LALANG UNGU

Ruang berbagi pengalaman dan manfaat

Catatan Perjalananku mengikuti Famtrip Karimunjawa

| 72 Comments

Lalang Ungu. Catatan Perjalananku Mengikuti Famtrip Karimunjawa ini kutuliskan sebagai kenang-kenangan atas kegiatan seru dan mengasyikkan yang kuikuti pada weekend yang lalu, tepatnya pada tanggal 28-30 September 2018.

Undangan dari Disporapar Jateng untuk mengikuti Familiarization Trip (Famtrip) ke Karimunjawa kudapatkan melalui Ketua GENPI Kota Pekalongan, yang tentu saja kusambut dengan gembira.

Alhamdulillah..izin cuti disetujui, sehingga pada hari Kamis 27 September malam aku sudah dalam perjalanan ke Semarang, bersiap mengikuti Famtrip yang sudah akan  dimulai pada Jumat 28 September.

Hari Pertama Famtrip Karimunjawa

Jumat pagi 28 September 2018 itu aku bersemangat meninggalkan tempat menginapku malam sebelumnya, menuju Kantor Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jl Pemuda 136 Semarang.

Setelah bertemu peserta Famtrip lainnya, menyelesaikan administrasi, mendapatkan pengarahan awal dan foto bersama, akhirnya sekitar jam 8-an kami berangkat menuju Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Ya, ternyata kami ke Karimunjawa melalui Semarang, tidak harus dari Jepara seperti yang kukira sebelumnya.. Ah, aku memang kurang apdet, ternyata sudah ada pembaharuan… hehe..

Inilah kapal yang membawa kami ke Karimunjawa

Kapal Express Bahari membawa kami menyeberang menuju Pulau Karimunjawa dengan lama perjalanan sekitar 2 jam lebih, berangkat pukul 9 pagi dan sampai di Pelabuhan Karimunjawa sebelum pukul 12 siang. Alhamdulillah perjalanan lancar, meskipun pada 1 jam terakhir terasa agak berat bagiku karena ombak yang semakin besar sehingga goyangan kapal semakin terasa. Tapi syukurlah…aku tidak mabok, teman-teman…. 😀

Dari pelabuhan kami menuju Homestay Sama-Sama yang akan menjadi tempat menginap kami selama di Karimunjawa, makan siang, ishoma setelah itu bersiap untuk menghabiskan sore di Kawasan Mangrove dan Pantai Ujung Gelam.

Tracking Mangrove Karimunjawa (Foto by : Mechta, Ella, Gugun)

Tracking mangrove adalah acara pertama kami di Karimunjawa. Asyik sekali menyusuri walking track sepanjang sekitar 2 km di antara pepohonan mangrove, sesekali menikmati suara burung dan ‘berkenalan’ dengan jenis-jenis pohon mangrove melalui papan-papan informasi kecil yang tersedia di beberapa titik di sepanjang track kayu tersebut. Tak ketinggalan menikmati keindahan pemandangan alam sekitar dari ketinggian gardu pandang yang ada di sana. Oya, video tracking mangrove bisa dilihat di channel youtube Mechta Deera ya… 🙂

Gardu Pandang di Kawasan Mangrove Karimunjawa

Dari hutan mangrove itu, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Ujung Gelam, salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset di Karimunjawa. Dan ternyata memang benar-benar indah pantainya.

Wow…pasirnya putiiiih…!!

Kelapa nDoyong di Tanjung Gelam

 

Pantai Tanjung Gelam Karimunjawa

Pasir putih itulah yang langsung menawan hatiku sejak pertama kali melihat pantai ini. Selain itu, airnya biru jernih, dengan gradasi warna biru kehijauan yang mencerminkan kedalaman laut. Oya, ada kumpulan bebatuan besar di pinggir pantai yang tentunya menjadi spot pepotoan yang asyik 😀  Dan ‘spot foto sejuta umat’ lainnya di pantai ini adalah di bawah pohon kelapa yang ndoyong alias miring. Antrinya lamaaaa…hahaha… Ditinggal minum kelapa muda dan makan gorengan di pinggir pantai sajalaaah…

Sunset di Tanjung Gelam (Foto by Mechta, Ella & Gugun)

Hari Kedua Famtrip Karimunjawa

Hari kedua ini adalah hari yang dinanti-nanti, karena merupakan waktu kami untuk jelajah pulau dan snorkeling! Saat meninggalkan pelabuhan Karimunjawa dengan perahu untuk menuju area snorkeling, hendaknya kita sudah siap dengan pakaian renang atau yang akan digunakan untuk berenang, karena tidak ada tempat ganti! Haha… Yaiyalaaah…, kan di tengah laut 🙂 Tepatnya kami berhenti di sekitar Pulau Menjangan kecil waktu itu.

Setelah mendapatkan pengarahan dari pemandu, masing-masing kami dibagikan alat snorkel , dan bagi yang tidak pandai berenang sudah siap dengan pelampung ( itu akuuuuu…. 😀 ) lalu satu persatu pun masuk ke laut. Begitupula aku, yang setelah dag-dig-dug sebelumnya (makluuuum, pengalaman pertama lho…) aku pun memberanikan diri untuk masuk ke laut.

Asyiknya ciblon dan snorkeling di Karimunjawa (Foto by Gugun)

Waaah….asiiiin…!! Itu teriakan pertamaku yang langsung disambut ketawa oleh semuanya. Yaiyalah buuu…namanya air laut itu asin, kalau manis itu air gula… hahaha… Maksudku, rasa asinnya nggak nyantai blas!! Ya maklumlah..baru kali itu renang di laut lepas..itupun saat tiba-tiba tersadar aku sedang di laut dan bukannya di kolam, langsung merasa panik dan buru-buru mendekat lagi ke arah kapal! Haha…memang pengalaman pertama ciblon di laut kemarin itu sungguh berkesan bagiku!

Setelah foto-foto saat ciblon dan juga foto di dalam laut bersama ikan-ikan yang bersliweran (sayangnya aku belum berani untuk ini…hihi… Nggak apa lah..mudah-mudahan lain kali ke mari, keberanian itu telah ada.. Aamiin..) maka kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pulau Geleang untuk makan siang.

Pantai di Pulau Geleang ini tak kalah indah dengan Tanjung Gelam, teman… Pasir putihnya sama menariknya..apalagi dengan taburan dedaunan dan buah pinus kering di sebagian permukaannya, membuatku tak tahan untuk mengabadikan keindahannya dengan kameraku 😀

Pulau Geleang Karimunjawa

Menu siang itu adalah ikan bakar. Waah, cocok sekali, bukan…makan ikan bakar di tepi pantai nan indah, bersama teman-teman yang menyenangkan. Pulang dari jelajah pulau, kami bersiap melihat Festival Karimunjawa bagian dari event promosi destinasi wisata dan budaya Jawa Tengah, yang diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun manca negara.

Hari terakhir Famtrip Karimunjawa

Tak terasa waktu berlalu, ya…seperti pepatah yang sudah sering kita dengar, bahwa dalam suasana gembira, waktu akan terasa cepat berlalu. Minggu, 30 September yang merupakan hari terakhir Famtrip ini akhirnya tiba juga.

Hari terakhir di Karimunjawa ini diawali dengan mengikuti Jalan Sehat yang merupakan rangkaian acara Festival Karimunjawa. Kegiatan yang diikuti oleh masyarakat setempat termasuk para pelajar ini dilepas oleh Bapak Alamsyah dari Disporapar Jawa Tengah di garis start yaitu di depan Pendopo Alun-alun Karimunjawa.

Setelah jalan sehat, kami pun meluncur menuju Bukit Cinta alias Love Hill. Perjalanan menuju bukit ini dari penginapan tak terlalu lama, hanya sekitar 30 menit saja. Yang langsung kurasakan istimewa adalah jalan menuju bukit cinta ini menanjak cukup terjal dan relatif sempit, hanya bisa dilalui 1 mobil saja, tidak bisa berpapasan. Namun rupanya sudah ada petugas-petugas dari masyarakat setempat yang mengatur agar mobil-mobil pengunjung yang naik & turun bergantian dan tidak saling berpapasan.

Keistimewaan berikutnya langsung kami rasakan adalah : begitu turun dari mobil ketika sampai di tempat parkir di kaki bukit kecil itu, menengok ke belakang… langsung terpesona dengan pemandangan ini!

Pemandangan dari Bukit Cinta Karimunjawa

Langsung kamera-kamera beraksi mengabadikan pemandangan indah ini. Setelah puas mengabadikan pemandangan indah itu, baru kemudian aku memperhatikan sekeliling. Tempat parkir itu tak begitu luas. Cuaca panas dan kering menyebabkan debu-debu langsung beterbangan ketika ada mobil datang ataupun pergi. Ah, sayang sekali…

Spot foto dengan huruf-huruf LOVE langsung menyapa, seakan ingin membuat pengunjung yakin mereka telah sampai di Bukit Cinta yang benar. 😀 Dan para pengunjung pun mengantri panjang untuk berfoto-ria di spot-spot pepotoan yang banyak disediakan di sana : Tulisan LOVE, Tulisan KARIMUNJAWA, Sarang Burung Raksasa, dll. Ada juga sebuah rumah panggung, serta semacam cafe dengan atap terbuka yang memanjakan pengunjung untuk berselfi ataupun welfi  di sana… Ya, rupanya bukit ini adalah ‘surga’nya para pecinta selfi di Karimunjawa 😀

Spot pepotoan di Bukit Cinta

Sampai saat ini aku masih belum tahu kenapa bukit ini dinamakan Bukit Cinta, namun buatku pribadi, bukit ini mengukuhkan rasa  cintaku ke Karimunjawa! Ya, jujur…aku jatuh cinta pada Karimunjawa pada kunjungan pertamaku ini!

Sepulang dari Bukit Cinta kami pun bersiap untuk menyeberang. Kapal Express Bahari kembali membawa kami menuju Tanjung Mas, dengan banyak kenangan manis atas perjalanan kali ini. Terima kasih, segenap jajaran Disporapar Jateng untuk kesempatan mengikuti Famtrip Karimunjawa ini.., juga terima kasih untuk teman-teman seperjalanan yang membuat perjalanan ini semakin gayeng! Semoga kita bisa bersama lagi dalam perjalanan yang seru lainnya…

Nah, itulah catatan perjalananku mengikuti Famtrip Karimunjawa yang sangat mengesankan. Bagaimana denganmu, teman-teman…ada pengalaman berkesan juga di Karimunjawa? Yuuk, bagi di kolom komen ya… Terima kasih…

72 Comments

  1. Pingback: Festival Karimunjawa : sajian sepekan yang mengesankan |

  2. Pingback: Belajar renang di usia dewasa, why not? |

  3. Pingback: Adopsi Hutan, Salah Satu Cara Menjaga Warisan Berharga Untuk Generasi Mendatang |

Leave a Reply

Required fields are marked *.