Memotret hal yang kecil yang dilakukan dengan cara yang benar lebih baik daripada memotret hal besar yang masih direncanakan (Galih Sedayu, 2010)
***
Hai Sahabat Lalang Ungu, apakah ada di antara sahabat yang hobi memainkan kamera untuk jeprat-jepret alias memotret berbagai momen yang terjadi di sekitar kita? Kalau ada, tos dulu yuuk.. Sama banget tuh denganku, yang selalu suka mengabadikan momen atau apa saja yang menarik perhatianku, termasuk saat melakukan perjalanan.

Salah satu foto perjalanan yang kuambil menggambarkan penjaja kain di Pantai Tanjung Aan Lombok
Meskipun hanya bermodalkan kamera sederhana -bahkan akhir-akhir ini lebih suka menggunakan kamera HP saja- senang rasanya mempunyai banyak foto-foto sebagai dokumentasi dari suatu perjalanan, yang bisa dengan mudah membawaku menyusuri kembali kenangan itu sewaktu-waktu.
Namun terus terang, aku sering merasa kurang puas dengan hasil fotoku sendiri. Itu sebabnya, aku tertarik dengan materi-materi yang bisa menambah ketrampilan memotretku, baik offline maupun online.

Salah satu acara bincang fotografi offline yang pernah kuikuti
Acara membahas fotografi lainnya yang kuikuti terakhir adalah Sekolah TelusuRI pada tanggal 24 September 2020 lalu, yang bertema “Tips Fotografi Perjalanan”. Nah, sesuai dengan pesan bijak Ali bin Abi Thalib “Ikatlah ilmu dengan menulis“, maka tulisan kali ini adalah catatan tips-tips fotografi yang kudapatkan dari kelas tersebut.
Tentang Sekolah TelusuRI : Tips Fotografi Perjalanan

Kelas TelusuRI ‘Tips Fotografi Perjalanan’
Acara keren ini adalah salah satu kelas yang diselenggarakan oleh TelusuRI yang kudapat informasi penyelenggaraannya dari salah satu komunitas blogger yang kuikuti. Alhamdulillah saat kelas ini berlangsung secara online pada 24 September 2020 malam (jam 19.00-21.00 WIB) tidak berbarengan dengan acaraku lainnya sehingga dapat mengikutinya dengan tuntas.
Ada 2 orang narasumber dalam acara ini, yaitu Ricky Martin seorang fotografer National Geographic Indonesia dan Ranar Pradipto fotografer perjalanan dan founder Potret Indonesia Tour. Sedangkan kelas ini sendiri waktu itu diikuti oleh sekitar 75 peserta.
Materi Fotografi Perjalanan oleh Ranar Pradipto
Narasumber yang menyampaikan materi pertama kali adalah Ranar Pradipto yang membahas mengenai Fotografi Perjalanan. Sebelumnya aku sudah melihat foto-foto kerennya di akun IGnya @ranarpradiptoindonesia jadi semakin antusias deh mengikuti pemaparannya malam itu.
Menurut Ranar, selain untuk mendokumentasikan perjalanan kita, foto perjalanan dapat digunakan untuk mengekspresikan tempat-tempat yang kita kunjungi. Hasil foto-foto ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, misalnya mengisi akun media sosial kita, konten microstock atau klien lain, konten untuk lomba fotografi ataupun menjadi bagian dari foto trip / phototour.
Cakupan dari travel photography atau fotografi perjalanan itu sendiri bisa meliputi : landscape, human interest, potrait, culture, street photography, dll. Masing-masing mempunyai ciri / kekhasan dan juga titik fokus / cara pandang yang berbeda-beda.
Tips dari Ranar Pradipto
- Buat foto landscape yang indah dan NATURAL.
- Untuk foto human interest ambil foto-foto yang menceritakan kegiatan / aktivitas keseharian & pekerjaan. Perhatikan komposisi dan angle, cari foto dengan sudut pandang yang unik & beda.
- Foto potrait yang baik adalah yang memiliki JIWA. Bisa diperoleh dengan mengeksplor background, ekspresi, mata, cahaya. Lensa fix 50ml cocok untuk ini.
- Environmental potrait adalah foto potrait yang bercerita mengenai situasi.
- Untuk foto budaya / culture bisa berupa foto yang bercerita mengenai suatu event budaya. Lakukan EDM (Entire Detile Moment ) ambil suasana keseluruhan (menggunakan lensa wide) setelah itu baru memotret detil setiap momen.
- Untuk street photography kita bisa lebih bebas dalam mengeksplor dan berkreasi.
- Saat traveling penting untuk mengambil foto sebanyak mungkin agar kita bisa melakukan seleksi kemudian.
- Siapkan / rencanakan foto perjalanan dengan baik, meliputi : (1) Waktu Terbaik (perlu mengetahui waktu terbaik ke lokasi tujuan, a.l terkait cuaca); (2) Peralatan Kamera (siapkan kamera dan perlengkapannya sesuai kebutuhan dan kondisi setempat); (3) Informasi Detil (a.l : lokasi, sejarah, kearifan lokal, spot-spot terbaik, dll. Hal ini bisa diperoleh melalui review foto-foto setempat yang sudah dipublish.
Ranar menutup sesi paparannya dengan memberikan kunci sukses di dunia travel photographer yaitu : konsistensi, personal branding, terus belajar dan berkarya lebih baik, perbanyak jaringan dan lakukan fotografi untuk masa depan.

Tips dari Ranar Pradipto
Materi Fotografi Jurnalistik oleh Ricky Martin
Setelah sesi materi dari Ranar Pradipto, pada sesi selanjutnya, peserta diajak untuk mengenal dan memahami foto jurnalistik oleh Ricky Martin yang merupakan salah seorang fotografer Natgeo Indonesia. Bagi yang penasaran dengan sosok satu ini, dapat mengintip akun IG @ricky_jalanjalan yang penuh dengan foto-foto apiknya.

Materi kedua dengan Narasumber Ricky Martin
Sebagaimana kita ketahui, pekerjaan jurnalis adalah menceritakan kembali suatu kejadian / keadaan tertentu kepada khalayak, dengan tujuan tertentu agar mudah dipahami oleh sasaran tersebut. Oleh karena itu, sebuah karya jurnalistik bisa dikatakan sebagai rekaman peristiwa / obyek yang diperbincangkan umum.
Selanjutnya, untuk dapat menghasilkan sebuah karya jurnalistik yang baik maka seorang jurnalis harus mendasarkan karyanya pada FAKTA dan informasi yang benar dan dapat dipercaya. Fakta tersebut dapat diperoleh melalui : observasi langsung, wawancara maupun referensi literatur. Rumus 5W+1H (What, Who, When, Where, Why dan How) adalah dasar pengumpulan fakta untuk menunjang topik yang akan disampaikan.
Demikian pula foto jurnalistik harus memiliki syarat-syarat sebagaimana karya jurnalistik lainnya. Foto Jurnalistik dapat digolongkan pada beberapa kategori, a.l hardnews (aktualitas yang terikat oleh waktu); feature (faktual yang terikat oleh waktu); potret (fokus utama pada ekspresi seseorang); ilustrasi (informasi pelengkap dari sebuah tulisan) ataupun photostory (sejumlah foto yang tampil berurutan dan saling menguatkan antara satu foto dengan yang lainnya).
Bercerita dengan foto dapat dilakukan secara deskriptif ataupun naratif. Cara deskriptif melalui sekumpulan foto yang disusun membentuk suatu paparan atas suatu peristiwa, namun tidak mempunyai cerita yang lengkap dan sifatnya informatif. Adapun cara naratif adalah menyusun sekumpulan foto yang membentuk sebuah hubungan yang terkait satu sama lain, dan memiliki alur cerita sehingga memberikan makna bagi yang melihatnya.
Cara naratif ini dapat dibedakan kembali menjadi 3 kategori yaitu : essay (memberikan sudut pandang pemotret terhadap suatu peristiwa); series (menggunakan sudut pandang dan teknik foto yang sama untuk memotret berbagai obyek yang berbeda); dan dyptich (menghasilkan makna baru dengan menyandingkan dua foto yang berbeda).
Tips dari Ricky Martin
- RISET merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan pemotretan, baik itu untuk foto perjalanan maupun jurnalistik.
- ETIKA dalam pemotretan itu penting. Model released sangat diperlukan terutama bagi foto untuk keperluan komersial, meskipun di ruang publik. Izin itu tidak diperlukan bila bukan untuk komersial namun etika pemotretan tetap harus dikedepankan.
- Setiap obyek mempunyai zona nyaman masing-masing. Pemotret yang baik akan masuk ke dalam zona nyaman mereka terlebih dahulu, baru mengambil momen sesuai keperluannya.

Etika Fotografer menurut Ricky Martin.
Menutup paparannya malam itu, Ricky mengingatkan kembali akan perlunya ETIKA fotografer, a.l : melakukan riset sebelum melakukan pemotretan di lapangan, melakukan pendekatan terlebih dahulu kepaca subyek foto, membaur dengan lingkungan setempat, jujur kepada narasumber atau obyek foto tentang maksud pemotretan tersebut dan juga bertanggung jawab secara moral terhadap hasil foto karyanya.
Nah, Sahabat Lalang Ungu, itulah sedikit catatan mengenai tips-tips fotografi yang kuperoleh saat mengikuti kelas TelusuRI tanggal 24 September 2020 lalu, tidak hanya mengenai fotografi perjalanan namun juga tentang foto jurnalistik. Banyak hal baru dan mencerahkan yang kuperoleh dari materi-materi narasumber, mudah-mudahan catatan kecil ini juga bermanfaat bagi sahabat, khususnya yang mempunyai minat di bidang fotografi. Teman-teman ada pengalaman tentang hal ini juga? Yuk bagi kisahnya di kolom komen ya.. Teima kasih..
Baca juga pengalamanku mengikuti acara lain dari TelusuRI : Kangen Piknik? Ikut Virtual Tour Saja!
January 24, 2021 at 14:48
Wah jadi ikut belajar banyak mengenai fotografi nih, aku di rumah punya slr sampai sekarang settingannya aja masih belum paham ahaha
January 24, 2021 at 15:38
TIps2 dari dua orang yang memang ahli pada bidangnya bikin mupeng untuk belajar motret terus ya Mba.
Makin sering dipraktekan jadi semakin tahu dan mengenal karakter cara motret . Ahh, aku suka jeprat jepret, hasil sendiri terkadang ga puas tapi tetep belajar terus biar makin berkembang.
Hayuu ahh..
January 24, 2021 at 17:22
Salah satu kekurangan saya itu adalah memotret. Kekurangan lainnya, banyaaaak hahaha.
Padahal saya paling suka mengabadikan apapun melalui kamera handpone, jepret-jepret alakadarnya. Nah, baca tipd-tipsnya, bisa banget ini saya coba. Semoga saya sukses jepret-jepret dan hasilnya lumayan dipandang.
January 24, 2021 at 18:31
Mba
Itu mas Ricky Martin sempat joget2 dan nyanyi Living La Vida Loca? 😀 *sorry jokes bapack2 angkatan jadul wkwkwkwk*
Tapiii bener bangettt ini… materi fotografi-nya super dagiing yak.
Ku juga takjub ama hasil poto para narasumber acara ini
January 24, 2021 at 23:10
pantesan mbak tanti fotonya cakep2, ternyata ga pernah berenti belajar toh 🙂 keren mba, saya selalu kagum sama hasil fotonya mbak Tanti
January 25, 2021 at 00:58
Cucok deh mb tanti hasil tangkapan kamerannya indah. Aku jadi ingin banyak belajar fotografi nih mba. Aku ada berapa kali belajar eh sekarang off jadi berasa di tengah jalan. Belum pinter soalnya
January 25, 2021 at 04:59
saya juga mulai menyukai fotografi. Tapi rasanya saya kurang peka sama situasi sekitar. objek apa yang bisa menjadi satu frame yang menarik. mungkin benar. saya juga harus mengikuti kelas fotografi seperti sekolah TelusuRI ini deh. Kapan ada lagi mbak?
January 25, 2021 at 05:07
Berarti gak salah ya kalau setiap kali traveling, foto yang saya hasilkan banyak banget. Karena memang lebih enak buat seleksinya. Meminimalkan penyesalan juga 🙂
January 25, 2021 at 05:47
Keren nih acaranya mbak. Foto memang menjadi pendukung tulisan. Tulisan sebagus apapun tanpa foto pendukung juga kurang menarik. Andai ada foto tetapi segi pengambilan gambarnya kurang pas juga kurang menarik. Memang kita perlu belajar teknik fotografi sebagai penguat tulisan kita di blog…agar pembaca makin puas dengan konten yang kita sajikan.
January 25, 2021 at 14:11
Fotografi dijalan memang perlu trik khusus dan kita perlu belajar agar momen tersebut tidak sempat ketangkep mata lensa
January 25, 2021 at 18:50
Wah ngilmu banget ini loh. Tips Fotografi Perjalanan” yang intinya setiap jepretan kita harus punya cerita apapun, got it sangat bermanfaat
January 25, 2021 at 19:11
Kunci kesuksesan adl memulai ya kak, karena hal kecil tp dikerjakan akan punya dampak dari pada hal besar tapi sebatas wacana.
January 25, 2021 at 19:44
waah menarik bangeeet ya mbaa.. aku jadi pengen belajar jugaa lagi deh untuk mengasah ilmu
January 25, 2021 at 20:25
wah dapet ilmu nih alhamdulillah, ga salah mampir kesini, jadi kangen kampung halaman, salah fokus ke Pantai Tanjung Ann…
January 25, 2021 at 20:45
Wah…cakep nih. Materi nya ok..buat belajar fotografi lebih oke ya. Duh..asiknya belajar lagi..
January 25, 2021 at 20:57
Pembelajaran fotografinya bermanfaat banget. Terutama bagi orang-orang yang suka mengabadikan momen2 penting. Tosss dulu juga mbak. Aku juga sama kayak Mba Mecta, suka motret apapun walau ganbarnya belum sebagus fotografer diluaran sana hehe
January 26, 2021 at 03:18
lengkap nih catatannya terkait fotografi, boleh ya saya pinjem catatannya terkait forografi ya, kak
January 26, 2021 at 06:54
Jadi foto itu gak bisa brag-breg yaa, kak..
Harus super sabar dan mengenali objek yang akan difoto dahulu.
Aku liat youtubenya Darwis, wow.
Ternyata untuk sebuah street photography aja, banyaaaak banget persiapannya.
Pantas hasilnya seolah “bercerita”.
January 27, 2021 at 07:06
Kak Tanti,
Ketika foto dihadapkan sebuah etika, perlukah kita menge-blur wajah objek yang bun menjadi hi-lite foto?
Terimakasih.
January 26, 2021 at 07:12
Iri banget lihat foto hasil jepretan fotografer yang bercerita deh, butuh waktu panjang hingga bisa sekeren itu ya..asyik acara begini nambah ilmu ya mbak..
January 26, 2021 at 07:30
Terima kasih mba sudah berbagi. Satu sisi memang aku suka karya foto jurnalistik mba. Soalnya menggabarkan sehari-hari dengan baik
January 26, 2021 at 07:38
Saya suka Mbak dengan dunia fotografi tapi memulainya untuk belajar itu memang harus penuh dengan konsentrasi mengikuti seminar seperti ini menambah pemasukan yang baik apalagi empat tujuan fotografi salah satunya adalah mempertanggungjawabkan apa yang diambil dan membaur dengan lingkungan
January 26, 2021 at 07:55
Wah,aku termasuk yang gak pede nih sama hasil jepretanku. Padahal seneng banget lihat foto-foto bagus yang ‘hidup’. Kayanya aku harus ikutan workshop fotografi juga, mumpung banyak yang diadakan online, ya mbaa 🙂
January 26, 2021 at 08:24
hampir di semua tips pasti ada poin personal branding ya mba, begitu pentingnya punya ciri khas untuk dikenali khalayak.
January 26, 2021 at 12:16
Masyaallah narsumnya dua fotografer Indonesia favorit saya. Ricky Martin fotografer National Geographic Indonesia dan Ranar Pradipto fotografer dan founder Potret Indonesia Tour. Makasih ilmunya ya mba.
January 26, 2021 at 13:28
Maturnuwun, Mbak Tanti…
Jadi refresh materinya. Aku ikut juga waktu itu, dan takjub banget sama kedua narasumber auto pengen traveling lagi. Hihi.
Sayang sih aku praktiknya masih kurang
January 26, 2021 at 20:27
foto landscape masih menjadi pr aku banget sih ini bikinnya.
Mentang-mentang terang, pede aja motret. Padahal ya kan harus banyak belajar
January 26, 2021 at 23:29
Mendalami fotografi ternyata menyenangkan mbak. Aku sendiri jg skrg lebih suka dan sering pakai hp untuk urusan foto maupun video. Dan belajar dr banyak sumber juga. Cm sebelnya kalau di fotoin. Ga sesuai ekspektasiku
January 29, 2021 at 09:21
Saya baru tau kalau foto potrait yang baik adalah yang memiliki JIWA. Bisa diperoleh dengan mengeksplor background, ekspresi, mata, cahaya. Mantapp.. ilmu banget nih
January 31, 2021 at 12:31
Foto2 itu kesukaanku. Makasih ya tips2nya. Akan segera kupraktekkan ah.
February 2, 2021 at 16:28
Terima kasih kembali ..
February 1, 2021 at 21:09
Aku juga suka dgn foto yg memiliki jiwa, seakan mewakili kata yg tak sanggup bicara ka.
February 2, 2021 at 16:26
Bisa juga seperti itu Kak
February 18, 2021 at 06:48
Jadi blogger, bisa moto sedikit aja sudah terasa sangat beruntung.
Koleksi foto pendukung pun jadi selalu ada, kapan pun dibutuhkan
February 23, 2021 at 02:41
Belajar fotografi itu seru, hanya kadang-kadang begitu kita mau praktek, suka lupa lagi ilmunya. Kudu sering latihan dan melihat angle-angle foto yang bagus-bagus.
February 23, 2021 at 05:59
Betul mba..memang harus terus dilatih ya..