Assalamualaikum, Bapak, Ibuk… Apa kabar? Kula kangen…
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Seakan berlari.. Tahun ini, tahun ke-27 kepergian Bapak, dan tahun ke-4 sepeninggal Ibuk. Tahun terus berbilang, namun rindu ini tak akan pernah hilang..
Ohya Pak, Buk.. Ini Bulan Agustus, bulan perayaan. Tahun ini negara kita genap 80 tahun. Di luar sana gegap gempita perayaannya, namun tak semua ceria. Ada pula cerita-cerita luka dan kecewa anak Bangsa. Duuh..semoga bangsa ini semakin baik di masa depan..
Untaian kata ini kutulis di September 1996, setelah kepergian Mbah Putri, salah satu sosok terdekatku. Kehilangan besar pertamaku yang menyisakan ruang kosong di hati sejak saat itu hingga kini. Untaian kata yang masih sering kusenandungkan, terutama saat-saat kangen beliau dan orang-orang terkasih yang telah mendahului. Seperti saat ini..
Awal bulan Juni kembali tiba. Waktu yang selalu tak pernah gagal mendatangkan campur-bawur rasa di hatiku. Sedih sekaligus rindu, padamu…
Hari ini -3 Juni 2025- adalah peringatan hari lahirmu. Sembilan puluh empat tahun lalu, Eyang putri Darsawijaya melahirkanmu sebagai putera ke-4 dari 8 putera-puterinya. Hari yang akan selalu menjadi salah satu hari yang selalu kusyukuri.
Bapakku tercinta Soeranto Priyowijoyo saat masih dinas aktif
Bapak, tak pernah habis rasa syukurku memilikimu sebagai pengukir jiwa ragaku. Sosok lelaki istimewa yang tak hanya mewariskan gen bagi kami putera-puteri mu, namun juga memberikan begitu banyak pelajaran dan kenangan indah selama kebersamaan kita.
Hai Sahabat Lalang Ungu, semoga selalu sehat dan bahagia di hari ke 22 di Bulan Maret sekaligus hari ke-12 Ramadan di tahun 2024 ini.
Ramadan memang selalu berkesan bagiku, jadi kalau ada yang bertanya kapan Ramadan yang paling berkesan, hm…aku agak bingung menjawabnya. Tapi, saat ini ada satu Ramadan yang sedang ingin kukenang, yaitu Ramadan di Tahun 2021 Masehi atau 1442 Hijriah.
Ada peristiwa apa di kala itu?
Sebenarnya, aktivitas Ramadan kami di kala itu hampir tak ada yang istimewa, kami melakukan kegiatan yang hampir sama dengan kegiatan yang kami lakukan di Ramadan-ramadan kami sebelumnya. Nyadran sebelum Ramadan, mempersiapkan menu buka-sahur, menjalani puasa dan tarawih bersama, mempersiapkan kebutuhan lebaran, kegiatan-kegiatan yang hampir sama berulang setiap tahun.
Namun kini, kenangan Ramadan kala itu terasa berbeda karena ternyata itulah Ramadan terakhir kami bersama ibu 😢 Ya, Ramadan di tahun 2021 lalu itu berlangsung sejak 12 April hingga 12 Mei 2021, dan sekitar 2 bulan kemudian Ibu meninggalkan kami untuk selamanya, tepatnya di tanggal 10 Juli 2021.
2 bulan setelah Ramadan 2021,Ibu kami berpulang.. 😭
Sahabat Lalang Ungu, tak terasa awal Ramadan tinggal sebulan lagi. Sudahkah kalian bersiap menyambutnya? Atau bahkan sudah sangat siap hingga persiapan baju Lebaran bahkan sudah dipikirkan? 🤭
Kalau aku sih untuk Ramadan selain persiapan fisik antara lain mulai lebih memperhatikan kondisi lambung (karena pekan pertama Ramadan biasanya paling berat untukku yang punya sejarah maag ini) biasanya juga persiapan lahir batin agar bisa melakukan amalan-amalan Ramadan dengan sebaik-baiknya, khusus di tahun ini juga bersiap menata hati.
Iya, menata hati juga… Semoga bisa melewati Ramadan kedua tanpa almh ibuk ini dengan sebaik-baiknya. Tahun lalu, Ramadan dan Lebaran pertamaku tanpa ibu terasa amat sangat berat. Dan puncaknya ngungsi malam takbiran ke rumah kakak di Semarang karena tak sanggup berlebaran di rumah sendiri yang menyimpan begitu banyak kenangan Lebaran bersama beliau di tahun-tahun sebelumnya.
Ramadan kemarin itu, boro-boro mikir persiapan lebaran seperti baju, makanan, dll. Bisa lulus sebulan menjalani Ramadan kemarin itu dengan tetap waras bagiku sudah Alhamdulillah bangeeet.. Kehebohan bersama ibu mempersiapkan seragam Lebaran keluarga besar Soeranto dari jauh-jauh hari seperti tahun-tahun sebelumnya tinggal kenangan.
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar.. Semoga tetap sehat dan bahagia yaa.. Sahabat, mumpung masih segar dalam ingatan, aku akan mulai menuliskan rangkaian kenangan perjalanan umrah yang alhamdulillah sudah terlaksana tanggal 4-14 November kemarin.
Tulisan-tulisan itu insyaAllah kuniatkan sebagai salah satu bentuk rasa syukurku, catatan yang kelak bisa kubaca-baca lagi untuk dapat kembali kusyukuri. Namun sebelumnya, aku ingin menuliskan tentang sebuah mimpi besar yang pernah kami rajut. Ya, kami : aku dan almh ibu.
Mimpi itu berawal dari belasan tahun lalu, ketika ibu rasan-rasan ingin berhaji bersama. Sebuah mimpi indah, bersama menjadi tamu Allah, bersama bersujud di baitullah. MasyaAllah…mimpi besar yang sangat indah, bukan? Maka kami mulai berusaha mewujudkannya antara lain dengan makin rajin menabung.
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Ah, senang rasanya bisa kembali menulis di rumah maya ku ini, setelah beberapa waktu libur menulis sekitar 2 minggu ini. Nah, ketika kembali berkesempatan membuka WAG, bertebaran pesan-pesan tak terbaca yang menumpuk selama 2 minggu terakhir ini.
Salah satunya dari grup 1week 1 post komunitas Gandjel Rel yang kuikuti. Hm, sudah telat 1 periode nih, yaitu periode 6 dengan tema Film Favorit dan pekan ini masuk periode 7 dengan tema Kebaya Merah. OK deh, biar tak terlalu lama telatnya, kali ini aku mau mulai menulis untuk periode 6 dulu deh.
Film Favorit. Hmm…ini sih tema yang tak terlalu sulit sebenarnya ya, khususnya bagi para penikmat film. Tapi terus terang, buatku yang bukan penikmat film ini malah jadi tema yang rada-rada sulit..hahaha.. Maklum saja, cuma ada beberapa gelintir film yang kutonton selama bertahun-tahun ini..dan film favoritku sudah kutuliskan di salah satu post di Lalang Ungu ini. Mau tahu? Niih…baca di sini deh…
Nah, karena aku sudah pernah menuliskan tentang film layar lebar favoritku, maka kali ini aku akan menuliskan tentang tontonan favoritku di televisi saja yaa… Tapi…yang akan kutuliskan ini bukan tontonan favorit saat ini ya, karena saat ini aku sangat jaraaaaang nonton TV, lebih asyik dengan gadget-ku saja..haha.. Jadi, inilah beberapa tontonan favoritku di masa kecil : Continue reading “Acara TV Favorit di Masa Kecil Kami”
Sahabat Lalang Ungu, tahukah kalian bunga yang dijuluki sebagai Ratu Malam?
Jika kalian menjawab bunga Wijaya Kusuma, maka jawaban kalian itu benar!! Tanaman hias Wijaya Kusuma mempunyai bunga yang cantik, yang hanya mekar sekali di malam hari dan mempunyai aroma wangi khas. Itu sebabnya dijuluki sebagai Bunga Ratu Malam.
Kami mempunyai kenangan indah dengan si Ratu Malam ini, sehingga ketika awal September tahun lalu berhasil mengadopsi serumpun kecil bunga ini dari mba Susi blogger Jepara, sungguh sangat senang hatiku. Sayang ibu sudah tiada saat itu, kuyakin beliau akan senang bila tahu akhirnya kami menanam lagi bunga kesukaan beliau di rumah ini.
Kondisi Wijaya Kusuma di Oktober 2021 ~ album FB Mechta Deera
Pot kecil itu kusimpan di tempat bermandikan cahaya matahari sesuai pesan mba Susi sebagai tempat kesukaan bunga jenis ini. Setelah 11 bulan kami rawat, alhamdulillah hingga saat ini kami sudah 2x menikmati keindahan Sang Ratu Malam ini di rumah kami, dan saat ini sedang menantikan periode bunga ketiga. Continue reading “Menikmati Keindahan Sang Ratu Malam Wijaya Kusuma”
Kemuning. Kalau mendengar kata itu, apa yang terpikirkan oleh kalian, Sahabat Lalang Ungu?
Kalau aku, terus terang langsung terbayang bunga putih cantik nan mungil yang beraroma harum.. Ya, Bunga Kemuning yang sepertinya sudah tak asing lagi bagi para pecinta bunga hias ya..
Sekuntum Kemuning : Putih. Mungil. Wangi.
Namun, kali ini aku ingin bercerita tentang Kemuning yang sama sekali tak ada hubungannya dengan bunga hias, namun sama-sama mengandung keindahan dan menimbulkan rasa senang.
Kemuning yang ada dalam tulisanku kali ini adalah nama sebuah desa di Kecamatan Ngargoyoso Kab Karanganyar Jawa Tengah. Desa Kemuning ini terkenal karena mempunyai potensi wisata kebun teh.
Rencana reuni itu sudah kudengar beberapa bulan yang lalu, namun keputusan untuk menghadirinya memang baru kuputuskan di hari terakhir pendaftaran, yang hanya beberapa hari sebelum acara akan dilaksanakan. Selain karena ada beberapa jadwal kegiatan dinas yang harus kupastikan terlebih dahulu, juga karena akhir-akhir ini sebenarnya aku masih merasa kurang nyaman bertemu banyak orang. Beruntung salah satu sahabat meyakinkanku untuk hadir, sebuah keputusan yang tidak kusesali bahkan kini kusyukuri.
Oya, acara yang kumaksud itu adalah reuni akbar 35 tahun angkatan kuliah kami di Kampus Hijau Bogor. Iya betul..35 tahun! Memang sudah setuwir itulah kami..wkwkwk… Kami dari angkatan 23, sementara saat ini angkatan terbaru di kampus itu sudah 58. Kalau dulu kami pertama kali berkenalan sebagai anak-anak muda yang idealis, penuh cita-cita tentang masa depan yang gemilang, maka saat ini kami bertemu kembali sebagai emak-emak dan bapak-bapak (bahkan sebagian juga sudah berstatus kakek-nenek) dengan berbagai kenangan indah dari masa muda nan gemilang 😀