LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Asyiknya Bermain di Pulau Cemara Brebes

| 28 Comments

Lalang Ungu. Matahari telah cukup terik ketika kami selesai trekking mangrove Pandansari di siang itu. Sudah masuk waktu dhuhur, maka sambil menunggu makan siang, kami pun sholat di mushola kecil dermaga Dewi Mangrovesari tersebut. Selesai sholat, ternyata baru kutahu bahwa kami akan melanjutkan perjalanan menuju Pulau Cemara. Hah, di Brebes ada pulau? Atau aku yang salah dengar?

Eh, aku tak salah dengar kok.  Ternyata Brebes memang punya banyak lokawisata. Selain Dewi Mangrovesari alias Desa Wisata Pandansari, ada banyak destinasi-destinasi wisata baru yang sedang dikembangkan oleh masyarakat setempat melalui Kelompok-kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), di antaranya adalah Pulau Cemara.

Naah..tentu saja aku penasaran ingin segera mengunjungi Pulau Cemara…tapi…ada juga rasa was-was timbul dalam hatiku. Apa pasal?

Rasa khawatir memang sempat terselip di hatiku ketika Pak Auki -salah satu pendamping kami di Famtrip Brebes-menyampaikan bahwa kami akan berperahu melewati laut sekitar 30 menit. Perahunya relatif kecil lhooo…aman gak siiih??? Itulah kekhawatiranku.

Namun rupanya kekhawatiran itu tak perlu bertahan lama. Pak Auki dan kawan-kawan dari Pokdarwis setempat meyakinkan kami bahwa perjalanan kami insya Allah aman, pengemudi perahunya sudah berpengalaman, perahu kami tidak berlebihan muatan -10 – 15 orang- dan cuaca juga sedang bersahabat.

Maka akupun kemudian dengan mantab mengikuti instruksi untuk menaiki perahu itu bersama sebagian rekan perjalananku kali itu -rekan-rekan blogger dan media- didampingi beberapa rekan dari Pokdarwis setempat.

Yuk mareee…berperahu menuju Pulau Cemara

Betul saja…perjalanan menyeberang ke Pulau Cemara sama sekali tidak menakutkan, bahkan mengasyikkan. Ombak relatif tenang, sehingga peralihan dari aliran sungai ke perairan laut tak begitu terasa. Kami bahkan sempat menikmati makan siang di atas perahu yang melaju!

Menu maksi yg disantap di atas perahu

Air laut yang bergelombang dibelah laju perahu terasa sangat menggoda…beberapa rekan menjulurkan lengan ke permukaan air laut, ingin merasakan sensasinya.. Woow…airnya dingiiin membelai telapak tangan kami di tengah siang yang terik!

Sesekali beberapa rekan berseru menunjuk adanya beberapa ikan yang seolah terbang / melompat sedikit di atas permukaan air laut. Entah ikan apa itu ya? Tampak pula di kejauhan adanya burung-burung yang rupanya sedang berburu ikan-ikan itu..menyambar ke air lalu terbang lagi ke atas..

Sekitar 30 menit dari Trekking Mangrove pendamping kami mulai menunjuk ke depan dan mengatakan Pulau Cemara sudah terlihat. Kami pun makin semangat, melihat di kejauhan ada bentuk memanjang yang semakin dekat semakin nyata bentuknya : Pulau Cemara!

Pulau Cemara dari kejauhan

Perahu pun diarahkan menuju dermaga sederhana di pantai itu. Dari perahu kami akan ke pulau melewati jembatan bambu! Olala….deg2an bangeeet… Segala yang namanya jembatan tak permanen selalu mampu membuat nyaliku ciut…, apalagi yang disebut jembatan kali ini adalah lonjoran-lonjoran bambu yang diikat sederana! Haduuuh..langsung muleees..

Turun dari perahu

Untung saja awak perahu kami dan beberapa bapak yang standby di dermaga itu tanggap. Dengan cekatan beberapa di antara mereka masuk ke air dan menuntun kami melewati jembatan bambu hingga kami sampai dengan selamat menginjakkan kaki di Pulau Cemara. Alhamdulillah…

Selamat datang di Pulau Cemara!

Dalam perjalanan tadi, Ibu Siti Mualimah -salah seorang pendamping yang juga anggota Pokdarwis pengelola Pula Cemara ini- telah menceritakan bahwa dulunya lokasi ini hanyalah pulau pasir kosong tanpa ada tanaman apapun.  Lalu sejak tahun 2011 masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis berinisiatif mulai menanam cemara di pulau itu. Berkali-kali gagal namun mereka tak putus asa. Bantuan pemerintah pun didapatkan, berupa bibit-bibit pohon untuk ditanam di sana.

Tidak hanya sejenis cemara saja, ada beberapa jenis yaitu Cemara Angin, Cemara Udang dan Cemara Laut. Jadi jangan kaget bila melihat pohon-pohon cemara di pulau ini belum tinggi-tinggi, karena umur penanamannya pun baru beberapa tahun ini.

Oya, pasir di pulau ini bukan pasir putih namun pasir hitam yang lembut, sangat mengundang untuk melepas alas kaki dan berlarian mengejar ombak di bibir pantainya.

Pantai berpasir hitam lembut

Menyusuri Pulau Cemara ini, banyak spot-spot pepotoan yang disiapkan di sini. Dan uniknya, sebagian besar dibuat dari bahan-bahan daur ulang barang bekas : ban, botol-botol plastik, kayu-kayu bekas, dll. Menurut Bu Mualimah, pembuatnya adalah warga desa Sawojajar sendiri! Salut untuk tangan-tangan kreatif ini…

Beberapa spot pepotoan di Pulau Cemara

Apa saja yang bisa kita lakukan di Pulau Cemara?

Banyak hal. Selain pepotoan di spot-spot cantik yang banyak tersebar di sana, kita juga dapat menyusuri pulau kecil ini, bermain air di sepanjang bibir pantai, mencari kulit kerang, bahkan bisa juga mencari tiram! Pokoknya nggak akan mati gaya deh di sini… Jangan lupa…tetap jaga kebersihan ya!

Oya, meskipun Pulau Cemara ini termasuk lokawisata yg relatif baru, sudah ada fasilitas yang cukup memadai di pulau kecil ini. Ada toilet dan mushola, dengan air bersih yang bersumber dari sumur arthetis yang dibangun secara bersama-sama. Dan pemandangan yang dapat dilihat dari pulau ini cantik juga lho, teman… Antara lain tampak Pulau Hantu dan Pintu Gaung dikejauhan sana…

Pemandangan Pintu Gaung dari Pulau Cemara (Foto By : Ejie Belula)

Saung di tepi pantai

Saat lelah setelah menyusuri pulau sambil berswafoto atau foto rame-rame, pengunjung dapat beristirahat di saung / saung yang ada di tepi pantai atau di warung-warung yang ada di sana. Jangan lupa mencicipi makanan khas setempat yaitu pecel / urap Anglur -sejenis tanaman liar semacam krokot yang banyak tumbuh di Sawojajar dan biasa dikonsumsi penduduk setempat- serta aneka minuman pelepas dahaga, misalnya kelapa muda 🙂

Anglur ( Foto by : Nico )

Oya, kalau saat itu kami menuju Pulau Cemara melewati jalur Plawangan -dari mangrove Pandansari- ada pula jalur lainnya yaitu jalur utama melalui dermaga Kali Coban di Desa Sawojajar. Dari alun-alun Brebes teman-teman bisa menuju ke Pasar Sawojajar, kemudian mengarah ke Perumnas Sawojajar. Dari daerah ini dapat mengikuti papan-papan petunjuk atau GPS –gunakan penduduk sekitar– menuju ke Dermaga Kali Coban. Nah dari dermaga inilah pengunjung naik perahu menuju Pulau Cemara. Ongkosnya cukup Rp. 15.000/orang, relatif murah bukan? 🙂

Demikianlah cerita keseruan kami menyeberang ke Pulau Cemara yang ada di Desa Sawojajar Wanasari Brebes Jawa Tengah. Terima kasih untuk Forum Komunikasi Desa Wisata Jawa Tengah dan Pokdarwis Pandansari & Sawojajar Brebes yang telah memberi kesempatan dan mendampingi kami mengeksplor sebagian keindahan lokawisata di Brebes melalui Famtrip ini. Semoga di lain kesempatan dapat singgah lagi dan mengeksplor keindahan lokawisata-lokawisata lain yang tersebar di Brebes. Aamiin…

Teman-teman ada yang pernah berkunjung ke Pulau Cemara ini? Atau ada yang tertarik mengunjunginya kelak? Silakan share di kolom komen yaa… Terima kasih…

28 Comments

Leave a Reply to mechtadeera Cancel reply

Required fields are marked *.