Memahami Self Love Bersama Cikgu Julie. Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar… Senang rasanya akhirnya bisa kembali menyapa sahabat semua di rumah mayaku ini.

Sahabat, sudahkah kalian mengenal Self Love?
Aku sendiri sudah beberapa waktu mendengar istilah ini, mencoba memahami melalui beberapa tulisan dan lebih mengenalnya saat mengikuti Kelas Semeleh yang yang diselenggarakan oleh IIDN di tahun lalu. Dan beberapa hal telah kulakukan sebagai bentuk self love ku. Namun masih ada hal-hal yang belum sepenuhnya kupahami tentang hal ini, misalnya…bagaimana membedakan self love dengan keegoisan?
Nah, itu sebabnya aku senang sekali ketika berkesempatan mengikuti Kelas Online Self Love yang diselenggarakan beberapa hari lalu dan melalui tulisan kali ini aku ingin berbagi pengalamanku saat mengikuti kelas tersebut.
Semeleh Self Love Online Class With Artha Julie Nava
Semeleh Self Love Online Class with Artha Julie Nava ini diselenggarakan oleh Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) pada hari Rabu, 23 Februari 2022 lalu mulai pukul 20.00 WIB.
Sebuah kelas online yang digagas oleh IIDN tidak terbatas untuk perempuan-perempuan anggota IIDN saja, namun bagi siapa saja pembeli buku Semeleh yang ingin bergabung dan bersama-sama memahami tentang self love dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun Artha Julie Nava –dikenal pula dengan sebutan Cikgu Julie- sebagai narasumber kelas online ini merupakan seorang personal branding coach yang juga konten kreator dan penulis, merupakan salah satu dari 3 coach pada Kelas Semeleh yang diselenggarakan IIDN tahun 2021 lalu.
Tentang Self Love
Mengapa Self Love Relevan?
Itulah pertanyaan yang dilontarkan Cikgu Julie di awal pertemuan kemarin. Istilah ini mungkin bukan istilah baru, sudah ada relatif lama, namun mengapa masih tetap relevan saat ini?
Selanjutnya Cikgu menjelaskan setidaknya ada 3 hal yang membuat Self Love tetap relevan sampai saat ini, yaitu:
- Adanya tuntutan sosial. Sebagimana yang kita ketahui, cukup banyak tuntutan sosial yang ada di sekitar kita, a.l : standar tentang kecantikan/ketampanan, keberhasilan/kesuksesan, pernikahan, dll. Tuntutan-tuntutan sosial ini masih terus ada dan seringkali membuat seseorang insecure dan memandang rendah nilai dirinya.
- Adanya ketidakseimbangan hidup. Ketidakseimbangan dalam hidup juga bisa menjadi salah satu pemicu seseorang menyalahkan diri sendiri dan memperlakukan dirinya dengan buruk. Sibuk memenuhi harapan orang lain, tampil sempurna demi oramg lain, dll adalah beberapa tanda ketidakseimbangan dalam hidup.
- Adanya penolakan terhadap diri sendiri. Hal-hal yang disebutkan sebelumnya pada akhirnya bisa memicu seseorang untuk menolak dirinya sendiri antara lain dengan selalu merasa kurang, melakukan hal-hal yang buruk terhadap diri sendiri, dll.
Self Love Bukan Egois!
Kembali ke kegamangan yang kurasakan sebelumnya. Kadangkala aku bertanya-tanya, apakah benar yang kulakukan itu self love, atau justru rasa egoisku?
Nah, ternyata bukan hanya aku yang agak riweuh membedakan antara self love dengan egois..atau bahkan ada yang menganggap self love itu tidak baik karena berarti kita egois. Kenapa aku merasa begini, karena ternyata ini merupakan salah satu yang dibahas di kelas kemarin oleh Cikgu.
Self love tidak sama dengan egois! Itu yang perlu digarisbawahi di sini, dari hasil penjelasan Cikgu. Berikut 3 hal yang membedakan self love dengan egois.
Ada take & give dalam self love
Nah, inilah yang membedakan selflove dengan keegoisan: self love itu seimbang, memberi dan menerima. Misalnya meluangkan waktu me time untuk memberi hak tubuh untuk beristirahat setelah bekerja dalam jangka waktu tertentu.
Bekerja terus menerus tanpa rehat, itu contoh ‘memberi tanpa menerima’ dan itu tidak sehat. Adapun hanya berleha-leha, mendapat keuntungan tanpa mau bekerja untuk mendapatkan, itulah contoh keegoisan: hanya mau menerima tanpa mau memberi.
Ada nilai kebermanfaatan dalam self love
Dengan menerapkan self love, seseorang terlindungi dari kondisi yang disebabkan oleh gerusan emosi negatif dari dalam maupun luar. Ibaratnya seseorang yang seperti itu bagai lilin yang terbakar dari 2 sisi dan akhirnya cepat ‘habis’, tak lagi bisa memberi manfaat bagi sekitarnya.
Happy people can do more
Nah ini aku setuju banget nih. Orang-orang yang bahagia dan penuh kasih akan lebih mudah membagikan bahagia dan kasih kepada orang-orang di sekitarnya.
Self love akan menjadi sumber bahagi diri yang selanjutnya akan terbagi kepada sekelilingnya, berbeda dengan rasa egois yang hanya memikirksn dan berhenti pada kebahagiaan diri sendiri.
Jadi, Apa Sebenarnya Self Love itu?
Ada cukup banyak definisi self love dan Cikgu Julie mendefinisikannya sebagai “perlakuan kepada diri sendiri yang sama baiknya dengan perlakuan kita kepada orang lain“.
Self love ini mencakup 3 hal, yaitu : (1) mengerti tentang diri sendiri; (2) menerima keseluruhan hidup tanpa syarat; (3) proaktif dan memiliki mindset yang tepat.
Self love itu holistik
Pada kelas online kemarin, Cikgu juga menggarisbawahi bahwa self love itu holistik. Bahwa tubuh, jiwa, pikiran dan perasaan itu semuanya membutuhkan asupan nutrisi dan perhatian.
Dan saat kita mampu menerima dan peduli terhadap keseluruhan diri kita, saat itulah kita utuh.
Self love itu membebaskan
Cikgu juga mengingatkan kita bahwa setiap kita terlahir unik. Setiap orang boleh berbeda dalam proses mengerti tentang dirinya.
Self love itu mengerti, menerima dan mendewasakan. Self love bukan sebuah persaingan, balapan ataupun sebuh hal yang instan/langsung jadi.
Yang paling penting adalah, bahwa proses mengerti dan memahami diri sendiri itu bersifat personal : setiap orang boleh memiliki pengalaman hidupnya sendiri, waktunya sendiri dan tentunya pencapaiannya sendiri.
Bagaimana Penerapan Self Love Dalam Keseharian Kita?
Nah, setelah mengenal/memahami tentang self love ini, bagaimana cara kita menerapkannya dalam keseharian kita? Yups, ini sangat penting karena tak ada artinya pemahaman kita tanpa penerapan, bukan?
3 Langkah Penerapan Self Love
Materi terakhir dari kelas online kemarin adalah langkah-langkah penerapan self love ini, yang terangkum dalam 3 langkah, yaitu: mengerti, menerima dan melakukan.
Untuk mempermudah dapat kita gunakan catatan untuk membuat daftar pada masing-masing tahapan itu, sehingga kita dapat menentukan prioritas mana dulu yang akan kita selesaikan.
Mengerti
Pada tahapan ini kita dapat membuat list tentang diri kita. Misalnya, apa yang paling kita sukai, apa yang membuat kita bahagia, apa yang membuat kita sedih/khawatir, dll

Catatan ini untuk menggali aset diri juga untuk mengenali hal-hal apa yang berpotensi mempengaruhi diri kita.
Menerima
Kita juga membuat catatan recall yaitu mengenai pengalaman-pengalaman kita di masa lalu: pencapaian kita, tantangan / kendala, cara kita mengatasi kendala, dll.
Setiap pengalaman yang kita lalui, baik maupun buruk, sebenarnya dapat memberikan pelajaran dalam hidup kita.

Melakukan
Setelah lebih mengenal dan menerima diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kebiasaan yang berdampak positif maupun negatif, selanjutnya kita dapat memulai aksi menerapkan self love.

Dimulai dari menentukan kebiasaan apa yang ingin kita ubah untuk menjadi kita yang lebih baik. Kita dapat membuat catatan mengenai hal ini agar tindakan perubahan yang kita lakukan terarah dan hasilnya sesuai harapan.
Cikgu juga mengingatkan kita, bahwa untuk melakukan perubahan merupakan sebuah proses, lakukan langkah demi langkah, dan proses setiap orang itu unik. Tidak perlu merasa kecil hati bila perkembangan proses kita tampak berbeda dengan proses orang lain.

Demikianlah Sahabat Lalang Ungu, beberapa hal yang kudapat saat mengikuti kelas online Self Love bersama Cikgu Julie beberapa waktu lalu. Alhamdulillah aku mendapatkan banyak insight baru, khususnya mengenai Self love dan penerapannya dalam keseharianku.
Terima kasih IIDN dan Cikgu Julie, senang sekali bisa mengikuti kelas online yang merupakan dalah satu fasilitas yang diberikan IIDN bagi pembaca buku Semeleh -antologi terbaru dari IIDN- ini. Semoga lain kali bisa ikut lagi di kelas-kelas keren dari IIDN.
Oya, bagaimana pendapat kalian tentang self love, Sahabat? Yuk bagi pengalamannya di kolom komen..
berasa ikut kelasnya mba, Alhamdulillah jadi ngerti detail mengenai self love. Hiks penolakan diri kayaknya pernah loh kualami. Dan setuju banget, caranya mulai dari hal hal yang kecil dulu agar terbiasa.
Aku bener-bener tercerahkan kalau ada acara online dari IIDN tuh..
Awalnya memang mungkin merasa “Ah…cuma self love doank”
Ternyata saat didalami, maknanya dalam dan aku belum paham batasan antara self love dan egois.
klo gak bisa utk self love, kita akan dihadapkan pada sakit hati yang gak berujung. karena lebih berharap dan berekspetasi lebih besar kepada orang lain
Ya ampun, aku baru tahu kalau ada yang mengira self love itu egois. Padahal bagiku itu malah menjadi bagian penting dalam hidup. 😀
Membaca step by stepnya terasa ringan ya, mbak. pelan2 kalau memang mau mengawali, sih. Biar merasakan prosesnya.
Terima kasih sharingnya Mbak. Izin simpan gambar2nya ya untuk dipraktikkan tipsnya. Kalau cuma dirasan2 di kepala memang bikin overthinking. Apalagi saat pandemi begini, banyak hal membuat insecure. Kalau ditulis akan lebih terlihat kalau diri kita itu layak untuk dicintai diri sendiri dan orang lain.
self love itu sebenernya ngga susah yaaa mbaaa tapi kita suka lupa atau bahkan abai terhadap diri sendiri niiih huhuhu… makasih sudah diingatkaaan
self love adalah hak harus yang didapatkan tubuh kita yaa. Setelah sibuk dan capek bekerja, melakukan me time atau hal-hal menyenangkan yang membahagiakan diri sendiri memang pantas dilakukan
Aku setuju banget bahwa self love itu penting soalnya bagaimanapun yang bisa mencintai kita paling tulus ya diri sendiri. Kita harus meyakini bahwa diri kita sendiri berharga. Biasanya baru orang lain mengikuti kalau kita udah bisa menghargai/ mencintai diri sendiri ya mbak?
Soalnya bbrp kali tau ada kasus org merasa dirinya gk berharga shg mudah ditindas org lain huhu, jgn sampai kita begitu.
Wuih seru banget ini bahasannya. Jadi keingetan juga aku punya draft tentang self love. Tapi mentok dengan cara ngungkapinnya. Cuma ada di kepala. Jadi terbuka nih dengan tulisan ini. Di masa kayak sekarang ini, terutama saat pandemi, self love ini penting banget. Sebab kalo terabaikan, gak cuma kita yang kena, tapi juga orang-orang terdekat kita.
Self love kadang terabaikan ya mba. Dengan adanya selfie love ini penting untuk diri kita. Jadi aku satu sisi mencoba membebaskan mencari tahu kegiatan apa yang aku sukai mba
Materinya ciamik banget.
Saya terkadang masih berjuang dengan self love ini. Terkadang ada masanya ‘belum melakukan’ apa2 datang dan itu membuat down. Harus lebih semeleh dalam menjalani hidup yg hanya sebentar ini.
Makasih sharing ilmunya mba.
Bagus ya materi dari Julie Nava. Ibu2 memang paling sering melupakan self love karena selalu mengedapankan keluarga. Padahal self love itu pentinv banget. Happy mommy, happy family.
Self love dan egois kalau selintas memang beda tipis ya, bahkan ada yang beranggapan kedua hal itu adalah sama.
Padahal self love dengan cara me time itu penting sekali ya, untuk menjaga kesehatan lahir batin
Saya lagi tahap belajar self love hehe mencoba menerima kekurangan dan keadaan diri. Kalau udah berfikir negatif dan insecure berlebihan aku langsung me time dan relaksasi misalnya melakukan spa di rumah luluran dan maskeran sambil denger musik hehe.
Beberapa kali aku dibilang egois sama temen sekantor karena sering me time . Entah ke warung kopi sekedar buat baca buku sambil ngopi atau ngerjain tulisan. Krn butuh juga kesendirian buat merenung..lebihnya sih me time ini kayak privilage gituuh….
Self love itu ga salah dan boleh banget. Jelas ga egois ya asal tahu porsi.
Lagipula memang untuk self love skrg ini agak rumit kalau kebanyakan dengerin netijen
Pdhl dgn self love akan lebih menghargai dan mencintai sekitar
nah ini dia kuncinya: meluangkan waktu me time untuk memberi hak tubuh untuk beristirahat setelah bekerja dalam jangka waktu tertentu.
Banyak yang wawasannya tak sampai ke sini. Saya pun baru beberapa tahun terakhir mendapatkan insight tentang hal ini. Pernah gerah baca ada yang bilang me time itu haram … ya ampun … susah banget hidup yang bilang itu. 😀
Wah… seru ya temanya. Makasih sharing nya. Aku juga kurang paham tentang self love ini. Tapi setelah baca postingannya, sedikitnya saya jadi paham, apalagi jika ikut kelasnya ya…