Setelah kumpul keluarga saat acara khol bapak di bulan Nopember lalu yang dilanjutkan dengan jalan-jalan ke Medini, syukurlah pada akhir tahun ini kami bisa berkumpul lagi di liburan sekolah akhir 2012 kemarin. Dan mumpung kumpul bareng, kitapun secara dadakan merencanakan jalan-jalan bareng. Dari beberapa tempat yang diusulkan, akhirnya terpilihlah tempat wisata Dieng , untuk menjadi tujuan jalan-jalan kami kali ini.
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 6 pagi, melalui rute Pekalongan – Dieng yang belum pernah kami tempuh. Rute hasil googling itu ternyata lancar & cukup bagus kondisi jalannya, terutama view-nya yg hijau-hijau menyejukkan mata 🙂 Pekalongan – Kajen – Paninggaran – Kalibening – Wanayasa – Wanareja – Batur – Dieng itu kami tempuh sekitar 4 jam (dengan 2 x berhenti untuk tanya, hehe…) dan jam 10an pagi sampai di Dieng.
Awalnya kami sempat khawatir untuk mengunjungi tempat wisata di dataran tinggi itu karena sedang musim hujan, namun alhamdulillah Allah memperkenankan kami menikmati keindahan panorama Dieng dengan cuaca yang cerah seharian itu 🙂
Ada banyak spot menarik yang ada di seputaran Dieng – oya, lokasi wisata Dieng ini ada yg merupakan wilayah Banjarnegara (Dieng Kulon) dan ada yg masuk wilayah Kab. Wonosobo (Dieng Wetan) – yang pertama kami kunjungi adalah kompleks candi-candi : kompleks Arjuna dan kompleks Gatutkaca. Sebenarnya masih ada kompleks candi-candi lainnya, yang tersebar dan di hubungkan dengan jalan tertata rapi dengan pohon cemara gimbal di kanan-kirinya… juga ada Museum Kailasa , namun untuk kesempatan kali ini kami hanya sempat menikmati 2 kompleks itu saja… dengan ditemani jagung bakar manis sebagai pelengkap 🙂
Setelah dari kompleks candi-candi, kami menju lokasi selanjutnya yaitu Telaga Warna. Cantiknya Telaga warna yg menjadi latar belakang foto Orin beserta Akang Mataharinya kala itu, memang membuatku berjanji dalam hati untuk segera datang lagi ke sana… Dan ternyata, Telaga Warna itu masih tetap indah, meskipun siang itu matahari malu2 tampil sehingga warna permukaan airnya tidak berwarna-warni namun hanya hijau teduh…
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan diseputar Telaga Warna itu… berpose? tentu… hehe… selain itu kita dapat juga terbang ala srigala alias flyng fox itu, atau sekedar jalan-jalan di kawasan hutan teduh disekitarnya, mengunjungi goa-goa yang ada disana : Goa Semar, Goa Sumur, Goa Jaran, dll. Masih ada telaga yg lain juga yaitu Telaga Pengilon, namun kami tidak mampir melihatnya.. Mudah-mudahan lain kali…
Dari kawasan Telaga Warna, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi Kawah Sikidang. Sebagai kawasan vulkanik aktif, dataran tinggi Dieng mempunyai beberapa kepundan kawah, diantaranya Kawah Sinila yg pernah memakan korban beberapa tahun lalu dan Kawah Sikidang yang kami datangi kemarin. Sempat turun rintik hujan sebentar, namun kemudian berhenti dan cuaca cerah kembali. Di dekat lokasi kawah juga ada Dieng Plateau Theater, tempat kita bisa melihat film-film pendek mengenai Dieng Plateau.
Hari sudah beranjak sore ketika kami memutuskan meninggalkan kawasan Dieng menuju ke rumah, namun ketika tidak jauh dari lokasi wisata Dieng kami melihat tanda menuju Lokasi Sumur Jalatunda, kami tergoda juga untuk mampir. Sudah pernah dengar tentang sumur ini?
Sumur raksasa -yang menurutku lebih tepat disebut kolam nan besar – yang terletak di desa Pekasiran Kec Batur Kab Banjarnegara ini memang terkenal karena adanya mitos yang masih banyak dipercaya orang. Versi ilmiah dari keberadaan sumur besar berair hijau pekat dan (kata penjaganya) berdiameter lebih dari 100 m ini adalah salah satu kawah yang terbentuk akibat letusan gunung berapi ratusan tahun lalu, yang kemudian terisi air dan menjadi sumur raksasa sebagaimana nama Jalatunda itu sendiri yang berarti Sumur Besar.
Itu versi ilmiahnya, ada juga versi mitosnya dan sehubungan dengan mitos tersebut, ada bapak-bapak penjual batu-batu kecil di tepian sumur yang dapat kita temui setelah mendaki anak-anak tangga yang konon berjumlah 250-an itu… Untuk apa batu2 kecil itu? Ternyata dijual kepada wisatawan, untuk dilemparkan keseberang sumur. Konon, siapa yang berhasil melempar kerikil itu sampai ke seberang sumur maka akan terkabul keinginannya. Hm… masih banyak juga yang percaya lho… Semoga Allah menjaga kita semua dari hal-hal yang tidak benar…
Begitulah, rekaman kenangan jalan-jalan kami ke lokasi wisata Dieng pada libur yang lalu.. Yang masih menjadi keinginan adalah menginap di salah satu guest house yang ada di sana untuk dapat menikmati sunrise dari puncak sikunir… semoga suatu saat kesampaian.. aamiin..
Senangnya hatiku bisa kembali menjalin kenangan indah bersama keluarga ‘kecil’ kami, bagaimana kenangan liburanmu kemarin, kawan?
“Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Senangnya Hatiku”
Pingback: Kilas balik |
Pingback: Ke Dieng (lagi) |
Pingback: Pulau Dewata, tunggu kami kembali ke sana yaa… |