Hai Sahabat Lalang Ungu…salam jumpa di rumah mayaku ini ya.. Semoga sahabat semua selalu sehat dan berbahagia. Melanjutkan tulisan tentang umrah yang kemarin ya.. Setelah kemarin cerita tentang persiapan umrah, maka kali ini aku akan cerita tentang perjalanan dari tanah air menuju tanah suci.
5 Jam Perjalanan Kota Pekalongan – Jakarta
Hari Jumat 4/11/2022 lalu sekitar pukul 7 aku dan kakak sudah sampai di lokasi pemberangkatan yaitu kantor KBIHU di Jl. HOS Cokroaminoto Kota Pekalongan, untuk mengikuti acara Pelepasan Jamaah Umrah Nov 2022.

Setelah acara seremonial selesai, foto-foto sebentar, lalu sekitar pukul 9 pagi rombongan kami yang berjumlah 32 orang mulai meninggalkan Kota Pekalongan dengan menggunakan bus menuju Jakarta untuk transit semalam.
Alhamdulillah perjalanan aman dan lancar, setelah sempat istirahat makan siang dan sholat Jumat di salah satu masjid daerah Cirebon, sore hari sekitar pukul 4 sore kami pun sampai di salah hotel di daerah yang tak jauh dari Bandara Soeta. Setelah briefing sebentar, pembagian kamar lalu kami pun beristirahat, agar tubuh fit menempuh perjalanan 9 jam esok hari dari Jakarta-Jeddah.

9 Jam Perjalanan Jakarta-Jeddah
Keesokan harinya, Sabtu 5 November 2022 sekitar pukul 8 pagi rombongan kami sudah sampai di Bandara Soekarno Hatta, bersiap untuk flight ke Jeddah pukul 12 siangnya.
Kondisi bandara saat itu lumayan ramai, sempat kulihat rombongan-rombongan lain dengan seragam masing-masing, rupanya ramai perjalanan umrah waktu itu. Ada yang langsung menuju Madinah ada pula yang menuju Jeddah sebelum ke Makkah, sebagaimana rombongan kami.

Nah, karena kami akan langsung ke Makkah dan akan mengambil miqot di Qornul Manazil / Yalamlam, maka jamaah sudah menggunakan pakaian ihram sejak pemberangkatan / berganti di dalam pesawat.
Di bandara petugas KBIHU membagikan paspor dan tiket pesawat, juga kalung identitas jamaah yang harus selalu dipakai oleh jamaah selama umrah ini. Hati-hati dalam membawa paspor dan boarding pass tersebut, karena sebelum kita naik pesawat kita harus melewati rangkaian pemeriksaan dengan menunjukkan salah satu atau kedua dokumen tersebut, kalau lalai dalam menyimpan atau memegangnya bisa-bisa ada yang tercecer dan kita bisa dapat masalah jika kehilangan dokumen ini, bukan?
Lama perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta sampai Bandara King Abdul Aziz Jeddah kemarin sekitar 9 jam. Waktu yang lumayan lama ya.. Sebagian besar waktu itu sih kami pergunakan untuk tiduuur..haha..
2 Jam Perjalanan Jeddah-Makkah
Alhamdulillah kami mendarat dengan selamat di Bandara KAA Jeddah sekitar pukul 21 WIB atau sekitar pukul 17 WSA (perbedaan waktu 4 jam). Berbeda dengan suasana di Bandara Soetta yang tampak hiruk pikuk, sore itu suasana di Bandara KAA tampak tak terlalu ramai.

Jamaah segera diarahkan untuk menjalani pemeriksaan keimigrasian sebagaimana biasanya bagi para penumpang pesawat yang akan memasuki suatu negara baru. Petugas bandara sigap mengatur antrian dan sebagian menggunakan bahasa melayu sehingga mudah dimengerti oleh jamaah Indonesia.
Setelah selesai pemeriksaan dan koper-koper sudah siap angkut semua, kami sholat jama’ ashar & dhuhur kemudian segera menaiki bus yang akan membawa kami menuju Makkah. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 jam, tidak banyak yang bisa dilihat sepanjang perjalanan karena malam hari..hehe..
Alhamdulillah, Sampai di Makkah..
Hampir jam 22 WSA ketika kami sampai dengan selamat di hotel yang akan kami gunakan selama di Makkah. Setelah mendapat kamar, menaruh barang-barang, sholat jama’ maghrib- isya, lalu kami pun bergegas kumpul lagi di lobby hotel untuk bersiap mengerjakan thawaf , sa’i dan tahalul untuk menyelesaikan umrah kami kali itu.
Rasa lelah samasekali tak kurasa, hanya ada rasa bahagia dan haru dapat kembali menginjakkan kaki di Masjidil Haram. Selaksa syukur kupanjatkan kehadlirat-NYA. Alhamdulillahirabbilalamiin..
Pukul 2.30 WSA dini hari tanggal 6 November 2022 akhir nya semua rukun umrah yang pertama itu tuntas kami laksanakan, kami pun kembali menuju hotel untuk istirahat sejenak sebelum kembali ke Masjidil Haram di waktu subuh tiba.

Beberapa Catatan Kecil
Dari perjalanan kali ini, ada beberapa hal yang kucatat dan mungkin bisa menjadi ‘bekal’ pada perjalanan-perjalanan berikutnya. Inilah beberapa hal tersebut:
1. Gunakan Tas Kabin yang Sesuai Ketentuan dan Mudah Dibawa.
Selain koper besar berisi semua pakaian dan peralatan yang kita gunakan selama umrah, kita juga perlu menyiapkan tas yang ukurannya relatif lebih kecil untuk membawa pakaian/perlengkapan kita selama transit (misal kami transit 1 malam di Jakarta), pakaian ihram, dll.
Nah, kalau koper besar masuk ke bagasi maka tas/koper kecil ini bisa kita bawa sendiri, hingga masuk ke kabin pesawat. Itu sebabnya ukurannya harus memenuhi ketentuan maskapai, yang secara umum adalah : panjang maksimal 22 inchi (56 cm); lebar maksimal 18 inchi (45 cm); tebal maksimal 10 inchi (25 cm) dan berat maksimal 7 kg. Ukuran ini sudah termasuk roda, kantung ataupun gagang tas/koper tersebut ya..
Mengingat jarak yang relatif jauh harus ditempuh di bandara hingga/dari pesawat, maka keberadaan roda pada tas/koper yang kita bawa ini sangat kurekomendasikan. Berdasarkan pengalamanku kemarin, lumayan puegeel..euy..saat harus nenteng-nenteng tas ke dan dari pesawat, belum lagi melewati rangkain pemeriksaan yang jaraknya lumayaaan ituu… 😁
2. Beri Tanda / Tulis Identitas pada Tas/Koper.
Biasanya penyelenggara umrah memberi fasilitas koper kepada jamaah, ada yang ditambah tas kabin dan/ tas selempang. Nah, bila semua dari pihak penyelenggara tidak ada masalah karena bentuk dan warna seragam yang berbeda dengan rombongan lain, paling kita hanya perlu menambahkan tanda khusus (bisa menggunakan pita/slayer/tulisan identitas kita) untuk membedakan/tidak tertukar dengan milik anggota rombongan lainnya.

Nah, bila kita menggunakan tas/koper pribadi (tidak ada identitas rombongan) namun tidak kita bawa sendiri (di kabin) melainkan kita titipkan ke bagasi, maka harus benar-benar ekstra memberi tanda pada koper itu agar mudah kita kenali untuk diambil setelah sampai di tujuan.
3. Terlibat Langsung Dalam Pengambilan Bagasi Sesampainya di Tujuan.
Terutama bila menitipkan koper di bagasi yang tidak sama dengan koper rombongan. Seperti catatan no 2 di atas, koper/tas yang berbeda dengan rombongan (tidak seragam) harus diberi tanda sendiri, namun juga perlu dikawal pengambilan nya saat di tempat tujuan.
Catatan ini berdasarkan pengalaman salah seorang anggota rombongan kami kemarin. Selain koper besar seragam dengan identitas rombongan, beliau membawa koper kecil beroda, berwarna kuning. Namun entah mengapa beliau tidak membawa sendiri koper itu ke kabin sebaliknya menitip di bagasi bersama koper-koper besar lainnya, hanya dengan menambahkan nama dan alamat yang ditulis dengan spidol pada koper tersebut.
Sesampainya di Jeddah, urusan bagasi ditangani oleh perwakilan pendamping, jamaah lain tidak ikut memantau langsung. Nah, mungkin ibu itu lupa memberitahukan tentang koper kecilnya tersebut jepada petugas yang mengurusi pengambilan bagasi dan anteng saja tidak mengurusnya baik sesampainya di bandara hingga menuju bis, hingga akhirnya baru kebingungan mencari koper itu setelah sampai di hotel Makkah. Koper itu tidak ditemukan di antara semua barang jamaah yabg telah dikeluarkan dari bagasi bus, kemungkinan besar bahkan tidak terbawa sejak dari Bandara KAA! 😮
4. Sebelum Naik Pesawat Perlu Mempelajari Tata Cara di Bandara Maupun di Pesawat
Jujur saja, masih banyak di antara jamaah yang baru pertama kali bepergian naik pesawat udara. Itu sebabnya perlu juga kepada jamaah diberi bekal pengetahuan tentang apa yang perlu dipersiapkan dan harus bagaimana di bandara maupun dalam pesawat. Baca juga : Perhatikan Hal Utama Ini Sebelum Naik Pesawat Terbang
Salah satunya yang menurutku penting adalah penggunaan toilet di dalam pesawat. Hal ini penting karena selama 9 jam perjalanan kemungkinan besar jamaah perlu menggunakan toilet, sedangkan kondisi toilet di pesawat kita tahu berbeda dengan toilet yang umumnya ada di darat.
Jangan sampai karena takut menggunakannya, malah terpaksa menahan hajat berjam-jam yang sangat tidak sehat tentunya. Atau nekat menggunakan namun tidak sesuai ketentuan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan baik bagi dirinya ataupun penumpang lainnya dan juga pramugari (yang biasanya ketiban sampur membereskan kekacauan yang terjadi).
Sahabat Lalang Ungu, itulah catatan perjalanan kami menuju Tanah Suci kemarin. Teman-teman ada tips juga untuk perjalanan jauh begini? Yuk, bagi kisahnya di kolom komen yaa.. Terimakasih..
Makasih sudah menuliskan ini, Mba. Sembari membaca, saya pun berdoa semoga saya juga bisa menginjakkan kaki ke sana, amiiin.
Bulan Januari nanti mertuaku juga insyaallah akan ke sana menunaikan ibadat umroh
makasih sharingnya, mbak. mengunjungi kota mekkah ini pastinya jadi impian semua umat muslim apalagi selama 2 tahun kemarin sempat ditutup ya kota mekkahnya. pastinya banyak banget yang ngantri untuk berangkat ke sana
Impian tertinggi setiap muslim ini.
Dimampukan untuk segera berhaji, minimal umroh.
Semoga saya, ibu dan semua saudara saya bisa mendapatkan rezeki yg sama seperti mbak Tanti, umroh atau berhaji sekeluarga.
Aamiin ya Allah
bahagia banget baca ini mbaa.. semoga suatu saat nanti aku bisa umroh juga bersama suami
MasyaAllah, betapa ikut bahagianya melihat orang-orang yang umroh ataupun naik haji. Pengen banget bisa ibadah juga di sana. Doakan aku ya mbaa
Soal toilet pesawat ini, jadi ingat mbak, pas terbangun dari tidur kan kebelet pipis tuh. Eh pas sedang ada larangan utk ke toilet karena faktor cuaca. Kebayang ga sih setelah duduk berjam-jam mau pipis ndak boleh hehehee… akhirnya banyak yang nekat masuk toilet. Nah utk edukasi penggunaan toilet pesawat, sepertinya memang perlu deh, pake penerjemah bahasa juga klo perlu.
Ah jadi ingat suamiku dulu waktu berangkat haji itu termasuk pertama kali naik pesawat. Sebelumnya kalo ke Jakarta gak pernah mau disuruh naik pesawat, pilih kereta atau bus, atau mobil pribadi.
Selalu suka baca cerita teman dan kerabat yang pulang dari haji atau umroh. Bikin kangen dan belum bisa kesana ya udah baca cerita gini jadi kangennya terbayar
Kemarin temanku sama-sama baru banget pulang umrah juga. Sepertinya asyik sekali melihat dia bercerita semua pengalaman seru semasa disana. Semoga kalau aku belum kesampaian kesana, minimal orang tua bisa aku berangkatkan..
Amiiin, Allahumma Amiiin
Membaca pengalaman teman-teman yang berkesempatan beribadah di tanah suci, rasanya terharu. Semoga kami diberi kesempatan untuk beribadah kesana. Aamiin.