Hai Sahabat Lalang Ungu, salam sehat dan bahagia ya.. Sahabat, pada tulisan kali ini dan beberapa tulisan yang akan datang aku akan menuliskan cerita pengalamanku bersama dengan sahabat-sahabat putih-abu ku saat reunian beberapa hari lalu.
Reuni bersama sahabat putih-abu selalu menyenangkan apalagi bila dikemas dengan acara healing tipis-tipis alias jalan-jalan. Nah, kali ini reuni + jalan-jalan kami bertujuan Jogja khususnya ke daerah Gunungkidul. Ada 3 lokasi wisata yang kita kunjungi yaitu Pantai Ngobaran, Pantai Gesing dan Obelix Sea View. Kebersamaan seharian yang seru dan sangat berkesan!
Kami berangkat dari Semarang sekitar pukul 6.30 WIB, meluncur menuju Jogjakarta melalui tol Semarang – Boyolali dan lanjut ke Jogja via Klaten, ngampiri Jeng Esti -sahabat kami yang berdomisili di Jogja- dengan titik temu di Piyungan, lalu bablas ke Gunungkidul.
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia ya.. Tak terasa kita sudah melewati pertengahan Bulan November, yang berarti tak berapa lama lagi tahun sudah akan berganti. Ah…begitu cepatnya waktu berlalu…
Sahabat, beberapa bulan lalu aku menerima email dari salah satu aplikasi layanan berbagi resep yang kuikuti sejak sekitar 4 tahun lalu namun sebenarnya aku jarang berinteraksi di sana karena ya memang jarang masak! haha..
Email tentang akun Cookpad Mechtadeera
Nah, membaca email itu aku jadi teringat awal mula aku membuat akun di aplikasi tersebut pada Januari 2020 lalu. Bukan karena suka masak sebenarnya…tapi lebih karena suka motret dan aku punya beberapa foto hasil masakanku! Sebuah alasan yang agak aneh sepertinya ya…😁
Nah..ini resep pertama yang kubagikan kala itu…Kalau yang ini foto hasil masakan yang paling kusuka dan akhirnya mendorongku untuk menerbitkannya di akun Cookpad Mechtadeera 😁
Nah..mungkin karena alasan aneh itu, aku jarang aktif di sana. Hanya saat iseng masak dan foto-foto saja..dan sayangnya untuk sekedar iseng pun tak bisa sepekan sekali juga! Walhasil, selama 4 tahun punya akun di sana baru 25 resep saja yang berhasil kubagikan.
Namun melihat perkembangan akunku seperti yang tampak pada screenshot email di atas, aku jadi terdorong untuk aktif lagi berbagi resep di sana. Mulai lagi meluangkan waktu untuk cari resep yang ingin dicoba (tentunya resep-resep yang gampang dan bahannya hampir selalu ada di rumahku), lalu uplek di dapur dan tentunya meluangkan waktu foto-foto bahan maupun hasil masakan ala-ala itu sebagai ilustrasi resep. Langkah berikutnya adalah menuliskan tentang bahan serta langkah-langkah memasaknya di akunku itu. Tentu saja semuanya hanya bisa kulakukan di akhir pekan saja. Namanya juga Si Awam Dapur..masak hanya akhir pekan saja! 😁
Itu adalah salah satu dari banyak pertanyaan yang kami terima dari keluarga/ teman-teman setelah sampai lagi di tanah air.
Pertanyaan sederhana, tapi jawabannya ternyata jadi panjaaang… Memang menu makanan yang disajikan enak-enak sih…tapi…terus terang tidak semua bisa dengan mulus diterima oleh ilat ndeso kami 🤭
Aku dan adikku sebenarnya bukan termasuk orang yang pemilih dalam hal makanan, tapi tetap saya lidah kami yang sudah sangat terbiasa dengan nasi dan masakan berbumbu lokal ini lumayan kaget dengan menu/citarasa baru selama perjalanan kemarin. Tapi alhamdulilah kami sudah siapkan antisipasi nya ..
Hai Sahabat Lalang Ungu, apakah kalian tahu Buah Zuriat? Atau ada yang pernah mengkonsumsi nya?
Nah..kalau aku, justru baru beberapa waktu kemarin mendengar nama buah itu, melihat wujudnya dan mencicipinya.
Apakah aku sedang program hamil?
Hehe…tentu saja tidak!
Tapi, aku tak akan heran kalau pertanyaan itu sempat muncul di benak kalian mendengar aku mencicip buah Zuriat, karena ternyata banyak opini di luar sana yang menyebut bahwa konsumsi buah ini bagus untuk yang sedang program hamil.
Bahkan awalnya aku mendengar nama buah ini juga karena ustad muthawif saat kami umrah kemarin menyebutkan nama buah ini ketika adikku mencari kurma muda untuk ikhtiar hamil istrinya dan ustad itu menyebutkan selain kurma muda ada juga buah yang sering digunakan untuk ikhtiar hamil yaitu Buah Zuriat.
Hai Sahabat Lalang Ungu, apa kabar? Semoga senantiasa sehat dan bahagia ya.. Tak terasa Ramadan tinggal beberapa hari lagi akan berlalu. Sedih ya..semoga kelak kita masih diberi umur panjang dan kesempatan untuk bersua kembali dengan Bulan suci yang selalu dinanti ini. Aamiin…
Bagaimana dengan Ramadanmu kali ini? Semua lancar dan aman terkendali?
Bincang-bincang tentang ramadan tak akan lepas dari pengalaman kita sehari-hari menjalaninya, termasuk ribet hampir setiap hari menentukan menu sahur dan berbuka kita. Ya, saking istimewanya bulan ini, seringkali kita berupaya lebih dalam menjalaninya. Semoga saja kita tidak sampai berlebih-lebihan dalam melakukannya ya, karena tentu saja semua yang berlebih-lebihan itu tidak baik.
Oya, ngomong-omong tentang menu Ramadan, apakah kalian punya menu favorit untuk sahur ataupun berbuka?
Kalau aku sendiri, sepertinya menu ramadan tidak jauh beda dengan menu sehari-hari di luar Bukan Ramadan sih. Terutama di Ramadan kali ini, kami -karena satu dan lain hal- lebih sering membeli masakan dibanding membuat sendiri di rumah. Tapi ya tetap saja ya, saat membeli itu sedapat mungkin kita memilih sesuai dengan kesukaan kita, kecuali kalau pilihannya terbatas..hehe.. Nah, di tulisan kali ini aku akan ceritakan menu-menu favorit atau yang paing sering kami beli di Bulan ramadan ini. Continue reading “Apa menu Ramadan Favorite Mu?”
Hai kanca-kanca Lalang Ungu, piye kabare? Rak yo saras kabeh to? Pancen wayah iki lagi usum udan dadi yo ora maido yen akeh sing dho meriang lan pilek kaya aku wingenane, nanging alhamdulilah saiki wis bali waras maneh.
Wulan kapindho ing tahun 2024 iki wis kelakon 8 dino, aku nembe sempat nulis nang blog iki..hehe… Jan-jane ki yo ora sibuk-sibuk nemen wingenane iku, tapi mbuh ya kok arep nulis rasane aras-arasen wae..haha… Ojo ditiru yo, kanca-kanca…
Kanca Lalang Ungu, esuk mau kok ndilalah aku ngrasa gabutmerga preinan ora nang ngendi-ngendi mung nang omah wae, njuk weruh turahan Gedhang Kepok sing tuku wingenane wis katon dalu (tandha-tandhane werna kulite coklat tuwa semu Ireng, nanging yen dipenyet gedhange durung mlenyek nemen). Arep digawe kolak/setup wis ora cocok merga wis lembek, akhire golek-golek resep nang internet.
Asile golek resep iku aku nemu macem-macem resep sing bahan dasare pisang, lan ana 2 macem resep sing pengen tak coba yaiku : Bolu Pisang Kukus lan Caranggesing. Nah, Dina iki sing tak tulis disik resep bolu ne iku ya..
Konco Lalang Ungu, piye kabare? Rak yo podho sehat kabeh to? Muga-muga ing dina Kemis tanggal kaping 11 wulan Januari iki kabeh konco tansah Saras lair batin. Aamiin..
Eh, wektu kok rumangsaku cepet nemen lumakune ya.. Kaya nembe wingi dho rame-rame perayaan ganti taun, lha kok moro-moro wis tanggal 11 Januari! 😁
Oya kanca, ing dina Kemis iki aku arep crita pengalamanku njajan nang Angkringan Baloeng Gajah, nalika preinan taun anyar wingenane kae. Critaku nganggo basa Jawa yo kanca, amarga pengen melu nguri-uri budhaya Jawa ing Kamis Jawi iki.
Kanca Lalang Ungu wis tau ngerti Angkringan Baloeng Gajah sing arep tak critaake iki?
Hai Sahabat Lalang Ungu, apakah kalian penggemar makanan instan? Bukan makanan sehat memang, tapi terus terang aku suka nyetok mi instan di rumah, dan akhir-akhir ini menambahkan sup krim instan ke dalam daftar stok makanan kering di rumah, hehe..
Awalnya, waktu itu ada anggota keluarga yang sedang tidak enak badan dan malam-malam ingin makan yang anget-anget tapi nggak mau nasi. Buka-buka almari dapur nyari mi eh malah nemu 1 sachet sup krim. Alhamdulilah dia mau makan separuh porsi, sisanya jatah aku yang harus ngabisin, eh lha kok aku malah jadi suka! 😀
Setelah itu waktu belanja bulanan aku sering ambil beberapa sachet sup krim dengan berbagai varian rasa untuk persediaan. Seringnya sih dibuat saat ingin sarapan selain dengan nasi/mi, atau pengganjal perut malam-malam 🙂
Cara bikinnya yang super gampang -ya iyalaah, namanya juga instan, meski nggak instan-instan amat alias bisa langsung hap melainkan tetap harus dimasak juga- membuatnya jadi alternatif pengganjal perut yang bikinnya cepat selain mi.
Seperti juga kalau masak mi, biar nggak bosan, kami sering menambahkan bahan-bahan lain ke dalam sup krim instan tersebut. Selain menambah rasa, kata adikku biar ada tantangan ngunyahnya, hehe…
Suara renyah Mayang tiba-tiba terdengar dari ruang tengah. Bundanya yang sedang di dapur mendengar, tapi sengaja tidak bereaksi. Tak berapa lama, kepala mungil melongok di pintu dapur.
“Bunda sedang sibuk ya?” tanyanya.
Perempuan paruh baya yang sedang memilah-milah sayuran dan bumbu dapur dan memasukkannya ke kotak-kotak terpisah, menggeleng sambil menatap putrinya. “Enggak, cuma menata belanjaan tadi. Ada apa sayang, kok teriak-teriak?”
“Maaf Bun, Mayang tadi lupa mengecilkan volume suara..hehe,” Mayang lalu masuk ke dapur dan menarik bangku mendekati ibunya, “apakah kita masih punya Kacang Hijau?”
“Hm..bunda lupa, masih ada atau tidak ya? Coba kamu lihat di lemari persediaan itu, Sayang..” jawab ibunya sambil menggerakkan dagu ke arah almari kayu di sudut dapur.
Mayang segera beranjak menuju almari yang dimaksud dan mencari-cari di kotak-kotak yang ada di dalamnya. Sejurus kemudian dia membalikkan badan sambil mengacungkan sebungkus kecil Kacang Hijau yang dicarinya. Continue reading “Wedang Kacang Hijau a la Bunda Mayang”
Hai Sahabat Lalang Ungu.. apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia ya.. Oya di hari pertama Bulan Ramadan ini, izinkan aku mohon maaf lahir dan batin yaa..dan untuk sahabat yang akan melaksanakan ibadah Ramadan semoga diberi kemudahan dan kesehatan untuk menjalankannya wajib maupun sunah-sunahnya hingga akhir nanti. Aamiin ..
Sahabat, kali ini aku akan ceritakan pengalaman kami menikmati makan bersama di 3 kota yang berbeda saat sarapan, makan siang dan makan malam. Suatu kesempatan yang jarang terjadi bisa makan bersama lengkap dengan kakak dan adikku.
Alhamdulillah kesempatan ‘langka’ itu tiba beberapa waktu lalu saat kami menyengaja ketemu untuk ruwahan dan nyadran bareng, tradisi jelang Ramadan yang biasa kami lakukan setiap tahunnya. Baca juga : Pembuatan Kue Apem dan Pasung untuk Ruwahan
Dimulai dari acara ruwahan yaitu menyiapkan hantaran ruwahan -berupa apem, pasung, ketan dan pisang raja- lalu doa bersama dan membagikan hantaran ruwahan itu ke tetangga, lalu nyekar ke makam alm& Almh Mbah Putri, Mbah Kakung, bapak dan ibuk yang semuanya di Semarang.
Hantaran Ruwahan yang berisi Nasi Ketan, Kue Apem, Kue Pasung dan Pisang Raja
Keesokan harinya kami berangkat pagi hariuntuk nyekar ke makam-makam leluhur di kota kelahiran kami Salatiga lalu lanjut ke Jogja tempat makam almh Mbak sulung kami. Alhamdulillah perjalanan Semarang-Salatiga-Jogja PP aman dan lancar. Nah saat perjalanan itulah kami sempat kulineran 3 waktu di 3 Kota.
Sarapan di Salatiga
Tujuan pertama nyadran kali ini adalah ke makam Andong Salatiga di mana sebagian leluhur kami dimakamkan. Diawali dengan bersih-bersih makam Mbah-mbah buyut dan adik ibu, kirim doa untuk beliau semua dan diakhiri dengan tabur bunga mawar putih di masing-masing makam beliau.
Sebelum lanjut ke Jogja kita cari sarapan dulu agar perut aman sentosa..haha.. Awalnya pengen kulineran di alun-alun Salatiga tapi tidak jadi, diputuskan untuk lanjut perjalanan sambil nyari-nyari tempat sarapan yang searah ke jalan tol.