di komplek Candi Gedongsongo ini telah diterapkan protokol kesehatan. Sebelum masuk area wisata kami mencuci tangan dengan sabun di tempat cuci tangan yang telah disiapkan oleh pengelola dengan relatif baik. Pengunjung dapat mencuci tangan dengan nyaman tanpa harus berdesak-desakan.
Selanjutnya dilakukan cek suhu badan oleh petugas dan masih tetap menjaga jarak saat antri di pintu masuk. Ada tanda-tanda lingkaran kuning tempat pengunjung berdiri dalam antrian dan tetap saling menjaga jarak.
Secara keseluruhan kulihat belum ada penataan / wahana rekreasi baru di komplek Candi Gedongsongo ini dibandingkan kunjungan terakhirku ke sini 3 tahun lalu, selain tambahan fasilitas pendukung penerapan protokol kesehatan. Dan…tetap asyik untuk dikunjungi!
Sore itu aku kembali ‘uji kaki’ menyusuri jalan-jalan di komplek Candi Gedongsongo, kali ini bersama ketiga rekan blogger yang juga mengikuti kegiatan ini. Alhamdulillah, kalau dikunjungan sebelumnya aku hanya berhasil sampai di Candi Gedong II, kali ini berhasil ‘naik kelas’ sampai ke Candi Gedong III 😀
Oya, selain dengan jalan kaki, candi-candi di komplek Gedongsongo ini bisa dijangkau dengan naik kuda. Sepertinya, kesempatan sampai ke bangunan candi yang paling atas akan lebih besar daripada jalan kaki, hehe..
Taman Bunga Celosia
Nah, di Taman Bunga Celosia ini aku sempat kecelik. Terus terang, aku agak underestimate ketika menuju lokasi ini karena 3 tahun lalu pernah mampir ke lokasi wisata yang berlokasi di KM 05 jalan wisata ke Gedongsongo ini, dan kondisi saat itu hanyalah hamparan taman bunga dengan beberapa spot selfie antara lain Kincir Angin dan Rumah Hobbit, dll.
Ternyata, dalam waktu 3 tahun ini perkembangan Taman Bunga Celosia pesat sekali! Aku merasa kagum melihat kondisi saat ini yang jauh lebih bagus dengan spot selfie lebih beragam, dibanding 3 tahun lalu! Salut deh!!
Sebagai tempat wisata yang sudah mendapat rekomendasi di Satgas Covid-19 setempat, penerapan protokol kesehatan di sini menurutku relatif bagus. Tempat cuci tangan tidak hanya di depan pintu masuk saja, namun tersebar di area wisata ini. Himbauan penerapan protokol kesehatan 3M tidak hanya melalui tulisan yang juga tersebar di tempat-tempat strategis area wisata ini, namun juga penyampaian secara lesan secara berkala melalui pengeras suara.
Saat ini Taman Bunga Celosia mempunyai luas area 5,6 Ha yang terbagi dalam 3 zona yaitu : Taman Bunga Celosia (Celosia 1); Celosia Happy n Fun (Celosia 2) dan Museum Selfi (Celosia 3). Ada belasan wahana dan tentunya buanyaaaak spot selfie. 😍Menurut Pak Andi Afriansyah -GM Celosia- konsep dari Taman Bunga Celosia ini adalah wisata keluarga yang memadukan keindahan alam, spot-spot selfie yang saat ini sedang hits di kalangan milenial.
Salah satu wahana yang kucoba kemarin adalah Museum Selfi. Tidak susah menemukannya, cari saja bangunan berbentuk semacam istana boneka berwarna dominan kuning, dengan 2 patung penjaga berseragam warna merah-hitam. Nah..itu dia Museum Selfi.
Memasuki bangunan ini kita tidak harus melepas sepatu melainkan membungkusnya dengan kain pembungkus berwarna biru yang sudah disediakan di sana. Tidak sulit memakainya, namun karena (sepertinya) hanya 1 ukuran sehingga ketika kupakai ada sisa ruang yang kadangkala menyulitkan langkah karena rawan terinjak (nyrimpet bahasa Jawanya) hehe..
Ternyata di dalam Museum Selfi ini terdapat ruangan-ruangan berdinding cermin dengan hiasan aneka lampu. Bagi pecinta selfi mungkin akan suka menyusuri ruangan-ruangan yang sambung menyambung itu dan berfoto-ria di sana. Meskipun kurasa perlu trik-trik agar hasil foto tidak ‘bocor’ terutama bila banyak pengunjung 😊
Keluar dari Museum Selfi ini disambut suasana ceria hasil penataan tanaman-tanaman hias berbunga warna-warni yang ditata sedemikian rupa bersanding dengan bangunan / hiasan sesuai tema-tema tertentu. Aiih..jiwa narsis berfoto-ria benar-benar akan terpuaskan di sini!
Oya, Taman Bunga Celosia ini buka dari jam 8 -17 WIB di hari kerja dan sampai jam 18 WIB di akhir pekan. Tiket masuk saat weekday sebesar Rp.20.000 sedangkan saat weekend Rp.25.000. Sedangkan untuk memasuki / menaiki wahana permainan berkisar antara Rp.15.000 – Rp.45.000.
Kalau di Candi Gedongsongo pengunjung bisa memilih kuda sebagai alternatif kendaraan mengelilingi area wisata selain jalan kaki, maka di Taman Bunga Celosia ini pengunjung dapat berkeliling dengan menumpang metrocar dengan tiket Rp.20.000 untuk 2x putaran.
Sore semakin tua, membuat kami mau tak mau mengakhiri jalan-jalan di Taman Bunga Celosia kali ini. Demikian pula tulisan ini, tak terasa telah sepanjang ini. Sampai di sini dulu ceritaku ya.. Insya Allah akan segera bersambung dengan cerita pengalamanku lainnya saat mengikuti JOTS 2020 Kab Semarang dan Magelang.. Sampai jumpa..
Lanjutan cerita : Memacu Adrenalin di Gumuk Reco Sepakung
Pingback: Memacu Adrenalin di Gumuk Reco Sepakung |