
Festival Balon Udara Tambat : Nguri-uri Tradisi Tanpa Melanggar Regulasi. Salam Jumpa, Sahabat Lalang Ungu… Apa kabar? Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan kali ini, semoga tetap semangat ya…
Lebaran sebentar lagi, pasti sudah banyak yang tak sabar menanti, bukan? Ya, lebaran dengan segala macam tradisinya memang selalu dinanti-nanti kehadirannya oleh kaum muslim khususnya dan juga masyarakat umum. Mudik, adalah tradisi yang erat kaitannya dengan lebaran…dan tradisi lain yang juga tak dapat dipisahkan dari suasana lebaran adalah perayaan Syawalan -sepekan setelah lebaran- dengan segala tradisi yang memeriahkannya.
Di Pekalongan dan sekitarnya, perayaan syawalan ini tak kalah ramainya dengan saat lebaran tiba. Selain tradisi pembuatan dan pemotongan Lopis Raksasa di Kel Krapyak Kota Pekalongan, yang menjadikan suasana syawalan unik adalah adanya tradisi penerbangan balon udara. Biasanya, sejak pagi-pagi di hari ke-7 setelah Lebaran, langit Pekalongan akan bertaburan balon-balon udara yang dilepaskan oleh masyarakat. Suara dentuman juga lamat-lamat terdengar saat petasan besar yang digantungkan pada balon-balon itu meledak di udara…
Indah..namun sekaligus menakutkan juga. Bagaimana bila balon berpetasan itu menjatuhi pemukiman / jalan raya yang padat? Tidak jarang pula ada berita jatuhnya korban karena petasan meledak sebelum balon mengudara alias gagal terbang… Duuh miriis..
https://www.instagram.com/p/Bx1u0g-lHkW/?utm_source=ig_web_copy_link
Belum lagi, kondisi itu juga bertentangan dengan regulasi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Menteri Perhubungan RI No PM 40 Th 2018 tentang Ketentuan Penggunaan Balon Udara pada kegiatan Budaya Masyarakat. Peraturan pemerintah ini diterbitkan antara lain karena adanya potensi bahaya balon udara, bagi penerbangan maupun bagi keamanan/ketertiban/keselamatan masyarakat.
Lalu…haruskah tradisi itu dihilangkan sama sekali?
Tidak. Melarang / menghapus tradisi itu bukanlah solusi yang tepat. Yang terbaik adalah tetap melestarikan tradisi, namun diupayakan sedemikian rupa agar tetap aman dan sesuai regulasi.
Pemerintah Kota Pekalongan berusaha agar tradisi masyarakat tersebut tetap lestari, namun dalam bentuk yang sesuai dengan regulasi yang ada. Festival Balon Udara tambat adalah jawabannya. Bekerjasama dengan AirNav Indonesia, tahun 2019 ini merupakan tahun kedua pelaksanaan festival ini.
Baca juga : Java Baloon Festival Pekalongan 2018, solusi lestarikan tradisi

Pekalongan Java Traditional Baloon Festival 2019 rencananya akan digelar pada tanggal 12 Juni 2019 di Stadion Hoegeng Kota Pekalongan, mulai jam 05.00 pagi.. Wiih…subuh-subuh menikmati warna-warni balon udara pastinya asyiiik…
Ohya, tahun ini Pemkot Pekalongan tidak hanya bekerjasama dengan AirNav Indonesia namun juga dengan Komunitas Sedulur Balon Pekalongan. Dan ada banyak hadiah yang dapat diperebutkan di festival ini, total Rp.70.000.000,- beserta beragam door prize dan juga ada pesta rakyat! Uhuuy…mantuuuul byangeet kaan …
https://www.instagram.com/p/BxwweOXFcOr/?utm_source=ig_web_copy_link
Nah… Bagi anak-anak muda yang biasanya sembunyi-sembunyi membuat dan menerbangkan balon udara ilegal, kenapa tidak ikut festival ini saja? Buktikan kreativitasmu dan berkompetisilah menjadi yang terbaik di festival ini.
Bagi masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, atau pemudik yang akan melewati Kota Pekalongan pada tanggal 12 Juni…siap-siap mampir ke Stadion Hoegeng Kota Pekalongan ya… Nggak akan menyesal deh..menikmati acara seru ini!! Yuuk…agendakan ya…
Berarti balonnya digantungin ya, eh, ditambatin kok ya. Kalau gantungin kan dari atas.
Idenya unik nih ya. Karena kalau tiba-tiba dihapus kan sayang ya. Pemerintah kerjanya juga cerdas dengan mencarikan solusi yang inovatif.
Iya ditambatkan dengan minimal 3 tali yang cukup panjang untuk dapat naik mengudara tapi tidak lepas/terbang..
Aaah seru banget kalo dijadiin festival gini yaa.. Jadi lebih aman dan terkondisikan. Jadi pengen ngeliat langsung di Pekalongan niih..
Yuk mba..main2 ke Pekalongan..
Wah sudah jadi semacam tradisi lebaran di Pekalongan ya, Mbak. Tiap tahun ada festival baloon. Jadi pengen ke Pekalongan liat festival ini. Anyway bagus juga pemerintah turun tangan jadi jalan tengah agar masyarakat bisa tetap bergembira namun tanpa mengganggu lalu lintas udara atau melanggar regulasi. Duh kangen Pekalongan
Yuk mba Donna..main2 lagi ke Pekalongan..
Kalau orang awam yang belum tahu aturan, regulasi, pasti ngomongnya cokan sekepenake. Lebih ke ngga setuju karena kekhawatiran ya, Mbak. Btw, aku pingin ikut berebut lupis raksasa. Hahaha
Siap2 uyel2an yaaa…yg mau nyicip lopis raksasanya buanyaaaak sih..haha…