Salam jumpa, Sahabat Lalang Ungu. Minggu pertama di Bulan Syawal 1440 H baru saja berlalu dengan berbagai kemeriahan perayaan Syawalan di berbagai daerah. Demikian juga di kota kami, Pekalongan. Mau tahu tentang serunya Perayaan Syawalan Tahun 2019 di Kota Pekalongan? Yuk..mari kuceritakan ya..
Perayaan Syawalan
Apa itu Perayaan Syawalan?
Ya, mungkin masih ada teman-teman yang belum mengerti mengenai Perayaan Syawalan ini. Perayaan Syawalan ini adalah salah satu tradisi yang banyak kita temui di berbagai daerah di Indonesia, waktu yang digunakan oleh masyarakat untuk bersilaturahmi, saling berkunjung dan maaf-memaafkan dalam rangka Hari Raya Idul Fitri. Merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa Ramadan dan enam hari puasa Syawal.
Kapan waktunya Perayaan Syawalan?
Syawalan biasa dilakukan seminggu setelah Idul Fitri. Sebagaimana kita ketahui, banyak masyarakat yang memulai puasa sunah Syawal pada hari kedua Syawal, selama 6 hari berturut-turut sampai hari ke-7 Syawal. Nah, pada hari ke-8 Syawal ini lah masyarakat merayakan selesainya puasa Syawal dengan Perayaan Syawalan sebagai puncaknya. Ada banyak istilah untuk perayaan hari-8 Syawal ini, ada yang menyebutnya Lebaran Ketupat / Badha Kupat / Kupatan, dll. Di wilayah Pekalongan dan sekitarnya istilahnya adalah Syawalan.
Syawalan di Kota Pekalongan
Di Kota Pekalongan, tradisi Syawalan merupakan salah satu waktu yang dinanti-nanti oleh masyarakat. Dari tahun ke tahun, animo masyarakat meramaikan acara ini sangat besar. Terlebih saat ini, ketika tidak hanya satu kegiatan besar saja yang diselenggarakan dalam perayaan syawalan ini.
Untuk tahun 2019 yang bertepatan dengan Tahun 1440 H ini, ada beberapa kegiatan dalam rangkaian Perayaan Syawalan di Kota Pekalongan, yaitu sbb :
Jlamprang Culture Festival
Mengawali kemeriahan Perayaan Syawalan di Kota Pekalongan, diselenggarakan Kirab Budaya Jlamprang Culture Festival pada tanggal 11 Juni 2019 bertepatan dengan tanggal 7 Syawal 1440 H.
Tahun ini, kirab yang merupakan agenda rutin tahunan ini dilepas oleh Bapak Wakil Walikota Pekalongan dari Lapangan Sorogenen dan finish di Lapangan Leo Kota Pekalongan, selain peserta dari Kota Pekalongan sendiri, kirab ini pun dimeriahkan juga oleh rombongan kesenian dari Kab Kulonprogo Jogjakarta.
Java Baloon Festival Pekalongan 2019
Tahun 2019 ini merupakan tahun kedua pelaksanaan Festival Balon Udara tambat yang bertajuk ‘Java Traditional Baloon Festival Pekalongan‘ (JBFP) ini.
Sebuah acara yang digagas dan merupakan hasil kerjasama AirNav Indonesia dan Pemkot Pekalongan untuk tetap memberi ruang kepada masyarakat yang mempunyai kebiasaan membuat dan menerbangkan Balon Udara pada saat Syawalan, namun tanpa melanggar regulasi pemerintah.
Ya, sebagaimana kita ketahui, penerbangan balon-balon udara ini disinyalir membahayakan lalu lintas penerbangan, sehingga diterbitkan regulasi yang mengatur yaitu Peraturan Menteri Perhubungan RI No 40 Th 2018 tentang Ketentuan Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat.
Baca juga : Festival Balon Udara Tambat : Nguri-uri Tradisi Tanpa Melanggar Regulasi
Acara JBFP2019 ini berlangsung tepat pada hari ke-8 Syawal 1440 H yaitu tanggal 12 Juni 2019, digelar di Stadion Hoegeng Kota Pekalongan, dan dihadiri juga oleh Gubernur Jawa Tengah.
Masyarakat Kota Pekalongan sejak pagi telah berbondong-bondong memenuhi arena acara, karena memang festival ini dijadwalkan sejak jam 5 pagi. Meriah sekali acara ini, diikuti oleh 107 peserta lomba Balon Udara (jauh meningkat dari jumlah peserta tahun sebelumnya yang hanya sekitar 30-an) memperebutkan hadiah yang totalnya sekitar 70 Juta Rupiah dan juga berbagai doorprize menarik ☺
Dan inilah beberapa foto keseruan acara tersebut :
Festival balon udara tambat bertajuk Java Traditional Baloon Festival Pekalongan (JBFP) ini selain sebagai solusi pelestarian tradisi tanpa melanggar regulasi juga diharapkan dapat menjadi destinasi wisata baru di Kota Pekalongan, yang tidak hanya memberikan sajian menarik bagi masyarakat lokal namun juga tujuan wisata bagi wisatawan dari daerah lain.
Untuk itu penyelenggaraan di masa-masa yang akan datang perlu lebih ditingkatkan lagi, baik dalam pemilihan lokasi maupun pengaturan peserta dan penonton. Sebagai catatan, kemarin aku menyaksikan sangat tidak teraturnya akses masuk dan keluar penonton, berjubel tak keruan di salah satu pintu masuk (yang juga digunakan keluar) padahal kondisinya tangga yang cukup curam dan banyak anak-anak bercampur berdesakan dengan orang dewasa 😟 Semoga tak terjadi lagi di penyelenggaraan selanjutnya
Lopis Raksasa di Krapyak
Lopis adalah jenis makanan yang menjadi ciri khas Perayaan Syawalan di Kota Pekalongan. Kudapan berbahan dasar ketan itu mudah ditemui di sudut-sudut Kota Pekalongan pada saat Syawalan. Di rumah-rumah biasanya irisan Lopis bertabur parutan kelapa ini tersaji bersama Lotis (irisan buah-buahan dengan sambal gula merah), Kacang rebus, camilan dan minuman segar (es sirup / es buah).
Oh ya, ada filosofi tersendiri dari makanan Lopis ini, yaitu terbuat dari beras ketan, melambangkan kebersamaan, kelekatan antar unsur masyarakat yang guyub, bersatu padu sulit untuk dicerai-beraikan. Demikian hendaknya masyarakat harus terus bersatu dan tidak mudah dipecah-belah oleh hal-hal yang tidak diharapkan.
Puncak dari Perayaan Syawalan di Kota Pekalongan adalah pemotongan Lopis Raksasa. Pembuatan dan pemotongan lopis raksasa ini merupakan tradisi yang sangat dinanti-nanti tidak hanya oleh masyarakat Krapyak tempat lokasi acara ini, namun juga sebagian besar masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya.
Tahun ini acara semakin istimewa karena dihadiri Gubernur Jawa Tengah, bahkan pemotongan lopis raksasa perdana dilakukan langsung oleh Bp Ganjar Pranowo.
Seberapa besar sih lopisnya sehingga disebut raksasa?
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, ukuran lopis ini benar-benar raksasa karena lebih besar dan lebih tinggi dari ukuran orang dewasa normal. Untuk tahun ini ukurannya adalah sbb : Tinggi 200 cm (2 meter), Diameter : 250 cm (2,5 meter) dan Berat : 1600 kg! Cukup WOW bukan?? 😋
Tidak hanya 1 lopis raksasa yang dibuat, namun ada 2 buah. Lopis raksasa yang satu lagi juga mempunyai tinggi 200 cm, berdiameter 83 cm dengan berat lebih dari 1 ton juga. Keduanya memerlukan sekitar 10 kwintal beras ketan sebagai bahan utama pembuatannya dan dimasak selama 3 hari.
Setelah dipotong oleh tokoh masyarakat, kedua lopis tersebut ( yang berlokasi di Gg 8 dan Gg 1 Kel Krapyak Kota Pekalongan) kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat yang sudah menunggu hal ini. Keriuhan tak terhindarkan lagi, masyarakat berdesakan memperebutkan potongan lopis tersebut. Itu sebabnya, apabila ingin ikut acara ini teman-teman harus bersiap secara fisik karena harus berdesak-desakan dan juga harus waspada adanya orang yang menyalahgunakan kesempatan (copet) hehe…
Pada saat perayaan Syawalan di Krapyak ini, rumah-rumah penduduk di sana melakukan ‘open house‘ menyajikan Lopis, Lotis dan minuman secara gratis pada tamu-tamu (kenal maupun tidak kenal). Sungguh rakhat sekali…
Nah, itulah cerita keseruan Perayaan Syawalan di Kota Pekalongan tahun 2019 ini. Jika teman-teman ingin ikuti keseruan ini, agendakan jalan-jalan ke Kota Pekalongan pada perayaan Syawalan tahun depan. Kami tunggu yaaa…
115 Comments
Leave a reply →